Hal baru yang diulang-ulang akan jadi barang lama. Pekerjaan kreatif jika dilakukan terus menerus maka juga tidak lagi menjadi kreatif. Ini adalah paradox kreativitas.
Hari ini aku dan teman-teman Indonesia Bercerita sedang ada pertemuan rutin. Di sela-sela obrolan, ada kesempatan berbicara dengan teman, Zul. Dia adalah seorang pembuat desain website, sebuah pekerjaan yang membutuhkan kreativitas.
Aku bertanya tentang pola kerja para pembuat desain website. Kata Zul, ia bisa nongkrong berjam-jam di depan laptop. Bahkan katanya, laptopo mereka bisa menyala seumur hidup mulai dari sejak dibeli. Jadi laptop itu dihidupkan dan hanya ditutup saja jika ingin mengakhiri pekerjaan. Laptop tinggal buka dan digunakan saja ketika dibutuhkan.
Aku bertanya tentang perasaannya dengan pekerjaan kreatif yang sedang ia lakukan. Ia menjawab, jenuh bekerja terus menerus seperti itu. Ia butuh waktu untuk melakukan hal yang berbeda, dengan orang lain dan dalam suasana yang berbeda. Dan tentu saja ia setuju bahwa bekerj aterus menerus seperti itu sama sekali tidak kreatif. Menurutmu?
Karena obrolan ini, aku teringat sebuah novel yang ditulis oleh Paulo Coelho, Veronika Memutuskan Mati. Dalam novel itu, terdapat bagian yang menarik tentang keinginan Veronika. Karena dianggap aneh jika melakukan hal yang berbeda, Veronika ingin menyatakan gila dan masuk rumah sakit jiwa. Menurutnya, ia bisa bertindak berbeda di rumah sakit jiwa, tanpa harus dianggap aneh.
Sudah hidup lama di rumah sakit jiwa, ternyata Veronika tetap saja tidak betah. Menurut dia, berada di dalam rumah sakit jiwa sama tidak nyamannya, karena ia masih saja sama dengan yang lainnya, sama berbedanya.
Pengalaman Zul dan Veroika ada persamaannya. Zul mengalami pengulangan dalam pekerjaanya yang sebenarnya tergolong pekerjaan kreatif. Akibatnya kebosanan itu bisa menjadi salah satu wujud mulai tidak kreatifnya pekerjaan itu. Begitu juga dengan Veronika yang serba salah dengan keberbedaannya. Lalu apa hubungannya dengan kreativitas?
Kreativitas identik dengan menghasilkan sesuatu yang baru dan bernilai. Bagaimana jika yang baru itu terus diulang? Akan menjadi barang lama bukan? Karena baru tidak mungkin terjadi terus menerus pada sesuatu yang sama. Begitu juga pekerjaan yang melibatkan kreativitas, atau disebut pekerjaan kreatif, jika dilakukan terus menerus, maka akan jadi monoton.
Pekerjaan yang mendukung kreativitas pun bisa menjadi aktivitas yang tidak kreatif jika terjadi berulang-ulang. Karena itu, segala sesuatu butuh variasi untuk memberikan jeda, membuat lebih relax. Santai adalah sebuah kondisi yang dibutuhkan dalam proses mendapatkan insigt. Dalam tahap kreatif, bagian ini disebut inkubasi. Sedangkan munculnya inspirasi ketika berada pada fase iluminasi.
Sekedar mengingatkan, bahwa kreativitas terdiri dari 5 fase dari preparasi, konsentrasi, inkubasi, ikuminasi dan klarifikasi. Agar pengendapan di fasi inkubasi dan penemuan insight di fase iluminasi berjalan atau terjadi dengan baik, maka pertahankan kreativitasnya, bukan pekerjaan yang menyertainya. Agar kreativias terjaga, maka perlu menyelingi pekerjaan dengan aktivias yang variatif.
Setiap orang punya cara yang mungkin berbeda dalam menjaga agar tetap kreatif. Kalau kamu bagaimana caranya?
2 responses to “Variasi Dapat Menjaga Kreativitas”
Kalo saya menganggap seseorang harus melewati fase yang sulit dulu dalam hidupnya agar bisa lebih kreatif.
Iya, itu juga salah satunya. Tapi kalau soal tekanan, itu memang tipikal, beda antara orang satu dengan lainnya