Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
March 28, 2016 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 4 Comments
Berlibur adalah kebutuhan yang sama berharganya dengan bekerja. Melepaskan diri sejenak dari kepenatan aktivitas harian mendatangkan manfaat bagi kesehatan psikologis kita. Begitu kah?
“Kamu kurang piknik sih…” Pernah dengar ucapan seperti itu? Atau mungkin pernah ada teman yang mengatakan kepada Kamu, saat Kamu sudah merasa lelah, sulit fokus, tidak produktif dan sebagainya? Ya, ucapan pada moment-moment yang disebutkan temanmu itu memang berhubungan dengan manfaat liburan. Ketika kita sedang berhenti dalam sebuah kelelahan dan kejenuhan, maka berliburlah.
Tulisan ini bertepatan dengan libur panjang pada paskah beberapa hari yang lalu. Kalau sudah dapat jatah tanggal merah di Hari Jumat, maka kesempatan seperti itu sepertinya tidak mau disia-siakan. Karena sebagian orang ada juga yang masih memanfaatkan Sabtu dan Minggu nya untuk bekerja. Kadang aku juga termasuk yang melakukannya.
Untuk paskah kemarin, aku berkesempatan memanfaatkan Jumat untuk pergi ke Pantai Ria atau Ken Park di Kenjeran Surabaya. Aku luangkan waktu untuk sejenak melepas penat bersama Bintang, ibunya Bintang, dan neneknya yang kebetulan sedang datang menjenguk saat Bintang harus opname di rumah sakit. Libur kali ini juga menjadi ajang untuk refresh Bintang lagi, setelah sekian hari dikurung di kamar rumah sakit.
Memang, kala libur kadang tidak sepenuhnya kita lepas dari kesibukan. Pekerjaan barangkali saja masih tetap setia bercokol di pikiran, gadget juga membuat kita tetap terhubung dengan tugas-tugas dan tempat kerja, apalagi dengan adanya media sosial di tangan. Pada saat seperti ini, sebenarnya kita tidak sepenuhnya berlibur. Akibatnya, penyerapan atas manfaat berlibur bagi kesehatan psikologis tidak sepenuhnya kita rasakan. Apa sih manfaat berlibur untuk kesehatan psikologis kita?
Setidaknya ada lima manfaat yang dapat kita petik dari berlibur (sepenuh hati).
1. Relaksasi
Berlibur akan mengendurkan otot-otot dan syaraf-syaraf yang tegang. Ketika kita rileks, maka peredaran darah juga menjadi lebih lancar. Pada saat itu, pikiran kita juga bisa menjadi lebih santai. Beban emosional yang sedang kita pikul juga sejenak dilepaskan.
2. Penyegaran kembali (refresh)
Ketika otot-otot dan syaraf menjadi rileks, maka beban pikiran dan ketegangan emosi juga semakin terkurangi. Kita akan kembali menjadi lebih segar.
3. Daya serap
Ketika kita menjadi lebih santai, maka pikiran kita juga menjadi lebih terbuka untuk menerima informasi. Daya serap kita juga menjadi berlipatganda setelah bersantai. Karena itulah, jika kita ingin aktivitas belajar lebih efektif, kita selalu menyelinginya dengan jeda atau istirahat sejenak. Liburan juga punya fungsi yang sama untuk kesibukan kita sehari-hari.
4. Kreativitas
Liburan juga berfungsi untuk mengondisikan diri kita berada pada zona inkubasi. Pada saat itu, kita melepaskan dari ketegangan pikiran yang mungkin saja sedang sibuk mencari pemecahan atas persoalan. Ketika kita berada pada zona inkubasi, kita memberikan peluang bagi pikiran untuk terinspirasi, mendapatkan insight-insight atas berbagai persoalan yang kita hadapi.
5. Produktivitas
Ketika kita kembali menjadi lebih kreatif, maka saat itu juga kita siap untuk melakukan produksi. Gagasan-gagasan kita bisa kita realisasikan. Maka produktivitas kita menjadi bertambah.
Itulah 5 manfaat liburan untuk kesehatan psikologis kita. Namun yang perlu diingat, agar manfaatnya benar-benar optimal, maka lakukan liburan dengan sepenuh hati.
Kalau Kamu, liburan kemana atau dengan cara apa? Apa manfaat yang Kamu rasakan dari liburan tersebut?
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Abnormalitas adalah Normalitas yang Diingkari
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Level Kerumitan Persoalan Psikologis
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Need Sebagai Motif dalam Hierarkhi Kebutuhan Maslow
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Pekerjaan atau Anak?
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Political Framing: Ketika Kalimat "Apa susahnya membawa anak Palestina ke sini?" Menjadi Populer
- Faktor Penguat Tingkat Kepercayaan Orang kepada Kita
- Work-Life Balance Apakah Sebuah Fatamorgana?
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Jika Sudah Punya Mimpi, Terus Diapakan?
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Bagaimana Mengelola Orang yang Bermasalah dengan Kita?
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Sekilas Cerita tentang Oedipus Complex
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
2 Comments