Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
December 6, 2015 . by rudicahyo . in Parenting, Psikologi Populer . 0 Comments
Ada anak yang suka membaca, namun sebagian yang lain lebih suka mengotak-atik atau memecahkan teka-teki angka. Apakah itu sebuah kecenderungan atau berhubungan dengan karakteristik anak?
Beberapa waktu yang lalu, sudah saya tulis tentang, kenapa anak lebih suka membaca atau mengoperasikan angka. Pada tulisan tersebut lebih dibahas tentang karakteristik huruf (yang berkaitan dengan membaca) dan angka (yang berhubungan dengan kegemaran mengoperasikan angka. Lebih lengkapnya baca dulu deh “Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?“.
Karena huruf dan angka memiliki karakteristik yang berbeda, maka orang yang menyukainya juga memiliki karakteristik yang berbeda. Berarti banyak pertanyaan dari para orangtua tentang anaknya yang lebih suka membaca daripada berhitung atau sebaliknya, berhubungan dengan karakteristik huruf dan angka?
Huruf lebih bersifat kontinum. Agar huruf memiliki makna (semantik), huruf tersebut harus disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan bunyi tertentu (sintaksis). Ketika sebuah kata atau kalimat dibaca, seperti halnya ketika kita mendengarkan orang yang berbicara, maka bunyi itu akan memasuki telinga bagai kereta. Kata yang diucapkan lebih dulu akan kita dengarkan lebih dulu, sehingga akan membentuk urutan tertentu. Maka anak yang suka membaca akan lebih runtut atau sistematik.
Apakah selalu anak yang suka membaca menjadi anak yang memiliki cara berpikir sistematik? Tunggu dulu. Saya tadi hanya bilang ‘lebih sistematik’. Ini berarti mengacu kepada pembedanya, yaitu anak yang lebih suka memecahkan teka-teki angka. Antar anak yang sama-sama suka membaca saja berbeda karakteristiknya berkenaan dengan sistematika berpikirnya. Untuk anak-anak yang memiliki cara berpikir visual yang kuat, memiliki cara membaca yang berbeda. Meskipun bunyi huruf diucapkan secara berurutan, pikiran mereka langsung menangkap makna dengan cara simultan. Secara sintaksis, sebuah kalimat mungkin diucapkan dengan sederet kata-kata seperti kereta. Namun pengodean makna bisa terjadi secara simultan. Hal ini karena pada orang visual dibantu oleh kemampuannya dalam membayangkan atau pembentukan gambaran di benaknya.
Membaca memang sebuah aktivitas kompleks yang berhubungan dengan PLS (personal learning style) seorang anak. Degan kata lain, anak yang suka membaca dengan tipe auditorik lebih sistematis dibanding anak yang suka membaca dengan tipe visual.
Untuk anak yang lebih suka memecahkan teka-teki angka, tidak ada keharusan objek yang sedang ia pecahkan harus dalam urutan tertentu. Yang dominan dalam pengoperasian bukan angka yang terlihat, tetapi kerja pikiran yang menelaahnya. Beda dengan membaca deretan huruf yang lebih didominasi oleh kuatnya stimulasi kata atau kalimat. Pada operasi angka, stimulus dan aktivitas pikiran anak mudah terpisah. Setelah sebuah angka dan tanda-tanda yang menyertainya (misalnya tambah, kurang, bagi, kali) hadir di mata anak, maka dengan cepat anak akan lepas dari stimulus tersebut dan segera memikirkan pemecahannya. Karena itulah, anak yang suka mengoperasikan angka dapat berpikir secara melompat dari satu hal kepada hal yang lain.
Jika dihubungkan dengan PLS, lompatan dari satu hal ke hal lain akan semakin kuat jika dibantu kemampuan anak berimajinasi (visualisasi). Dengan kata lain, anak yang suka mengoperasikan angka dengan tipe visual akan lebih acak.
Demikian penjelasan karakteristik anak berdasarkan kesukaan membaca atau mengopearsikan angka.Β Bagaimana dengan anak/adik Anda?
Artikel tentang Parenting, Psikologi Populer Lainnya:
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Pekerjaan atau Anak?
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Political Framing: Ketika Kalimat "Apa susahnya membawa anak Palestina ke sini?" Menjadi Populer
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?