Mengasuh Anak itu Membaca Pola
February 20, 2017 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Setiap anak memiliki ciri khas. Setiap orangtua (seharusnya) mengerti anaknya. Mengasuh anak sepertinya susah. Tapi akan menjadi gampang kalau kita bisa membaca pola. Seperti apa itu mengasuh anak dengan membaca pola?
“Mengasuh anak itu gampan-gampang susah”. Ini adalah kalimat yang familiar muncul ketka berbicara tentang mengasuh anak. Entah kita mau menekankan pada sisi susahnya atau gampangnya, lebih dari enampuluh persen orangtua menyatakan menekankan pada sisi susahnya. Ada yang merasakan susah ketika anak semakin beranjak dewasa. Ada juga yang mengeluh sejak bayi lahir ke dunia. Atau mungkin merasa sulit ketika anak-anak sangat aktif dan penuh dengan spirit. Kalau Ayah, Bunda, Kakak, bagaimana?
Sebelum berbicara tentang membaca pola, aku akan bercerita pengalaman bersama dengan anak kedua, yang baru-baru ini genap berusia tiga bulan. Ilustrasi ini akan membawa kita kepada kesadaran bahwa membaca pola anak adalah bagian yang sangat penting dari pengasuhan.
Si kecil ini agak berbeda dengan kakaknya, Bintang. Bianca (nama si kecil), sudah berada di pelukan ibunya sejak lahir. Bintang harus berada di ruang inkubasi selama empat hari, pasca dilahirkan. Karena itu, si kecil ini begitu nempel dengan ibunya. Karena itu, ibunya bisa sangat intuitif dalam meng-handle si kecil ini. Cara menggendong, memandikan, menyusui dan sebagainya, begitu sangat mudah membuat Bianca nyaman. Ketika mengambil Bianca dari tempat tidur, atau meletakkannya di kasur, begitu enteng dan cekatannya. Dan si anak, tetap merasa nyaman.
Aku? Tentu saja si kecil sangat beda reaksinya kepadaku. Karena aku seorang ayah? Seorang laki-laki? Mungkin itu salah satunya. Sebagai laki-laki pasti sentuhannya berbeda dengan ibunya. Dalam konteks ini, tentu tidak bisa lah aku dibandingkan dengan ibunya. Bagaimana dengan penngasuh atau penjaganya? Nah, kalau dengan yang satu ini, aku masih berani diadu hehehe.
Dalam keseharian, perlu diketahui, aku juga menggendong, mengambilkan susu (hasil pumping ibunya), menidurkan, sampai memandikan. Semua tugas yang ibunya bisa, aku harus bisa. Maklum, kita berdua punya jam kerja. So, kudu bekerjasama untuk bisa menangani semua. Terutama soal anak sih. Kalau masak, jelas aku ndak bisa hehehe.
Tapi sayangnya, Bianca dengan bapaknya (aku maksudnya) lebih sering merasa tidak nyaman, misalnya ketika diangkat, digendong, atau dimandikan. Ternyata bukan hanya denganku, dengan pengasuhnya, Bianca juga sering menangis, meskipun tidak sesering ketika bersamaku. Tapi ada perbedaan cara aku menangani Bianca dibanding dengan pengasuhnya. Itulah yang membuat Bianca sekarang jauh lebih nyaman denganku dibanding dengan pengasuhnya. Kenapa?
Soal pengalaman tak perlu diragukan, pengasuh Bianca adalah juga pengasuhnya Bintang. Ia juga punya anak dari usia yang paling besar (sudah berumah tangga) sampai yang masih SD. Bahkan beliau sudah punya cucu. Tapi satu hal yang ia tidak lakukan, tetapi aku melakukannya. Apa itu? membaca pola.
Pengaush Bianca ini menangani Bianca dengna cara yang sama. Menggendong, memberikan susu, menidurkan, semua tetap dengan pola yang sama. Meskipun Bianca tetap dengan reaksi rewelnya, si pengasuh tetap menggunakan cara yang sama. Bagaimana dengan aku? Aku selalu mencermati setiap kali dia menangis dan kapan saat ia diam. Termasuk aku juga mengamati pola perubahan dari menangis menuju diam atau sebaliknya. Dari pengamatan yang terus menerus, aku dapat mengidentifikasi, mulai dari otot tanganku yang lebih keras dibandingkan ibunya, sampai pada perbedaan antara gendong dengan posisi berbaring dan gendong dengan posisi duduk atau berdiri. Setiap kali aku memperoleh kemajuan dalam membuat nyaman si kecil, hal itu masuk dalam catatan. Aku mengingatnya untuk diterapkan. Dalam kondisi standar, aku tinggal menerapkan ulang. Tapi dalam kondisi tertentu, aku bereksperimen dan membuat perubahan. Hal inilah yang tidak dilakukan oleh pengasuhnya.
Yang aku lakukan semua itu adalah membaca pola. Setiap anak sangat tipikal. Selain sifatnya yang instinktif, ada juga yang memang dipengaruhi oleh karakteristiknya. Itu semua akan mewujud dalam bentuk reaksi-reaksi anak terhadap stimulus atau perlakuan kita. Itu semua harus diintegrasikan menjadi sebuah pola.
Bagaimana detilnya, agar kita bisa membaca pola anak? Kita sambung di tulisan berikutnya ya..
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Modal Dasar Pengasuhan
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya