6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
July 18, 2014 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Anak tumbuh dengan rasa ingin tahu dan energi yang terus berkembang. Tak jarang hal ini disikapi orangtua sebagai sesuatu yang merepotkan. Karena itulah, secara tidak sadar orang tua dapat mengintimidasi anak. Kenapa intimidasi kepada anak harus dihindari?
Coba perhatikan para orangtua ketika bersama anaknya. Apakah Kamu pernah mendengar, “Dodi…!”, “Hayo, ngapain?!”, “Jangan mainan air!”, dan semacamnya? Atau mungkin Kamu atau kita sendiri yang melakukannya?
Perkataan seperti pada contoh tersebut kadang tidak kita sadari, tiba-tiba meluncur begitu saja. Mungkin orangtua bisa berdalih tentang tujuan yang terbaik bagi anaknya. Mungkin juga karena orangtuanya tidak menginginkan hal tersebut. Atau orangtua tidak bisa mengimbangi rasa ingin tahu dan energi anak yang melimpah ruah. Bisa juga karena orangtua merasa tahu dan sudah menjalani hidup lebih lama. Untuk beberapa alasan ini, boleh juga dibaca tulisan “5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak“, “Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?“, “Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?“, “Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak“, “Bagaimana Menggunakan Kata Jangan untuk Anak?“.
Sebuah intimidasi keras bisa berdampak tidak bagi terhadap anak, meskipun hanya dilakukan sekali. Bayangkan jika anak diintimidasi setiap hari. Hal ini dapat membentuk mental yang negatif atau melemahkan mentalnya. Kenapa intimidasi kepada anak harus dihindari?
1. Intimidasi melukai perasaan
Coba bayangkan jika intimidasi terjadi pada Kamu. Kadang kita dikritik saja merasa tidak nyaman, apalagi diintimidasi. Kita tinggal membayangkan posisi kita sebagai anak, bagaimana perasaan mereka. Mungkin anak tidak sepenuhnya memahami bentakan atau hardikan kita, tapi anak bisa merasakan bahwa itu adalah bentakan. Jika hal ini menyakiti anak, maka akan menjadi pengalaman trauma yang terbawa sampai nanti (traumatic event). Orangtua perlu waspada, terutama untuk anak di bawah usia 3 atau 5 tahun, yaitu usia pembentukan rasa percaya, kemandirian dan inisiatif.
2. Intimidasi mengurangi kepercayaan diri
Sebelumnya sudah disinggung, bahwa usia di bawah 5 tahun adalah masa pembentukan rasa percaya, kemandirian dan inisiatif. Intimidasi dapat mengagalkan pembentukan kemandirian dan inisiatif anak. Jika ini terjadi, maka anak akan menjadi tidak percaya diri.
3. Intimidasi membuat anak serba salah dan kesulitan menentukan sikap
Jika anak merasa tidak percaya diri, hal ini dapat membentuk mentalnya. Mental apa yang terbentuk? Mental yang dibangun dengan bahan baku rasa bersalah dan keraguan. Hal ini membuat anak merasa tidak kompeten. Efeknya, anak kesulitan menentukan sikap dan memutuskan tindakan.
4. Intimidasi melumpuhkan kreativitas
Pada tulisan sebelumnya, sudah dibahas tentang hal-hal yang membunuh kreativitas anak. Intimidasi adalah salah satu penyebab berkurangnya kreativitas. Jika dihubungkan dengan poin-poin sebelumnya, komentar keras, bentakan, hardikan, dapat membuat anak serba salah dan tidak bisa bersikap. Selanjutnya, anak menjadi ragu atau takut berkreasi. Maka matilah kreativitasnya.
5. Intimidasi mengakibatkan ketergantungan
Jika orangtua intens melakukan intimidasi, maka anak akan menggan mengambil inisiatif. Hal ini akan lebih parah jika dilanjutkan dengan pelayanan yang berlebihan. Artinya, orangtua memarahi kesalahan atau kondisi anak karena tidak sesuai harapannya, tapi selanjutnya mereka melayani anaknya. Misalnya saja soal mainan yang tidak dibereskan. Marahnya orangtua tidak berhasil membuat anak membereskan mainannya. Karena tidak sabar, maka orangtua yang membereskan. Jika pola ini berlanjut, anak akan mengenalinya. Mereka akan berpikir sederhana, memasangkan antara kemarahan dan tindakan orangtua yang melayaninya. Secara sederhana, kalau diucapkan, mungkin kalimatnya seperti ini, “Ibu memarahiku soal mainan yang tidak dibereskan. Berarti sebentar lagi ibu akan membereskannya”.
 6. Intimidasi membuat anak menjadi resisten
Jika intimidasi dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan, maka anak akan terbiasa. Anak akan menjadi imun. Awalnya mereka terganggu, kemudian berpikir bahwa ayah/bundanya cerewet, lama-lama sudah menganggapnya seperti penyiar radio.
Itulah 6 alasan, kenapa orangtua harus menghindari intimidasi. Jika ada alasan yang lain, silahkan di-share di sini ya…
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?