Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
January 25, 2013 . by rudicahyo . in Parenting . 3 Comments
Perilaku anak berkembang, bisa dibentuk atau diubah. Membentuk atau mengubah perilaku anak bisa dengan nasihat, perintah, larangan, atau ancaman. Tentu saja, bahasa positif mendatangkan perubahan positif pada diri anak.
Pernah bingung bersikap kepada anak yang sedang berniat melakukan sesuatu yang kita larang, misalnya anak mau bermain hujan, memakai pisau, pergi sendiri ke tempat berbahaya dan sebagainya? Pasti pernah.
Persoalannya, kita lebih sering sulit mengambil sikap atas tindakan mereka. Apalagi banyak yang mempersoalkan kata ‘jangan’ ketika hendak melarang atau mengarahkan anak. Kamu termasuk yang mengalami kesulitan ini?
Dalam salah satu konsultasi yang berkenaan dengan kata ‘jangan’, seseorang bertanya tentang cara menggunakan kata ‘jangan’ untuk menghilangkan perilaku anak yang tidak dikehendaki. Si ibu kesulitan untuk tidak menggunakan kata ‘jangan’. Secara otomatis, yang keluar dari mulutnya adalah kata ‘jangan’ atau yang semacam itu.
Aku menceritakan pengalamanku ketika melarang Bintang naik ke lantai atas sebuah toko perlengkapan bayi. Bagian atas toko belum dipakai, masih direnovasi. Aku bilang ke Bintang, “Mau ke atas? Ajak ibu dulu dong! Kasihan ibu kalau tidak diajak”. Ibunya memang sedang ada di bagian susu formula. “Ayo coba ajak ibu, dia mau atau tidak” demikian lanjutku.
Aku dan Bintang tidak jadi naik. Kami mencari ibunya di bagian susu formula. Untungnya, Bintang jadi lupa keinginannya ke lantai atas. Padahal, kalimat yang aku pilih tadi sudah aku siapkan untuk beberapa kemungkinan. Karena strategi ini pernah berhasil saat aku, Bintang dan ibunya di toko pakaian. Bintang ingin naik ke lantai atas yang hanya diperbolehkan buat karyawan.
Apa yang sudah aku persiapkan dengan mengatakan beberapa kalimat sakti (di atas) kepada Bintang?
Sebenarnya bisa saja aku menggunakan kata ‘jangan’. Namun aku lebih memilih, “Mau ke atas? Ajak ibu dulu dong! Kasihan ibu kalau tidak diajak”. Kalimat ini jelas lebih positif daripada menggunakan kata ‘jangan’ atau mengatakan ‘tidak boleh’, apalagi menakut-nakuti atau mengancamnya. Lebih daripada itu, kalimat yang aku pilih tersebut punya keunggulan, diantaranya:
1. Lebih positif
Kalimat “Mau ke atas? Ajak ibu dulu dong! Kasihan ibu kalau tidak diajak” memang tidak seketika menyelesaikan persoalan, karena pada kalimat tersebut tidak ada arahan yang membawa kepada keputusan. Kalimat tersebut masih membuka peluang buat anak untuk naik. Kalimat ini memang hanya langkah pembuka untuk kemungkinan yang terjadi berikutnya.
Sebenarnya ada pilihan lain. Coba bandingkan dengan, “Enakan di lantai bawah saja”. Apa bedanya? Kalimat yang aku pilih memberikan peluang kepada anak untuk membuat keputusannya sendiri. Sedangkan kalimat “Enakan di lantai bawah saja” mengarahkan anak pada pilihan kita. Ada judgment bahwa lantai bawah lebih enak.
2. Tidak langsung memutus keinginan anak
Kalimat “Mau ke atas? Ajak ibu dulu dong! Kasihan ibu kalau tidak diajak” tidak memutuskan keinginan anak. Hal ini karena kalimat tersebut memberikan peluang kepada anak untuk membuat keputusan yang lain.
3. Menguatkan diri anak
Bagaimana kalimat “Mau ke atas? Ajak ibu dulu dong! Kasihan ibu kalau tidak diajak” bisa menguatkan diri anak? Kalimat tersebut tidak mengecilkan keputusan anak untuk naik ke atas. Coba bandngkan dengan kalimat ini, “Kalau mau naik ke atas, ditemani bapak dan ibu dong!”. Kalimat “Mau ke atas? Ajak ibu dulu dong! Kasihan ibu kalau tidak diajak” menempatkan anak pada posisi yang berharga, karena anak yang mengajak ibunya. Kalimat yang kedua, anak diantar oleh ibunya. Nah, yang mana yang lebih menguatkan diri anak?
Bagaimana dengan kalimat, “Ayo coba ajak ibu, dia mau atau tidak”? Ini adalah kalimat tambahan yang sengaja aku katakan kepada Bintang. Kalimat ini aku katakan untuk mengantisipasi kalau Bintang ngeyel ingin mengajak ibunya naik ke lantai atas. Dalam kalimat tersebut, mengandung syarat yang harus dipenuhi sebelum Bintang mengajak ibunya naik ke lantai atas. Syaratnya ya ‘kalau ibunya mau’.
Demikian cara kita menggunakan bahasa positif untuk perubahan positif pada perilaku anak. Ada trik yang lainnya? Bagi dong! 🙂
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Modal Dasar Pengasuhan
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
3 Comments