Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
December 29, 2012 . by rudicahyo . in Parenting . 3 Comments
Banyak orangtua atau guru menghidari kata ‘jangan’. Apakah Kamu termasuk diantaranya? Apa sih yang membuat ‘jangan’ dihindari untuk digunakan? Rahasia Parenting akan membahasnya untuk Kamu.
Kebanyakan di dekat rumahku, orangtua atau orang yang lebih dewasa terbiasa mengatakan jangan. Mulai dari “Jangan keluar rumah, sudah malam!”, “Jangan main pisau!”, sampai “Jangan nakal!”. Fakta yang lain aku dapatkan ketika aku menjadi konsultan untuk sebuah TK. Awal masuk ke TK tersebut, ada hal yang berbeda soal kata ‘jangan’ ini. Semua guru magang tidak diperkenankan mengatakan jangan. Mereka menggunakan kata ‘tidak’.
Apakah Kamu juga termasuk yang menghindari penggunaan kata ‘jangan’? Atau pernah merasakan efek penggunaannya? Memang ada yang memperbolehkan penggunaannya. Tapi sebagian yang kita sering temui, menghindari penggunaan kata ‘jangan’, terutama untuk anak.
Apa sih yang membuat kata ‘jangan’ dihindari? Berikut ini beberapa alasan yang membuat kata ‘jangan’ begitu dihindari penggunaannya,
1. kata jangan memotong kesenangan
Sebenarnya, yang lebih tepat adalah kata ‘jangan’ memotong aktivitas yang sedang berjalan. Hanya saja, memotong aktivitas itu tidak begitu berefek besar pada diri anak, kecuali berhentinya sebuah tindakan.
Berhentinya tindakan tidak berarti berhentinya perilaku. Jika aku mengatakan perilaku, berarti tindakan-tindakan atau aktivitas-aktivitas sebagai hasil dari belajar, sudah membentuk diri. Karena itu, kata ‘jangan’ mungkin menghentikan kegiatannya, tetapi tidak mengubah pola perilakunya.
Bahkan sangat mungkin kata ‘jangan’ membentuk perilaku baru yang tidak sesuai dengan harapan. Misalnya, “Jangan lari-lari!”. Mungkin anak menghentikan larinya, tetapi dia menandai, bahwa menghentikan berlari adalah ketidaknyamanan, sakit hati, sebel dan emosi negatif yang sejenis. Dengan demikian, agar emosinya menjadi positif, maka ia memelihara niat atau keinginannya untuk berlari.
2. kata ‘jangan’ menghambat perkembangan kreativitas
kata ‘jangan’ berefek demikian jika kita terburu-buru mengucapkannya dan terlalu banyak menggunakannya. Jika sedikit-sedikit anak dipotong perilakunya dengan mengatakan jangan, maka hasrat untuk berinisiatif melakukan tindakan, akan berkurang. Anak juga terlampau hati-hati dalam tindakannya. Jika berlebihan, maka daya kreasi anak akan berkurang.
3. kata ‘jangan’ mempersempit pilihan
Kata ‘jangan’ membuat anak menandai bahwa perbuatan tertentu tidak boleh dilakukan. Anak memasukkan tindakan tertentu ke dalam kotak larangan. Berarti menandai sebuah perilaku tidak akan ia lakukan. Dengan demikian, jika suatu ketika situasi tertentu justru mengharuskan ia melakukan sebaliknya, ia tetap tidak mau melakukan. Coba bayangkan jika seseorang berpegang pada “Jangan memberi pengemis, karena bisa membuatnya manja!”
4. kata ‘jangan’ tidak mengandung solusi
Terhentinya tindakan lebih dekat kepada efek dari sebuah kritik atau larangan, bukan solusi atau perubahan. Misalnya saja ada orangtua mengatakan, “Jangan main air, lebih baik main mobil-mobilan!”. “Jangan main air!” sangat berbeda, bahkan tidak berhubungan dengan “(Ayo) main mobil-mobilan!”. Tetap saja “Jangan main air” bukan solusi, meskipun “(Ayo) main mobil-mobilan” bisa dibilang demikian.
Demikian beberapa alasan kenapa kita menghindari kata ‘jangan’. Apakah kata jangan masih boleh digunakan? Tentu saja boleh.
Kalau menurutmu, apa lagi alasan kenapa kata ‘jangan’ dihindari penggunaannya?
Ingin diskusi dengan saya? Silahkan follow @rudicahyo
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Modal Dasar Pengasuhan
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
One Comment