Bolehkah Memarahi Anak?
December 2, 2012 . by rudicahyo . in Parenting . 2 Comments
Ada orangtua yang memarahi anaknya. Ada pula orangtua yang memarahi anaknya tapi mikir, boleh ndak ya? So, bolehkah orangtua memarahi anak? Simak!
Waktu istirahat siang di Workshop “Be A Wow Students” mahasiswa Fakultas Science and Technology Unair, para trainer terlibat obrolan hangat tentang anak masing-masing. Topik pembicaraannya adalah tentang kemarahan.
Seorang teman curhat, betapa ia menyesal karena memarahi anaknya sampai kakinya kejepit di becak. Anaknya mengira sang ayah akan naik becak. Anak berusaha naik becak yang sedianya akan digunakan untuk memuat lemari. Anak ikut naik becak bersama lemari. Karena tahu ayahnya tidak naik becak, maka si anak berusaha turun dalam keadaan becak masih berjalan. Ayah marah, berusaha menurunkan anak dari becak dengan paksa.
Ternyata aku juga pernah merasakan penyesalan paska kemarahan. Aku pernah memarahi Bintang saat menumpahkan air di dekat televisi. Aku ingin membangun perilaku hati-hati, apalagi bahaya jika menumpahkan air di area yang ada aliran listriknya. Waktu itu kemarahan terjadi, Bintang aku pukul pantatnya. Sebenarnya tidak keras, aku masih sadar. Tapi aku merasakan emosinya, meski tetap bisa mengendalikan pukulannya.
Memarahi boleh, tetapi tidak boleh marah
Sepertinya kalimat tersebut aneh. Apa bedanya marah dan memarahi? Kalau bedanya sih sederhana, memarahi itu aktivitas atau kata kerja, sedangkan marah itu keadaan yang boleh dimasukkan sebagai kata keterangan.
Lalu, apakah ini berarti ada memarahi tanpa marah? atau memarahi tanpa kemarahan? Iya, itu yang dimaksudkan. Memang sebagian orang sering menyamakan kata ‘marah’ dengan ‘memarahi’ dalam penggunaannya. Inilah yang membuat orang tak memisahkan rasa marah ketika memarahi. Memisahkan keduanya membuat kemarahan lebih terkendali, tak menjelma jadi ngamuk atau mengamuk.
Dalam pengasuhan atau memberikan pendidikan buat anak, memarahi tanpa kemarahan ini penting. Dalam bahasa kerennya bisa dibilang mengendalikan emosi. Boleh saja orangtua marah, tetapi dalam emosi yang terkontrol. Dengan tetap berperannya pikiran, maka aktivitas memarahi secara sadar ditujukan untuk mengubah perilaku daripada menonjolkan sisi emosionalnya.
Karena itu, orangtua boleh memarahi asalkan: 1. Emosinya terkontrol, 2. Logika tetap berperan untuk mengimbangi emosi, 3. Fokus kepada tujuan dari marah, yaitu mengubah perilaku anak. Dengan ketiga syarat tersebut, maka memarahi bisa dilakukan secara sadar untuk tujuan mengubah perilaku anak, menjadikan anak lebih baik.
Bagaimana dengan Kamu, pernah memarahi anak? Bagaimana marahmu?
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
2 Comments