6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
August 14, 2020 . by rudicahyo . in Pendidikan, Psikologi Populer . 0 Comments
6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi. Pandemic telah mengubah cara kerja maupun cara belajar di sekolah. Ketika belajar dan bekerja beralih ke rumah dan berubah dari sistem offline menunu online, banyak dampak yang timbul, diantaranya penurunan motivasi kerja. Â Untuk itu, sangat penting untuk melakukan penyesuaian tugas untuk menjaga motivasi di masa transisi.
6 Prinsip Penyelarasan Tugas, apa itu dan bermula dari persoalan apa? Berawal dari obrolan bersama bimbingan mata kuliah seminar (calon mahasiswa skripsi), bergerak kepada pembahasan tentang pengaderan mahasiswa baru oleh pengurus BEM. Kebetulan, salah satu mahasiswa bimbingan saya adalah Kepala Departemen Sumber Daya Manusia di BEM kampus.
Problem yang dibicarakan adalah tentang perubahan motivasi ketika konsep pengaderan mahasiswa baru berubah dari sistem offline menjadi online. Terjadi penurunan motivasi pasca banyak migrasi dilakukan dalam kepanitiaan. Dengan beralihnya kegiatan dari offline ke online, banyak personel yang beralih tugas, karena tidak ‘terpakai’ di sistem kerja yang baru. Hal ini menimbulkan respon yang beragam. Yang menjadi keluhan adalah yang merespon secara negatif atau melakukan penolakan. Perpindahan yang tidak sesuai dengan keinginan anggota panitia pada saat awal mengajukan lamaran, membuat mereka setengah hati dalam menjalankan tugasnya. Suasana kerja yang berubah dari offline menjadi online juga turut mempengaruhi performa anggota panitia. Tingkat pertemuan (touching) yang rendah antar panitia juga mempengaruhi keterlibatan (engagement) mereka.
Dengan anteseden tersebut, Departemen Sumber Daya Manusia BEM (melalui ketuanya) meminta saya untuk memberikan pelatihan kepada panitia pengaderan mahasiswa. Saat sesi konsultasi tersebut, saya menggarisbawahi beberapa hal penting yang dapat menjadi rujukan bagi BEM (khususnya Departemen Sumber Daya Manusia) untuk mengelola panitia pengaderan (atau bahkan anggota BEM) untuk mengelola sumber daya manusia mereka. Dengan demikian, sesi pelatihan belum tentu benar-benar dilakukan, karena harapan saya, mereka bisa menangani sendiri persoalan tersebut dengan pedoman atau prinsip-prinsip yang saya berikan. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:
Baca juga:
1. Motivasi Efektif bukan Toxic Positivity
Sebelum program pelatihan untuk panitia pengaderan benar-benar dilakukan, saya menekankan kepada personel Departemen Sumber Daya Manusia BEM bahwa saya tidak akan memberikan motivasi ‘ala motivator’ yang berujung pada toxic positivity. Artinya, efek yang diperoleh tidak jauh dari bulan madu (honey moon effect), dimana peserta merasa bergairah saat di ruang pelatihan dan tiba-tiba shock saat menghadapi kenyataan.
2. Motivasi Berpijak Pada Output Nyata
Melanjutkan penjelasan tentang toxic positivity, saya tidak akan mengambil arah penguatan motivasi dengan memompa motivasi peserta dan kemudian berharap kinerja mereka akan meningkat. Biarlah yang bagian ini menjadi tugasnya para motivator yang spesialis memompa semangat orang. Saya lebih menyukai alur kebalikannya, yaitu dari pengembangan kemampuan kerja (melakukan tugas) yang kemudian berdampak pada meningkatnya motivasi. Saya lebih suka membuat mereka kompeten dan merasa berharga yang kemudian berdampak pada gairah kerja.
3. Pentingnya Pengenalan Karakteristik Personel
Sehubungan dengan perubahan yang menuntut penyesuaian diri personel, maka penting pengelola (atasan) untuk mengenali karakteristik anggotanya. Pemetaan karakteristik ini terutama ditujukan untuk mengetahui daya adaptasi atas perubahan. Dengan demikian, pergeseran tugas akan disesuaikan, apakah seseorang dapat melakukan tugas yang benar-benar berbeda atau harus tugas dengan karakteristik yang sama.
4. Pentingnya Mengenali Karakteristik Tugas
Untuk terjadinya penyesuaian diri personel dengan efektif, maka penting utuk mengenali karakteristik tugas untuk dua tujuan. Pertama, agar ada kesesuaian tugas dengan personelnya. Dan kedua, penyesuaian ketika terjadi perubahan tugas, dari tugas lama (yang bersifat offline) dengan tugas baru (yang bersifat online).
5. Matching Personel dan Tugas
Sebelumnya sudah disinggung bahwa mengenali karakteristik personel dan karakteristik tugas berfungsi untuk matching yang baik antar keduanya. Hal ini juga sangat berpengaruh kepada motivasi, karena terkait dengan kompetensi dan passion.
6. Matching antar Tugas
Jika di nomor 5 berkenaan dengan pencocokan antara personel dan tugas, kali ini adalah berkenaan dengan penyesuaian antar tugas. Jika terjadi peralihan tugas, maka antar tugas tersebut juga perlu disesuaikan karakteristiknya. Contoh yang paling ekstrim adalah beralihnya personel yang sebelumnya bekerja di lapangan atau bersifat teknis, kemudian berubah menghandle pekerjaan konseptual (atau sebaliknya). Tentu ketidaksesuaian akan membuat motivasi turun, dan sebaliknya kesesuaian akan membuat motivasi tetap tinggi.
Saya berharap, dengan 6 prinsip ini, teman-teman pengurus BEM sudah dapat mengelola personel panitia pengaderan. Namun jika memang dibutuhkan parogram pelatihan atau workshop, saya juga siap untuk membantu mereka.
Selain untuk membantu transisi kerja dari offline ke online, prinsip-prinsip ini juga dapat menjadi pedoman untuk transisi dalam konteks yang lain, misalnya dalam konteks belajar, yang sebelumnya dilakukan secara langsung di sekolah kemudian berubah melalui daring. Namun saya juga bersedia untuk membuat tulisan lagi, bagaimana enam prinsip tersebut diimplementasikan dalam transisi belajar dari offline ke online.
Artikel tentang Pendidikan, Psikologi Populer Lainnya:
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Pendidikan dan Sikap terhadap Tantangan Kerja
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Work-Life Balance Apakah Sebuah Fatamorgana?
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Bagaimana Film Amazing Spiderman di Mata Psikologi?
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Need Sebagai Motif dalam Hierarkhi Kebutuhan Maslow
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
- Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
- Pembubaran RSBI Wujud Kemerdekaan Pendidikan
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Pemimpin itu Pendidik
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa