Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
September 15, 2017 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Kelekatan anak pada figur tertentu, seperti orangtua atau pengasuh, adalah keniscayaan. Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana mencegah agar anak tidak mengalami kelekatan yang tidak aman. Tapi sebelumnya, kita harus mengidentifikasi penyebab mendasar kenapa anak mengalami perasaan tidak aman?
Apakah pernah menemui atau mengalami anak atau adiknya mudah menangis saat ditinggalkan? Atau anak mengalami kebingungan dan merasa ketakutan ketika sendiri? Ada kemungkinan ini berkaitan dengan kelekatan pada anak. Kondisi seperti ini disebut dengan kelekatan yang tidak aman (insecure attachment).
Agar mengetahui jenis-jenis kelekatan, lebih enak kalau baca dulu tusan sebelumnya, “Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Diri Anak“.
Berawal dari pengalaman di atas dan jenis-jenis kelekatan yang sudah pernah kita bahas, maka yang terpenting kemudian adalah bagaimana mencegah agar anak tidak mengalami kelekatan yang tidak aman. Atau bagaimana mengembangkan kelekatan yang aman pada diri anak. Untuk itu, kita perlu melakukan pencegahan, agar tidak terjadi hal-hal yang menyebabkan munculnya perasaan yang tidak aman sehubungan dengan figur lekat. Kenali sebab-sebab perasaan tidak aman bagi anak berikut ini.
1. Orangtua/pengasuh mudah mengekspresikan kekagetan secara tidak terkontrol
Pernah bereaksi secara spontan saat anak mengalami kejadian luar biasa? Pada saat itu terjadi, kita sedang turut serta menjadikan sebuah peristiwa sebagai pengalaman traumatik. Misalnya saja ketika anak merangkak atau belajar berjalan dan terjatuh, apa reaksi kita? Sering kali kita kaget dan justru membuat anak kaget, takut dan menangis. Hal ini turut menyumbang bagi terbentuknya kelekatan yang tidak aman.
2. Respon yang terlampau dramatis atas peristiwa tidak menyenangkan yang dialami anak
Berlanjut dari kejadian di poin 1, orangtua memberikan perlakuan  melebihi kondisi yang sesungguhnya dialami oleh anak. Reaksi orangtua atas pengalaman luar biasa dan tidak menyenangkan yang terjadi pada anak, pada kadar yang normal akan membuat anak merasa diperhatikan dan terlindungi. Tentu saja hal ini dapat mendukung terbentuknya kelekatan yang aman (secure attachment). Namun jika reaksi tersebut lebay, maka pada diri anak akan semakin diperkuat bahwa hal yang baru saja terjadi adalah sebuah pengalaman traumatik. Hal ini turut menyumbang bagi terbentuknya kelekatan yang tidak aman.
3. Anak tidak diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri
Ketika anak mengalami kejadian luar biasa, misalnya terjatuh, seringkali orangtua langsung membereskan sisa persoalan dari peristiwa tersebut. Aktivitas anak dipotong dengan tindakan orangtua yang membantunya. Padahal jika hal tersebut tidak buru-buru dilakukan, anak ada kemungkinan bisa menyelesaikan sendiri persoalan yang sedang ia hadapi. Hal ini semakin menguatkan bahwa ia baru saja mengalami peristiwa traumatik. Hal ini turut menyumbang bagi terbentuknya kelekatan yang tidak aman.
4. Hilangnya orangtua/pengasuh secara tiba-tiba
Kadang kita meninggalkan anak secara tiba-tiba, misalnya karena mengangkat telepon yang berdering, mematikan kompor karena ada bunyi air masak dari ketel siul dan sejenisnya. Jika hal ini terjadi sekali dua kali, maka tidak akan berdampak terlalu berat bagi anak. Begitu juga ketika orangtua/pengasuh yang tiba-tiba menghilang tersebut segera kembali menemui anak, dampaknya juga tidak terlalu berbahaya. Namun jika orangtua/pengasuh tiba-tiba menghilang, tanpa konfirmasi dan tidak kembali dalam waktu lama, maka hal ini semakin menguatkan perasaan negatif atas peristiwa ditinggalkan tersebut. Hal ini turut menyumbang bagi terbentuknya kelekatan yang tidak aman.
5. Putusnya interaksi ketika orangtua/pengasuh berpindah tempat
Ketika orangtua/pengasuh meninggalkan ruangan atau menjauh dari anak tanpa ada transisi, maka hal ini akan membuat anak merasa tidak aman. Orangtua/pengasuh menghilang tanpa ada suara atau bunyi yang tetap bisa ditangkap oleh anak. Artinya, dari ruang yang berbeda, orangtua/pengasuh tidak melakukan komunikasi dengan anak.
Itulah beberapa penyebab rasa tidak aman pada diri anak, yang kemudian menyumbang bagi terbentuknya kelekatan yang tidak aman pada anak. Apakah Ayah, Bunda, Kakak juga pernah mengalami hal-hal yang menyebabkan rasa tidak aman pada anak di atas?
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban