Komponen dalam Memandu Proses Belajar dengan Permainan
February 15, 2014 . by rudicahyo . in Creative Learning . 0 Comments
Kita pasti familiar dengan istilah game atau permainan. Dalam sebuah training, biasanya metode belajar ini sering digunakan. Agar proses dan hasilnya optimal, kita perlu tahu cara memandu permainan dalam proses belajar. Sebelumnya, kita pahami terlebih dahulu komponen dalam memandu proses belajar dengan permainan.
Sebelumnya, dalam pengantar tulisan “Prinsip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan“, diceritakan tentang para pemandu game di acara ulang tahun Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Nah, dari cerita tersebut, aku ingin berbagi pengalaman dalam memandu game atau permainan.
Aku memang senang dan sudah menekuni bidang fasilitasi belajar sejak masih mahasiswa. Pada waktu mahasiswa, aku sudah sering memandu training dengan menggunakan permainan. Bahkan aku sudah pernah punya lembaga yang bergerak di bidang training. Kliennya pun beragam, mulai dari mahasiswa, sekolah, sampai perusahaan dan organisasi. Meskipun lembaga ini sudah tidak ada, namun pengalaman di bidang training sangat berharga. Ini terbawa sampai kini, karena aku sendiri juga masih membawakan training sampai saat ini. Sekarang pun aku sedang membangun sebuah lembaga baru. Namun di luar urusan training, pengalaman ini juga berguna saat aku mengajar mahasiswa.
Kebetulan yang membawakan permainan di ulang tahun Fakultas Psikologi kemarin adalah mahasiswa. Dari situlah aku teringat masa-masa ketika aku memandu game seperti yang mereka lakukan. Pada tulisan “Prinsip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan” sudah diceritakan bahwa para pemandu mengalami kesulitan dalam memfasilitasi proses belajar dengan permainan. Diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat untuk para mahasiswa dan para trainer yang berperan sebagai pemandu proses belajar dengan menggunakan permainan.
Berbicara tentang memandu game atau permainan, lebih enak kalau kita mencermati terlebih dahulu komponen-komponennya yang terdiri dari: instruksi, motivasi dan refleksi. Mari kita bahas satu per satu.
Bagian awal dalam game atau permainan adalah instruksi. Seperti yang sudah disinggung dalam tulisan “Prinsip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan“, yang sering menjadi persoalan dalam memandu permainan adalah saat memberikan instruksi. Jika instruksinya berhasil, maka permainan secara keseluruhan akan lebih lancar. Instruksi adalah separuh dari keberhasilan permainan. Pada tulisan yang sama, juga sudah disinggung tentang komponen instruksi, yaitu: pembuka, ilustrasi, cara main, aturan main, dan klarifikasi. Seluruh bagian instruksi ini harus dipandu secara baik.
2. Motivasi dalam Bermain
Motivasi biasanya diberikan saat akan atau sedang bermain. Misalnya saja untuk game kompetisi, maka dari awal sudah ditekankan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kompetisi, misalnya hadiah, kriteria menang, konsekuensi jika kalah dan sebagainya. Jika motivasi diberikan saat bermain, trainer atau pemandu bisa terus mengingatkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kompetisi, misalnya mengingatkan waktu, menunjukkan bawah kelompok lain sudah lebih cepat, dan sebagainya.
3. Refleksi setelah Bermain
Refleksi biasa disebut dengan debriefing. Bagian ini dilakukan untuk mereveiw permainan, memastikan hasil belajar dan menguatkan atau mengristalkan hasil belajar. Caranya bisa dilakukan dengan dialog, ngobrol atau diskusi dalam kelompok, bahkan bisa juga dilakukan dengan menuliskan.
Masing-masing komponen ini akan kita bahas satu per satu dalam tulisan yang berbeda. Apakah Kamu pernah memandu proses belajar dengan permainan? Adakah komponen yang lain? Silahkan ditambahkan.
Artikel tentang Creative Learning Lainnya:
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Tips Fasilitasi Belajar: Menggunakan Contoh untuk Menjelaskan
- Prefleksi, Sebuah Pemberdayaan Imajinasi untuk Efektivitas Proses Belajar
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Fasilitasi Diskusi yang Efektif
- Klasifikasi Membuat yang Rumit Menjadi Sederhana
- Berkenalan dengan Mosaic Learning
- PowerPoint HANYA Alat Presentasi, BUKAN Tujuan Belajar
- Mengelola Fungsi Permainan untuk Belajar
- 5 Pembunuh Kreativitas Guru dalam Membuat Inovasi Belajar
- Aturan yang Menjaga Kelas Aktif dan Kreatif
- Kreativitas, Penciptaan Berawal dari yang Tidak Penting
- Problem Fatal Guru dalam Memandu Proses Belajar
- Perbedaan Analisis Level Rendah dan Analisis Level Tinggi
- 5 Kesalahan Penggunaan PowerPoint
- Aktivasi Kelas untuk Efektifitas Belajar
- Kreativitas KOWAWA
- Bagaimana Memandu Fasilitasi Belajar Secara Total?
- Cara Memberikan Instruksi Permainan untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Bagaimana Cara Belajar dengan Lagu?
- Transformasi Cara Berpikir untuk Menuju Kreativitas
- 3 Komponen Penting dalam Fasilitasi Belajar
- 3 Cara Mudah untuk Mengingat
- Prinip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan
- Variasi Dapat Menjaga Kreativitas
- Resep Presentasi Spektakuler
- Prinsip Klasifikasi untuk Menyederhanakan Kerumitan
- Belajar Kreatif Membuat Definisi 2
- Fasilitasi Proses Belajar adalah Menggembala
- Tentang Kreativitas: Apakah Kita Kreatif?
- Fasilitator Bukan Korektor atau Editor
- Bagaimana Membuat Fasilitasi Belajar yang Hebat?
- Fasilitasi Belajar Buruk yang Sangat Disukai Peserta
- Menguatkan Logika Matematika dengan Storytelling
- 3 Cara Menggunakan Cerita untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Rumus Belajar Sederhana Namun Bermakna
- Bagaimana Cara Belajar yang Sesuai dengan Perkembangan Anak?
- Mengharmoniskan Isi dan Metode Belajar Cerdas
- Membuat Desain Belajar yang Optimal
- Bermain "Tebak Rasa" untuk Belajar Observasi
- Belajar Kreatif untuk Membuat Definisi 1
- Fasilitasi Proses Belajar dengan Hierarchy of Questions
- Kenapa Iklan Jadi Media Belajar yang Tajam untuk Anak?