Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak


Setiap anak akan melekat pada figur tertentu, misalnya orangtua atau pengasuh. Hanya saja, tidak semua kelekatan disertai emosi positif pada diri anak. Hal ini berkaitan dengan jenis kelekatan yang terjadi pada anak.

Ayah, Bunda, Kakak, pernahkah punya pengalaman, anak bersedih atau menangis ketika kita tidak hadir atau pergi dari sisinya? Pasti pernah kan?!. Bahkan sebagian dari anak tidak hanya merasa sedih atau menangis saat ditinggal orangtua atau pengasuhnya, tetapi menjadi panik, bingung, tidak tahu harus berbuat apa, atau daya eksplorasinya melemah (bahkan hilang). Anehnya lagi, sebagian anak justru menolak orangtua atau pengasuhnya saat mereka datang atau mendekat kembali. Ini adalah problem kelekatan atau attachment.

Kelekatan oleh Mary Ainsworth adalah ikatan emosional yang dibentuk oleh seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, yang mengikat mereka sepanjang waktu. Dari studi Ainsworth inilah dibagi tiga jenis attachment, yaitu kelekatan yang aman (secure attachment), kelekatan tidak aman dengan penolakan (insecure avoidant), dan kelekatan tidak aman yang ambivalen atau resisten.

Ketika anak mengalami kelekatan dengan perasaan aman (secure), mereka akan lebih percaya diri ketika figur lekatnya (orangtua/pengasuh) memberikan apa yang mereka butuhkan. Anak akan menggunakan figur lekat sebagai dasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan. Anak lebih mudah ditenangkan ketika mengalami tekanan. Kelekatan jenis ini akan terbentuk ketika orangtua/pengasuh sensitif untuk merespon kebutuhan anak dengan reaksi yang tepat.

Anak dengan kelekatan tidak aman yang disertai penolakan (insecure avoidant) tidak menjadikan figur lekat sebagai sandaran dalam melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Anak menjadi sangat independen dan tidak terlalu peduli dengan orangtua atau pengasuh. Kelekatan jenis ini terjadi ketika orangtua/pengasuh tidak sensitif dan mengabaikan kebutuhan anak.

Anak yang mengalami kelekatan tidak aman yang ambivalent atau resisten (insecure ambivalent/resistant) akan menunjukkan perilaku lekat atau ketergantungan, tapi menolak figur lekat saat ia mencoba berinteraksi. Anak gagal mengembangkan perasaan aman dari kelekatannya dengan orangtua/pengasuh. Hal ini akan mempersulit untuk melakukan eksplorasi hal baru di lingkungannya. Ketika mengalami tekanan, anak akan sulit merasa tenang dan merasa tidak nyaman berinteraksi dengan figur lekatnya. Bentuk kelekatan ini terjadi karena orangtua/pengasuh tidak konsisten dalam merespon kebutuhan anak.

Ciptakan kelekatan yang aman bagi anak! (foto: prenthinks.blogspot.co.id)

Itulah tiga jenis kelekatan sebagai dampak perlakuan dari figur terdekat anak. Selanjutnya, hal ini akan berdampak kepada cara anak berinteraksi dan merespon lingkungan. Maka orangtua/pengasuh hendaknya mengupayakan perlakuan yang responsif dan memeberikan reaksi yang sesuai dengan kebutuhan anak.


2 responses to “Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *