5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
September 22, 2014 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Setiap orangtua berinteraksi dengan anak dalam urusan tertentu. Dalam sebagian besar (atau hampir semua) urusan, orangtua sangat mungkin merasa lebih tahu. Karena itulah tidak jarang orangtua sulit mempercayai anak. Apa dampak ketidakpercayaan kepada anak?
Masih ingat pada saat sekolah pertama kali? Bagaimana ekspresi orangtua kita saat mengantar kita ke sekolah? Apakah mereka dapat lega melepas kita saat memasuki pagar sekolah? Atau malah orangtua tidak pulang dan menunggui kita sampai bel tanda berakhirnya sekolah berbunyi?
Mungkin saja dulu orangtua kita dapat melepas kita untuk bermain di sekolah. Mungkin juga orangtua kita dengan berat hati melepas kita dan akhirnya menunggui sampai akhir jam sekolah. Dan bisa jadi kita juga melakukan hal yang sama untuk anak-anak kita sekarang. Benar begitu?
Demikian juga ketika kita bermain bersama teman di dalam atau luar rumah. Tak jarang orangtua sering menengok atau mungkin memanggil-manggil untuk pulang. Dan itu bisa dilakukan tiap 5-10 menit sekali. Bahkan untuk sebagian orangtua yang tidak tahan, akhirnya ikut bermain atau menungguinya ketika bermain.
Begitu juga dengan orangtua yang mengawal anaknya saat melakukan banyak aktivitas pribadinya, misalnya saja saat makan. Ketika anak sudah bisa makan sendiri, orangtuapun kadang masih mengawasi, khawatir piring pecah, lantai kotor, minuman tumpah, dan sebagainya.
Model perlakuan orangtua kepada anak yang selalu membayangi, memberikan bantuan, memperingatkan, atau banyak melarang, juga bisa terjadi dimanapun. Perlakuan orangtua di rumah juga bisa menjadi cerminan, bagaimana ia memperlakukan orang lain di luar rumah. Misalnya saja atasan yang banyak mendikte anak buahnya hampir di semua urusan. Bibir seperti memberi keleluasaan, tapi mata, sikap dan perlakuan selalu mengawasi dan mengarahkan. Improvisasi dari anak buah menjadi hal yang selalu dikhawatirkan. Kreativitas diartikan sebagai ancaman bagi keberhasilan. Bagaimana efeknya bagi bawahan? Boleh jadi mereka menjadi peragu, serba salah dan menginginkan semua urusan bersama atasan cepat berlalu.
Dampak seperti yang dialami oleh anak buah dengan atasan yang sulit memberi kepercayaan, juga dapat terjadi kepada anak, jika orangtuanya juga melakukan hal yang sama. Ada banyak bentuk (manifestasi) ketidakpercayaan orangtua kepada anak, misalnya banyak memberi bantuan, banyak mengawasi, memberi dan memperingatkan aturan, atau tidak mengijinkan melakukan banyak hal. Apa saja dampak ketidakpercayaan orangtua kepada anak?
1. Tidak percaya diri
Ketika orangtua terlampau reaktif, banyak mengarahkan dan mengingatkan aturan, maka sangat mungkin anak menjadi tidak percaya diri. Jika anak banyak diatur, diperingatkan dan disalahkan secara intens, maka anak akan merasa tidak kompeten dalam banyak urusan. Hal ini dapat membuat anak tidak percaya diri.
2. Sulit mengambil inisiatif
Ketika anak banyak diperingatkan, diarahkan, atau diatur (atas dasar ketidakpercayaan), maka anak akan menjadi penakut untuk mengambil inisiatif. Anak akan banyak menimbang dan ragu untuk mengambil tindakan. Akan muncul dorongan yang besar untuk selalu menanyakan terlebih dahulu hampir di semua hal. Bahkan yang lebih fatal, anak tidak berani untuk bertindak sekaligus tidak berani untuk bertanya.
3. Serba salah
Jika anak berani mengambil tindakan, maka tindakan yang ia lakukan tetap serasa diawasi. Anak akan merasa serba salah dengan tindakannya.
4. Kompulsif
Ketika anak merasa diawasi dan merasa serba salah, maka sangat mungkin ia menjadi kompulsif. Anak sangat takut berbuat kesalahan, sehingga sedikit bertindak, berkali-kali memeriksa. Pertanyaan yang selalu hadir ketika anak bertindak adalah “Apakah aku telah melakukan kesalahan?”.
5. Sulit mempercayai orang lain
Jika anak tidak mendapatkan kepercayaan, maka perlakuan yang ia terima juga akan ia berlakukan kepada orang lain. Selain karena anak memang pencontoh yang baik, perlakuan orang dewasa di sekitarnya akan menjadi standar untuk membuat perlakuan kepada orang lain. Jadi, jika ia sering tidak dipercaya dengan menerima banyak teguran, arahan, koreksi dan sebagainya, maka ia juga akan banyak menegur, mengarahkan dan mengoreksi orang lain.

Hati-hati, ketidakpercayaan kita kepada anak, berdampak bagi pemebentukan kepribadian mereka (foto: conversiondiary.com)
Begitulah dampak jika orangtua tidak memberikan kepercayaan kepada anak. Karena ada pepatah yang bilang, “Tidak ada aksi luar biasa tanpa kepercayaan” (anonim).
Apa lagi dampak ketidakpercayaan kepada anak?
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Modal Dasar Pengasuhan
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak