Ibu adalah pahlawan untuk keluarga. Ibu telah melakukan banyak hal mulia yang sering tidak kita perhatikan. Di Hari Ibu ini, mari kembali kita renungkan pengalaman bersama ibu yang membuat mereka layak menjadi pahlawan.
“Selamat Hari Pahlawan!”. Apa?! Tidak salah ucapan ini? Bukankah ini 22 Desember, dan bukan 10 November? Iya, 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Karena itu, sah-sah saja jika kita mengucapkan selamat untuk para pahlawan yang telah berjasa besar untuk kita dan keluarga kita. Merekalah para ibu.
Hari ini ibunya Bintang memekikkan sesuatu. Dia besok minta dibelikan sesuatu yang spesial sebagai bentuk penghargaan kepada para ibu. Teringatlah aku bahwa hari ini, 22 Desember adalah Hari Ibu. Maka aku gunakan kesempatan ini untuk mengenang kembali berbagai pengalaman yang aku lalui bersama ibu, dan banyak hal yang telah ibu lakukan buatku.
Berbicara tentang hari ibu, aku adalah orang yang tidak selalu mengucapkan selamat kepada ibuku. Kalau diingat-ingat, sepertinya cuma sekali aku mengucapkan selamat kepada ibuku, dan dia terbengong, bingung bagaimana meresponnya. Dari situ aku tidak lagi mengucapkannya.
Ibuku tidak mengenal ucapan selamat hari ibu. Dan buat aku, hal itu sudah tidak penting lagi kini. Selain karena ibuku tidak perduli dengan ritual perayaan tahunan tersebut, buat aku tindakan nyata jauh lebih bermakna daripada ucapan atau ritual yang mewakilinya. Dan untuk hal itu, aku tidak perlu harus menunggu moment setahun sekali. Aku cukup berusaha untuk tidak menyakiti hati ibu dan membuatnya bahagia, setiap saat.
Namun moment Hari Ibu tetap memiliki makna. Karena dengan moment inilah aku sejenak berdiam diri dan mengenang perjalnanku bersama ibu. Hasil perenungan adalah ucapan ‘Selamat Hari Pahlawan’ untuk para ibu.
Kenapa para ibu layak disebut pahlawan? Karena banyak hal yang ia lakukan untuk anak dan kelaurga, sedangkan anak dan keluarganya tidak tahu. Seandainya mereka tahu, banyak dari anak dan keluarga yang tak menyadari bahwa tindakan para ibu memberi arti untuk hidup kini dan nanti. Apa saja aksi para ibu yang membuat mereka layak disebut pahlawan?
1. Ibu merasakan kesedihan anaknya dan tidak menunjukkannya
Kalau berefleksi dari ibuku, dia sangat peka merasakan apa yang sedang aku pikirkan. Jika aku sedih, dia tahu. Tapi hebatnya, dia tidak menunjukkan bahwa ia sedang bersedih. Dalam contoh yang konkrit, ibuku selalu jatuh sakit ketika aku sedang sakit. Aku dan ibuku tinggal berjauhan beratus-ratus mil. Aku di Sidoarjo dan ibuku di Bali. Namun ketika aku sakit, dia bisa merasakannya dan juga ikut sakit.
Pernah suatu ketika aku sedang demam, ibuku jatuh dan kakinya memar tidak bisa jalan. Dia menelponku dan menanyakan kesehatanku. Aku beri tahu bahwa aku sedang tidak enak badan. Berbagai nasehat ia berikan. Meski terdengar cerewet, aku tetap mendengarkan tiap kata nasihat yang meluncur dari mulutnya. Sayangnya, tidak semua aku lakukan hehehe. Tapi ibu tidak cerita kalau ia sedang sakit dan tidak bisa jalan. Hal ini baru ketahuan ketika bapak cerita padaku.
2. Ketika kecewa, ibu tetap menunjukkan rasa bangga
Ibu dan bapak bukan orang yang berpendidikan tinggi, jadi tidak banyak tahu menahu soal sekolah atau kuliah anaknya. Kalau diundang sekolah datang, kalau diminta bayar iuran ya bayar, kalau diminta ambil rapor ya diambil. Itu saja. Namun sejak mereka pindah ke Bali saat aku duduk di kelas 3 SD, hal-hal tersebut harus aku urus sendiri.
Saat mbakku tak meneruskan kuliah, dan hanya berhenti sampai SMK, aku tahu ibu kecewa. Dia berusaha membanting tulang dan siap membiayai anaknya untuk kuliah, namun mbak tidak mau kuliah. Mungkin mbak berpikir untuk bekerja, daripada merepotkan orangtua. Tapi aku melihat mereka tak pernah menampakkannya. Bahkan mereka selalu membanggakan setiap anaknya di mata orang lain.
3. Ibu rela tidak keren saat ini untuk masa depan yang keren bagi anaknya
Banyak ibu yang rela tidak disuka, bahkan oleh anaknya sendiri, agar anaknya menjadi orang yang baik kelak di kemudian hari. Ibu sering menjadi orang yang cerewet, melarang ini dan itu, menasehati hal ini dan hal itu. Kadang bikin anaknya bete dan selalu sebal ketika bertemu. Namun ibu tak pernah menyerah untuk terus membuat anaknya berhasil di masa depan. Aku merasakan dampaknya saat ini.
4. Ibu selalu memberi yang terbaik
Bukan sesuatu yang spesial. Aku teringat ketika ibuku hanya mampu membelikanku sepatu bajakan (tembakan). Aku tahu itu sepatu bajakan dan aku menerima dengan senang hati. Aku timang-timang sepatu itu. Saat sedang asik mengagumi sepatu baruku, ada seorang yang bilang bahwa itu sepatu bajakan. Ibuku berusaha memberi kode agar orang tersebut tidak terus mengatakan bahwa sepatu itu bajakan. Aku menangkap gelagat itu, dan aku marah. Aku marah bukan karena sepatu bajakannya, tapi karena orang-orang berusaha menyembunyikannya. Aku merasa dibohongi, padahal aku sudah tahu itu sepatu bajakan, dan tidak masalah buatku.
Ibu sedih melihat kemarahanku. Ia menyesali kejadian itu. Dia mengajakku bicara dan meminta maaf hanya mampu membelikan sepatu bajakan. Dia berusaha menyembunyikan dariku, karena takut membuatku kecewa. Aku ceritakan kepada ibu bahwa kemarahanku bukan karena sepatu bajakan, tapi karena ketidakterusterangan. Syukurlah persoalannya clear.
Sebenarnya ada banyak hal yang bisa aku tuliskan, tetapi aku lebih memilih beberapa hal tersebut, karena keempat hal itu sangat emosional buatku. Keempatnya membuatku rindu, bangga, dan merasa bersalah.
Namun dari semua kebaikan ibu tersebut, ternyata baru sadar kalau aku jarang melakukan hal besar buatnya. Bahkan untuk sekedar ucapan maaf dan terimakasih selalu diutarakan pada moment tertentu saja. Maaf sudah pasti diucapkan ketika idul fitri dan terimakasih sepertinya bisa dihitung dengan jari. Entah sebagai pembenaran atau memang kenyataan, mungkin hal itu hanya soal kebiasaan. Di lubuh hati yang terdalam, aku selalu menghormati dan menyayangi ibu. Tidak hanya untuk hari ini, tidak hanya menunggu 22 Desember, aku selalu menyayangi ibu.
Selamat Hari Ibu
Kembali teringat pekikan ibunya Bintang soal kado spesial. Ok, bersiap untuk membelikan sesuatu yang spesial buat Ibunya Bintang. Biar Bintang saja yang memberikan khusus untuk ibunya. Biar dia mengidolakan ibunya, menjadikan Ibu Bintang sebagai pahlawan.
Apa kenangan tak terlupakan bersama ibu, yang membuat ibumu menjadi pahlawan buatmu?