Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
October 25, 2015 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Setiap tindakan selalu ada motif atau intensi. Demikian juga dengan anak yang melakukan aktivitasnya, pasti juga dilatarbelakangi oleh niat. Apa yang terjadi jika kita memotong aktivitas anak?
Pernah secara spontan tiba-tiba melarang ketika anak melakukan sesuatu? Dapat dimaklumi jika orangtua mencegah anaknya melakukan sesuatu yang (mungkin) membahayakan dirinya. Atau paling tidak orangtua merasa itu membahayakan anak atau memanggapnya tidak patut dilakukan, misalnya mendekati kompor yang sedang menyala, setrika yang masih panas dan semacamnya.
Sebelumnya, kita pernah membahas tentang kata ‘jangan’, diantaranya “Mengapa Kata ‘Jangan’ Dihindari Penggunaannya?“, “Mengapa Kata ‘Jangan’ Boleh Digunakan?” dan “Bagaimana Menggunakan Kata ‘Jangan’ untuk Anak?“, atau artikel yang semacam itu, “Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat“. Kita tidak sedang akan membahas hal tersebut. Sekarang kita lebih perluas, karena memang tidak spesifik tentang penggunaan kata ‘jangan’ untuk melarang anak. Kita akan membahas tentang pemotongan aktivitas anak.
Sehubungan dengan memotong aktivitas anak, aku punya pengalaman menarik ketika berkunjung ke Waikato University di New Zealand. Saya berkunjung ke chrece, sebuah pusat pendidikan anak usia dini (tetapi bukan kindergarden). Di tempat tersebut, ada anak yang menyendok pasir dan memasukkannya ke dalam mulut. Apa yang dilakukan oleh pengasuhnya?
Pengasuh yang mendampingi tetap tersenyum dan mendekati anak tersebut, mengajak berbicara. Sama sekali aku tidak mendengar kata-kata larangan darinya. Setelah mengajak berbicara, barulah pengasuh tersebut membantu anak itu membersihkan mulutnya. Bahkan ketika ada anak yang tersedak karena tertelan sesuatu, seorang pengasuh hanya memanggil pengasuh lain yang lebih paham tentang hal tersbut untuk membantu si anak. Tidak sedikitpun di wajah pengasuh tersebut menampakkan kecemasan yang dapat ditangkap oleh anak.
Pengasuh di chrece tersebut begitu paham bagaimana sebuah emosi dengan intensitas tertentu yang membuat aktivitas anak terhenti, juga berpengaruh kepada diri anak. Apa sebenarnya pengaruhnya jika kita memotong aktivitas anak?
- Anak tertular cemas
Ketika kita menampakkan kecemasan kita atas tindakan anak, pada saat itu anak sudah terintervensi, apalagi jika kita melarang (dengan keras). Satu kecemasan yang ditangkap oleh anak dan menulari, akan membangun cara anak dalam menyikapi sesuatu. Jika hal ini terjadi terus-menerus, maka anak juga akan menjadi pribadi yang pencemas. Mudah khawatir atas tindakan yang dilakukan.
2. Anak merasa takut dan bersalah
Sikap kita yang tidak sesuai dengan keinginan anak, juga dapat ditangkap oleh anak sebagai ketidaksetujuan atas aktivitas anak, lebih-lebih jika secara terang-terangan kita melarangnya. Hal ini membuat anak merasa bersalah dan takut atas tindakan (serta konsekuensi) tindakan yang ia lakukan. Jika ini terbiasa dialami oleh anak, maka ia akan jadi pribadi yang penakut. Jika ia merasa takut salah atas apa yang ia lakukan, maka ia akan menjadi pribadi yang mudah merasa bersalah. Akibatnya akan sering salah tingkah. Secara lebih luas, ia dapat menjadi anak yang tidak percaya diri dan enggan mengambil inisiatif.
3. Anak tidak ingin melakukan lagi
Ketika sebuah pencegahan terjadi, maka sebenarnya akan-anak tidak hanya menghentikan tindakannya, tetapi juga disertai dengan emosi yang tidak nyaman. Sesuatu yang tidak nyaman, pasti dihindari oleh anak. Karena itu, di lain waktu, anak-anak dapat takut melakukannya lagi. Kalaupun ia melakukan, maka akan diliputi perasaan was-was. Untuk beberapa anak was-was itu hanya muncul ketika ada orang lain, terutama orang (pernah) yang mencegahnya. Namun untuk anak-anak yang lebih sensitif, maka perasaan was-was itu bisa muncul meskipun tanpa ada siapapun. Jika anak tidak melakukan lagi, maka pada saat itu kesempatan anak untuk belajar sudah dihilangkan.
Sepertinya mencegah, meskipun hanya dengan penampakan ekspresi, dapat berpengaruh besar bagi anak. Apakah Ayah/Bunda/Kakak pernah mengalami atau melakukannya?
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Modal Dasar Pengasuhan
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?