Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
November 4, 2013 . by rudicahyo . in Parenting . 4 Comments
Larangan terhadap anak dapat menghentikan aktivitasnya, itu pasti. Tapi ternyata, hal itu dapat menginterupsi berpikirnya. Untuk itu, diperlukan pilihan kata yang tepat untuk melarang anak.
Suatu ketika Bu Ani datang ke mall untuk mengajak anaknya berbelanja. Namun sebelum masuk pintu ke super market, ada tempat persewaan mainan yang menarik perhatian anaknya. Anaknya berlari dan berbelok ke arah persewaan mainan tersebut. Ibu Ani langsung berteriak, “Tidak boleh bermain!”.
Pola seperti yang dialami Bu Ani sering aku temui di tempat perbelanjaan atau di mall. Tempat umum membuat orangtua berhati-hati berkenaan dengan banyak hal, sehubungan dengan tindakan anaknya. Tempat umum ada banyak fasilitas, banyak orang lain, yang memungkinkan anak berbuat sesuatu atas hak orang lain. Maka orangtua yang peduli terhadap anaknya dan orang lain, akan sangat mungkin melakukan hal yang sama seperti Bu Ani.
Ternyata Bu Ani sudah berusaha untuk tidak menggunakan kata ‘jangan’. Tentang, mengapa kata ‘jangan’ dihindari, dapat dibaca di sini. Sedangkan, mengapa kata ‘jangan’ boleh digunakan, bisa dibaca di sini. Dan bagaimana penggunaan kata ‘jangan’, bisa dibaca di sini. Namun kali ini, kita tidak sedang membahas kata ‘jangan’, meskipun tetap ada kaitannya dengan hal itu.
Kata ‘jangan’ memang menjadi alternatif kesekian dalam mencegah aktivitas anak. Begitu juga dengan kata sejenis, misalnya ‘tidak’ atau ‘tidak boleh’. Kata-kata seperti ini menandai bahwa kita telah masuk kepada lingkaran kemauan anak. Maksudnya, kita dibawa oleh anak untuk berkutat pada tindakan yang ingin ia lakukan. Akibatnya, kita dapat berpikir lebih sempit, dan melupakan alternatif aktivitas yang lain.
Ketika Bu Ani bilang, “Jangan bermain!”, maka kita masuk dialog yang sempit, yaitu berfokus kepada bermain sebagai topiknya. Dengan mengatakan “Jangan bermain!”, Bu Ani sangat mungkin melupakan topik lain yang menjadi tujuan awal dia datang ke mall, yaitu berbelanja. Memang, melupakan di sini bukan berarti menghapus dari memori. Melupakan berarti menanggalkan topik tersebut dan berfokus pada lingkaran topik ‘bermain’ yang diciptakan oleh anak. Hal inilah yang membuat anak justru melakukannya, karena pada waktu itu, ia tidak mendapatkan alternatif pilihan yang lain.
Bagaimana melarang anak secara efektif dengan ilihan kata yang tepat? Mari kita bahas beberapa alternatif caranya,
1. Gunakan kata negasi sebagai alternatif terakhir
Kata negasi adalah kata yang menidakkan, misalnya ‘jangan’, ‘tidak’, atau ‘tidak boleh’. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, melarang dengan kata negatif justru mempersempit alternatif aktivitasnya. Kita masuk dalam lingkaran topik yang diciptakan anak. Kalaupun terpaksa atau terlanjur menggunakan kata-kata negasinya, maka segeralah diikuti alternatif cara berikutnya.
2. Memperluas waktu
Apa yang dimaksud dengan memperluas waktu? Kalau kita ambil contoh kasusnya Bu Ani, maka kita dapat memperluas waktu dengan mengatakan, “Bermainnya tidak sekarang”, “Hari ini belanaja dulu”, “Hari ini belanaja saja”. Namun kita perlu memastikan, apakah kita bisa memenuhi keinginan anak di lain waktu atau tidak. Jika dapat memenuhi, maka kita pastikan, apakah akan di penuhi nanti, di hari yang sama (misalnya setelah berbelanja), atau di hari yang lainnya. Jika bisa dipenuhi di hari yang sama, kita bisa bilang “Sekarang belanja dulu” atau “Mainnya setelah berbelanja”.
3. Memperluas tempat
Selain dengan memperluas waktu, kita bisa memperluas tempat dalam melarang anak. Seperti pada memperluas waktu, memperluas tempat dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan alternatif tempat. Pada kasusnya Bu Ani, dia bisa bilang, “Mainnya tidak di sini” atau “Kita ke sini untuk berbelanja”. Seperti pada memperluas waktu, kita harus perhatikan pilihan kata yang tepat sehubungan dengan kesanggupan kita memenuhi keinginan anak di lain tempat.
4. Memperluas waktu dan tempat
Alternatif cara yang ini dilakukan dengan menggabungkan perluasan waktu dan perluasan tempat. Tentu saja cara ini lebih komplit, tetapi perlu memperhatikan dua hal, yaitu perhitungan tempat dan waktu. Artinya, jika kita memperhatikan pemenuhan keinginan anak di lain waktu, berarti sekaligus juga mempertimbangkan kesanggupan untuk mencari tempat alternatifnya. Dengan cara menggabungkan, kita bisa mengatakan kepada anak, “Sekarang saatnya berbelanja, mainnya di taman aja ya!” (pada kasus Bu Ani).
Pemilihan kata yang tepat tidak hanya berguna dalam melarang anak melakukan keinginannya, tetapi juga membuat ide anak tidak mati. Jika kita mengatakan “Jangan bermain!”, maka pada saat itu, ide bermain menjadi terinterupsi. Selain tidak nyaman, ide ini diblock oleh kata-kata kita. Ketidaknyamanan karena berhentinya ide, ditambah blocking gagasan, membuat anak mengevaluasi keinginan. Memang, hal ini berguna pada saat itu. Tetapi jika anak mengkodenya, maka keinginan bermain (contoh kasus Bu Ani) akan ditandai sebagai larangan. Jika dilakukan secara intens, maka ide ini terhalau dari pikiran anak. Coba bandingkan dengan alternatif cara yang sudah dijelaskan di atas.
Demikian kira-kira pembahasan tentang seni melarang anak dengan pilihan kata yang tepat. Semoga bermanfaat.
Punya pengalaman tentang melarang anak? Boleh deh di-share di sini..
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Modal Dasar Pengasuhan
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
4 Comments