Pentingnya Menepati Janji kepada Anak


Menepati janji kepada anak dapat membangun karakter mereka. Benarkah?

Hari ini aku mengantarkan Bintang ke rumah momong (pengasuh)nya. Sampai di rumah si momong, cucunya pengasuh menunjukkan sebuah mobil-mobilan kecil. Bintang langsung minta pulang lagi untuk mengambil mobil-mobilannya.

Jarak antara rumahku ke rumah pengasuh lumayan jauh. Sedangkan waktuku dan ibunya Bintang sangat sempit. Ya begitulah ketika pagi hari, semua harus berangkat bekerja.

Karena arah perjalanan ibunya Bintang ke tempat kerja bisa melalui rumah pengasuhnya, meskipun rutenya nambah sedikit, maka aku bilang ke Bintang, mobilnya akan dititipkan ibu. Aku jelaskan, ibu akan mampir ke sini sambil membawa mobil-mobilannya. Bintang mengerti. Artinya, kesempakatan telah dibuat, mengingat anak juga mengerti kesepakatan.

Sesampai di rumah, aku meminta ibunya untuk mampir di rumah pengasuh, memberikan mobil-mobilan Bintang. Ibu menolak, karena waktunya terbatas. Dia berpikir, kalaupun mampir, pasti Bintang sudah diantar ke play group.

Aku bilang kepada ibunya, aku sudah bikin janji dengan Bintang. Karena itu, tetap mampirlah dengan membawa mobil-mobilan Bintang. Karena anak mengenal kesepakatan, maka aku tanya kepada ibunya, bagaimana jika Bintang menanyakan janjiku kepadanya. Ibu beranggapan bahwa Bintang tidak tahu, dia mampir ke sana atau tidak. Namun untuk memenuhi janji, dan menjaga kejujuran kepada anak, ibu tetap ku minta ke sana, bagaimanapun kondisinya. Mengapa?

Anak serius atas kesepakatan yang kita buat. Karena itu, kita juga harus bertanggung jawab atas keseriusan mereka. Kadang, orangtua membuat janji hanya sekedar untuk menenangkan anak. Ketika anak sedang rewel atau merengek meminta sesuatu, maka hendaknya orangtua memelihara diri untuk tidak mudah berjanji, jika memang tidak bisa menepati. Apa sih pentingnya memenuhi janji kepada anak?

1. Membuat anak bertanggung jawab

Ketika orangtua atau orang dewasa di sekitar anak berusaha menepati janjinya, maka anak akan mengamatinya, lebih-lebih jika janji kepada mereka. Janji kepada anak dirasakan oleh anak. Mereka akan menunggu atau menagih janjinya. Jika kita selalu menepati janji, maka anak akan meriku kita, meskipun anak juga belum tentu melabeli perilaku itu sebagai tanggung jawab.

2. Menjaga anak tetap jujur

Kenapa kalimat yang dipilih, menjaga anak tetap jujur? Karena pada dasarnya, anak itu jujur, polos, apa adanya. Nah, lingkungan memegang peranan, apakah anak bisa mempertahankan keadaan tersebut. Jika kita tidak menepati janji, maka anak akan memandang itu sebagai hal yang biasa. Orangtua yang membohongi anaknya hanya agar anak diam, tidak rewel dan sebagainya, akan dinilai oleh anak sebagai tindakan yang biasa. Jika sudah terbiasa, maka mereka mulai belajar tiak jujur.

3. Membangun kepercayaan kepada orangtua

Jika kita sebagai orangtua berusaha untuk bertanggung jawab atas janji, maka anak akan semakin percaya dengan kita. Kepercayaan ini adalah modal penting untuk pengasuhan selanjutnya. Orangtua adalah figur yang paling dipercaya oleh anak, tanpa syarat. Jika kita tidak bisa menjaga ini, maka akan tumbuh benih-benih rasa tidak percaya anak kepada orangtua.

4. Menjaga perasaan positif anak

Tidak hanya pada tataran kognitif, anak juga membangun perasaan positif jika kita bisa menepati janji. Anak tidak hanya dikenalkan dengan perilaku bertanggung jawab, tetapi juga menumbuhkan perasaan yang bahagia, jika kita menepati janji. Meskipun anak tidak melihat perilaku kita, misalnya seperti yang dipikirkan oleh Ibu Bintang, anak tetap bisa merasakannya. Anak tahu kesungguhan kita. Maka sudah seharusnya kita juga serus dengan kesungguhan mereka.

Menepati janji kepada anak dapat membentuk karakter mereka (foto: blog.fatherhood.com)

Demikian pembahasan tentang pentingnya menepati janji kepada anak. Lalu bagaimana kita bertanggung jawab atas janji kita? Atau bagaimana agar kita tidak mudah begitu saja berjanji? Nah, tentang hal itu bisa dibaca di sini.

Sebagai penutupnya, ada sebuah pertanyaan penting, sudahkah kita menepati janji kepada anak?


4 responses to “Pentingnya Menepati Janji kepada Anak”

  1. sayakan anak anak,saya telah membaca artikel ini.umur 13th.kan kan saya lagi belajar tiba tiba ayah datang lalu itu lagi santai.aku ngomong ke ayah,yah supaya lebih semangat aku ingin hp baru,lalu kita berdua membuat janji dansyaratnya masuk smp negri terbaik.setelah ujian aku keterima di smp negri itu.lalu aku bicara ke ayah,yah tepati janji ayah,lalu ayah bicara seperti ini,kenapa smp itu harus berusaha .lalu aku bicara,tapi kan ayah ada janji kepadaku.lalu ayah bicara,gak usah. gak bermaksud sombong orang tuaku termasuk golongan menegah atas.tolong beri jawabanya

    • Kalau sudah janji, ayah harus menepati. Tapi mungkin ayah punya alasan lain, sehingga mengubah atau tidak menepati janji. Coba bicara sama ayah, tanyakan alasan ayah tidak membelikan hp. Tarik nafas dulu. Dalam obrolan lebih baik jika tidak ada emosi, misalnya Angga menuntut ayah untuk menepati janji. Perjelas dulu, alasan ayah tidak membelikan hp. Barangkalis aja ayah khawatir ada penyalahgunaan gadget. Kalau memang itu untuk kebaikna Angga, dan Angga bisa menrimanya, ya mungkin soal waktu kapan belinya yang perlu disepakati. Tapi kalau alasan ayah bisa disiasati, maka mungkin ada perjanjian berikutnya bahwa Angga akan menggunakan hp untuk keperluan yang baik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *