Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
December 30, 2012 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Banyak orang menghindari penggunaan kata jangan pada anak. Apakah Kamu menghindari penggunaannya? Rahasia Parenting kali ini akan berbagi cerita yang dapat membuat kita berpikiran berbeda.
Banyaknya orang yang bilang, “Jangan menggunakan kata ‘jangan’!” membuat kita was-was dan berhati-hati dengan apa yang kita katakan kepada anak. Banyak orangtua yang berusaha menghindari mati-matian. Berbagai latihan dan pembiasaan, jungkir balik diupayakan. Apakah Kamu juga melakukannya?
Kata jangan memang punya karakteristik yang membuatnya tetap boleh diucapkan, tetapi di sisi lain perlu perhatian dalam penggunaannya. Situasi dan tujuan penggunaannya perlu mendapatkan perhatian.
Belakangan ini, aku mengamati seorang ibu di rumahku. Kebetulan aku sedang mudik dalam rangka menghormati long weekend dan cuti bersama hahaha. Ibu tersebut tetap menggunakan ‘jangan’. Aku menemukan penggunaan dengan pola yang berbeda, berdasarkan situasi dan tujuan dari penggunaan kata ‘jangan’ tersebut.
1. Kata ‘jangan’ spontan terucap untuk kondisi darurat
Dikatakan spontan, karena memang terucap begitu saja sebagai akibat kebiasaan dari lingkungan si ibu, yaitu terbiasa menggunakan kata ‘jangan’. Selain itu, kata ‘jangan’ itu tetap kata yang memang ada dalam Bahasa Indonesia eh, maksudnya ada dalam keseharian kita. Kondisi yang aku amati, misalnya ketika anak atau cucu si ibu tersebut akan menggunakan pisau. Dia katakan, “Jangan gunakan pisau itu!”.
2. Kata ‘jangan’ diucapkan tidak berhubungan secara langsung dengan situasi yang sedang terjadi
Ibu tersebut pernah menarik cucunya dari sebuah panci yang berisi air panas, tanpa mengatakan ‘jangan’. Ia langsung tarik cucunya ke belakang. Setelah itu dia bercerita tentang air panas. Dalam cerita tersebut si ibu baru menggunakan kata ‘jangan’. “Air yang beru dimasak, diletakkan di api, itu panas, Nak. Jika kena kulit akan sakit. Jadi, jangan disentuh!”, demikian katanya. Kejadian yang berhubungan dengan air panas sudah berlalu. Si ibu baru mengatakan ‘jangan’ setelahnya.
3. Mengatakan kalimat positifnya dan menghilangkan ‘jangan’
Yang lebih sering dilakukan oleh si ibu adalah cara ketiga ini. Dia memang sangat jarang menggunakan kata ‘jangan’. Ibu itu menggunakan kata-kata harapan atau pengalihannya. Kata-kata harapan atau pengalihan adalah alternatif tindakan yang ditawarkan kepada anak. Misalnya ketika anak main terus sampai larut malam, si ibu tidak megnatakan “Jangan bermain lagi!”, tetapi dia berkata begini, “Bonekanya diajak tidur yuk!”
Begitulah pengalamanku dalam mengamati variasi penggunaan kata ‘jangan’. Apakah Ayah/Bunda/Kakak melakukan hal yang sama? Apa variasi yang Ayah/Bunda/Kakak lakukan?
Ingin diskusi dengan saya? Silahkan follow @rudicahyo
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Modal Dasar Pengasuhan
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban