Minggu, 22 April 2012. Workshop pengembangan diri digelar untuk anak Panti Asuhan Muhammadiyah, di daerah Kenjeran Surabaya. Menariknya, workshop ini menggunakan life story sebagai metodenya. Jadilah sebuah workhop Pengembangan Diri dengan Menulis Life Story.
Berawal dari sebuah diskusi untuk memoderasi usulan kegiatan yang bertajuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Diskusi dengan salah seorang yang mengusulkan kegiatan tersebut menghasilkan kebingungan untuk memoderasi beberapa kepentingan. Proposal PKM berisi kegiatan entrepreneurship, sementara pihak panti asuhan yang menjadi sasaran kegiatan menginginkan anak-anak penghuni panti bisa menulis. Di sisi lain, hasil survey menunjukkan, hobi anak-anak panti tidak hanya menulis, ada yang menyulam, sepak bola, memasak, dan bela diri. Nah, bingung kan memoderasinya? Upaya memoderasi ini bisa dibaca di sini.
Hasilnya, diadakanlah Workshop Pengembangan Diri dengan Life Story. Dengan pengembangan diri, diharapkan akan menunjak pembentukan mental wirausaha. Metode life story memfasilitasi dua hal, selain mengakomodir keinginan sebagian anak dan pengurus panti, yaitu agar anak asuhnya bisa menulis, life story juga merupakan cara mengembangkan diri dengan membuat cerita kehidupan.
Pukul 08.30 WIB, anak-anak penghuni asrama panti asuhan sudah menunggu di aula asrama putra. Mereka terdiri dari anak-anak dengan umur yang bervariasi, mulai dari SD sampai SMA. Variasi ini juga memnyumbang bagi diputarnya otak untuk menemukan metode yang bisa memfasilitasi semua level usia tersebut. Karena menulis kisah hidup bersifat personal, maka metode ini dapat memoderasi semua tingkat usia tersebut.
Acara dibuka dengan berkenalan. Sebuah cerita pengantar dan permainan untuk meningkatkan energi juga disuguhkan. Anak-anak membuat lingkaran dan bernyanyi serta membuat gerakan sesuai dengan lagu tersebut. Lagu yang mereka nyanyikan adalah “Kalau Kau Suka Hati”.
Menu pembelajaran dan aturan manin disosialisasikan. Menu belajarnya terdiri dari 3 aktivitas, yaitu menemukan dan mengenali kekuatan diri, membangun impian, serta membuat desain langkah konkrit dalam kehidupan. Sementara itu, aturan mainnya adalah cara untuk mengaktivasi secara produktif semua peserta. Aturannya mudah, yaitu: semua berhak bicara dan mendengar, semua peserta adalah murid sekaligus guru, semua orang harus menjadikan dirinya bermanfaat buat orang lain.
Menu pertama adalah menemukan kekuatan diri. Anak-anak diajak berlomba membuat gambar dirinya. Beberapa langsung mengeluh, tidak bisa menggambar. Tenang, hal ini sudah diantisipasi. Fasilitator menunjukkan sebuah gambar yang sangat mudah dikenali, meskipun gambar itu jelek, yaitu gambarnya fasilitator sendiri hahaha. Artinya, bukan soal mirip atau bagusnya gambar, tetapi memunculkan ciri khas, sehingga orang langsung dapat mengenali, gambar siapa itu.
Ada yang menarik, seorang anak yang masih kecil tidak mau menunjukkan gambarnya. Ia malu, karena menurutnya, gambarnya jelek. Ini adalah sebuah tanggung jawab kecil yang harus dibereskan. Karena dalam lomba ini akan ada 5 orang yang dipilih untuk mendapatkan hadiah, anak yang malu itu dijadikan salah satu pemenangnya. Pasca penghargaan itu, ia tidak malu lagi menunjukkan hasil kerjanya. Syukurlah..
Gambar yang sudah dibuat dijadikan tokoh dalam cerita. Peserta boleh menjadikan namanya sebagai nama tokoh yang ada di gambar, atau memberikan nama baru. Selain nama, peserta juga menuliskan, apa ciri khas dari tokoh yang ada di gambar tersebut. Jadi, mereka tinggal melengkapi kalimat “…..(tuliskan nama!) seorang yang…..(sebutkan ciri khas!).
Gambar yang sudah dibuat diceritakan di dalam kelompok yang teridiri dari 5 atau 6 orang. Ceritanya unik, karena ciri khas yang mereka tulis juga unik. Ada yang menuliskan dirinya sebagai orang yang pemalu, sensitif, penyayang, jagoan dan sebagainya.
Dari cerita yang telah mereka bagi, anak-anak menuliskan profil dari tokoh yang ada di gambar. Yang mereka tuliskan terdiri dari nama, ciri khas, 3 kelebihan dan 1 kekurangan. Poin-poin profil ini diubah menjadi cerita yang lebih deskriptif. Sebagian sudah terbiasa menulis, terutama peserta perempuan yang sudah di tingkat SMP dan SMA.
Menu belajar yang kedua adalah menciptakan impian. Sekali lagi anak-anak menggambar dirinya. Bedanya, kali ini mereka diberi stimulus yang mengondisikan mereka untuk menggambar dirinya di tahun 2022. Meskipun menggambar dirinya lagi, sekarang gambarnya sudah berbeda. Yang ingin jadi dokter menggambarkan dirinya berpakaian dokter. Begitu juga yang bercita-cita jadi pemain sepak bola.
Untuk kali kedua pula peserta membuat profil tokoh yang ada di gambar. Profil ini juga dituliskan dalam bentuk cerita.
Sampailah pada menu belajar yang ketiga, yaitu membuat desain rencana. Fasilitator menceritakan alur perjalanan dalam mengelola kekuatan dan menuju kepada impian. Setiap babak dari kejadian adalah sebuah kisah atau peristiwa. Aanak-anak membuat 5 peristiwa penting dalam perjalanan hidupnya. Setelah peristiwa-peristiwa itu diciptakan, mereka membuat deskripsi perjalanannya dengan menggunakan peristiwa tersebut.
Di bagian akhir workshop, anak-anak merangkai deskrispi tokoh dan kisahnya dari 3 menu pembelajaran yang telah dilalui. Hasilnya, mereka punya cerita yang utuh tentang tokoh, yang ternyata adalah dirinya sendiri.
Demikian fasilitaso Workshop Pengembangan Diri dengan Life Story.
Ternyata, menulis mempunyai banyak manfaat. Workshop ini menunjukkan bahwa menulis juga bisa digunakan untuk menguraikan kekuatan dan impian diri. Selain itu, menulis juga bisa memperjelas desain rencana kehidupan. Jadilah sebuah kisah diri yang bisa di-review sewaktu-waktu.
Hem, berikutnya akan ada banyak lagi fasilitasi, kelas, atau workshop yang menggunakan menulis untuk perubahan yang positif. Tunggu saja.
Atau ada usulan, untuk apa lagi kira-kira menulis akan kita gunakan?
6 responses to “Workshop Pengembangan Diri dengan Menulis Life Story”
[…] Tulisan yang menunjukkan aplikasi menulis yang telah aku lakukan diantaranya Workshop “Menulis Kreatif” dan Workshop Pengembangan Diri dengan Menulis Life Story. […]
mantapz… aku suka gayamu menulis, aku suka isi tulisanmu,… pokoknya aku padamu dech 😀
hahaha ternyata ada comment yang terselip lama. Ternyata wong ganteng ini tho *toss
Saya suka tulisannya, sangat bermanfaat dan menginspirasi
Terimakasih, Ummi Rahmi
Sama sama