Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
September 15, 2017 . by rudicahyo . in Parenting . 2 Comments
Setiap anak akan melekat pada figur tertentu, misalnya orangtua atau pengasuh. Hanya saja, tidak semua kelekatan disertai emosi positif pada diri anak. Hal ini berkaitan dengan jenis kelekatan yang terjadi pada anak.
Ayah, Bunda, Kakak, pernahkah punya pengalaman, anak bersedih atau menangis ketika kita tidak hadir atau pergi dari sisinya? Pasti pernah kan?!. Bahkan sebagian dari anak tidak hanya merasa sedih atau menangis saat ditinggal orangtua atau pengasuhnya, tetapi menjadi panik, bingung, tidak tahu harus berbuat apa, atau daya eksplorasinya melemah (bahkan hilang). Anehnya lagi, sebagian anak justru menolak orangtua atau pengasuhnya saat mereka datang atau mendekat kembali. Ini adalah problem kelekatan atau attachment.
Kelekatan oleh Mary Ainsworth adalah ikatan emosional yang dibentuk oleh seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, yang mengikat mereka sepanjang waktu. Dari studi Ainsworth inilah dibagi tiga jenis attachment, yaitu kelekatan yang aman (secure attachment), kelekatan tidak aman dengan penolakan (insecure avoidant), dan kelekatan tidak aman yang ambivalen atau resisten.
Ketika anak mengalami kelekatan dengan perasaan aman (secure), mereka akan lebih percaya diri ketika figur lekatnya (orangtua/pengasuh) memberikan apa yang mereka butuhkan. Anak akan menggunakan figur lekat sebagai dasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan. Anak lebih mudah ditenangkan ketika mengalami tekanan. Kelekatan jenis ini akan terbentuk ketika orangtua/pengasuh sensitif untuk merespon kebutuhan anak dengan reaksi yang tepat.
Anak dengan kelekatan tidak aman yang disertai penolakan (insecure avoidant) tidak menjadikan figur lekat sebagai sandaran dalam melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Anak menjadi sangat independen dan tidak terlalu peduli dengan orangtua atau pengasuh. Kelekatan jenis ini terjadi ketika orangtua/pengasuh tidak sensitif dan mengabaikan kebutuhan anak.
Anak yang mengalami kelekatan tidak aman yang ambivalent atau resisten (insecure ambivalent/resistant) akan menunjukkan perilaku lekat atau ketergantungan, tapi menolak figur lekat saat ia mencoba berinteraksi. Anak gagal mengembangkan perasaan aman dari kelekatannya dengan orangtua/pengasuh. Hal ini akan mempersulit untuk melakukan eksplorasi hal baru di lingkungannya. Ketika mengalami tekanan, anak akan sulit merasa tenang dan merasa tidak nyaman berinteraksi dengan figur lekatnya. Bentuk kelekatan ini terjadi karena orangtua/pengasuh tidak konsisten dalam merespon kebutuhan anak.
Itulah tiga jenis kelekatan sebagai dampak perlakuan dari figur terdekat anak. Selanjutnya, hal ini akan berdampak kepada cara anak berinteraksi dan merespon lingkungan. Maka orangtua/pengasuh hendaknya mengupayakan perlakuan yang responsif dan memeberikan reaksi yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Modal Dasar Pengasuhan
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
2 Comments