Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
February 7, 2013 . by rudicahyo . in Parenting . 1 Comments
Seperti kita, anak juga ada yang kalem, aktif, sampai anak yang pemarah. Nah, anak pemarah ini merupakan tantangan buat kita untuk mengelolanya. Untuk itu, kita perlu tahu, apa yang tidak boleh dilakukan saat anak marah.
Pernah menyaksikan anak marah-marah? Atau anak Ayah/Bunda punya kecenderungan mudah marah? Coba perhatikan lagi!
Dulu pernah aku menulis tentang, bolehkah memarahi anak. Kali ini justru kebalikannya, yaitu anak yang marah-marah. Anak memang perlu mengekspresikan perasaannya dengan sehat. Salah satunya dengan marah. Namun, bagaimana jika anak suka marah-marah? Nah, yang seperti ini beda lagi.
Kemarahan anak adalah tantangan buat kita untuk mengendalikan diri. Karena jika kita salah langkah, maka kemarahan anak akan berdampak negatif buat dirinya. Apa yang tidak boleh dilakukan saat anak marah? Simak yuk!
1. Melihat kemarahan anak dengan terpaku pada sudut pandang kita
Secara otomatis, ketika kita berpendapat, mengomentari kejadian, atau menyikapi persoalan, selalu menggunakan sudut pandang diri kita. Ini memang sudah sifat ego. Namun, jika kita sedang menghadapi anak, maka fleksibilitas sudut pandang kita sangat dibutuhkan. Ketika anak marah-marah dan kita menggunakan sudut pandang orang dewasa, maka kebenaran diukur dari sudut pandang kita. Jika demikian, maka kita akan jadi eyel-eyelan dengan anak. Kemarahan mereka semakin menjadi-jadi.
2. Bertahan, bahkan menyerang balik
Bertahan adalah bentuk serangan yang paling pasif. Ketika kita bertahan, sebenarnya kita sedang mengukuhkan diri menjadi keras kepala, apalagi ketika menghadapi anak yang marah. Ini bisa dilihat dan dirasakan oleh anak. Akibatnya, ia akan semakin jengkel. Dalam bentuk apa biasanya sikap bertahan? Paling sering mendiamkan anak, dengan mata terus menatap kepada anak, mulut mengatup dan gigi gemeretak.
Menyerang balik anak yang sedang marah juga berefek sama, yaitu semakin membuat marahnya menjadi-jadi. Jika ini kita lakukan, maka anak tidak hanya meledak marahnya, tetapi malah menjadi punya kecenderungan menjadi pemarah.
3. Terbawa ke dalam kemarahan anak
Baik menyerang atau tidak, terbawa kedalam kemarahan anak tidak akan meredakan kemarahan anak. Meskipun kita tidak melakukan apapun, terbawa kedalam kemarahan berarti menguatkan suasana marah. Atmosfir kemarahan turut kita bangun. Seperti spiral menaik, emosinya bertambah kuat secara timbal balik antara kita dengan anak.
Itu tadi 3 sikap dan tindakan pokok yang harus dihindari ketika anak marah-marah. Apakah Ayah/Bunda/Kakak punya tips yang lainnya?
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Modal Dasar Pengasuhan
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
One Comment