Les privat atau jam tambahan sudah menjadi kehidupan kita sehari-hari. Selain beban belajar yang tinggi di sekolah, anak juga mengikuti les privat atau jam tambahan. Pertanyaannya, perlukah anak melakukan les privat atau jam tambahan selain belajar di sekolah?
Faktanya, anak-anak kita bisa berada dalam kondisi berikut:
1. nilai tinggi, dan pintar
2. nilai tinggi, tetapi tidak pintar
3. nilai rendah, dan tidak pintar
4. nilai rendah, tetapi pintar
Anak, adik, atau keponakan Kamu berada di golongan yang mana?
Sebelum lanjut membahas tentang anak-anak kita (baca: siswa/murid), ada sedikit cerita. Hari ini aku habis diwawancarai seorang kontributor Deteksi Jawa Pos. Topik wawancaranya adalah tentang les privat dan jam tambahan. Sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari, selain di sekolah, anak-anak kita juga belajar di lembaga les privat atau memberikan jam tambahan. Sebagain menyebutnya keharusan, sebagian lainnya menyebutnya gaya hidup.
Topik pertanyaan wawancara terdiri dari efektivitas les privat atau jam tambahan, efeknya buat anak dan bagaimana langkah idealnya. Baiklah, mari kita bahas satu per satu.
Bagaimana efektivitas les privat atau jam tambahan?
Sebelum berbicara tentang efektivitas dari les privat atau jam tambahan buat anak, kita tanyakan dulu kepada anak atau orangtua tentang tujuan mengikuti les privat atau jam tambahan. Tujuan inilah yang memegang peranan soal niat yang juga mempengaruhi bagaimana efektivitas les privat atau jam tambahan. Jika tujuannya untuk meningkatkan kemampuan, mengembangkan bakat dan menyalurkan minat, maka les privat atau jam tambahan akan berefek kepada hal-hal yang dituju tersebut. Namun jika ditujukan untuk memperbaiki nilai yang jelek atau biar dapat nilai pelajaran yang tinggi, maka yang didapat juga nilai. Benar, bahwa niat akan menentukan apa yang akan dicapai dari sebuah usaha.
Karena itu, jika niatnya untuk memperoleh nilai atau memperbaiki nilai yang kurang, maka bisa dibilang les privat atau jam tambahan efektif untuk mencapai hal tersebut. Begitu juga jika ditujukan untuk pengembangan diri anak. Hanya saja, kebanyakan tujuan dari mengikuti les privat atau jam tambahan adalah karena alasan perbaikan atau peningkatan nilai.
Sudah bukan rahasia lagi kalau di sekolah pun anak berusaha mengejar nilai yang baik. Orangtua pun bangga jika anaknya punya prestasi (baca: nilai) yang baik. Nah, ‘mengejar’ nilai ini menunjukkan terjadi pergeseran fungsi nilai itu sendiri. Seharusnya nilai menjadi indikator untuk mengetahui capaian belajar, bakat, atau kemampuan siswa. Nilai seharusnya hanya menjadi alat. Akan tetapi, terjadi penyimpangan, sehingga nilai itu sendiri yang menjadi tujuan.
Lalu apakah efektif? Ya tetap efektif. Tentunya dengan capaian yang sesuai dengan yang diniatkan. Tinggal dikembalikan kepada kita, apa yang ingin kita capai.
Apa efek les privat atau jam tambahan?
Coba perhatikan lagi bagaimana sekolah anak kita, apa saja yang mereka pelajari, dan untuk apa mereka belajar itu semua. Semua yang dipelajari oleh anak itu sudah sangat banyak, apalagi ditambah les privat atau jam tambahan. Mari kita kembali keapda tujuan mengikuti les privat atau jam tambahan. Jika mengikuti les privat ditujukan untuk mengembangkan potensi atau keunggulan yang dimiliki siswa, sudah pasti mereka akan belajar dengan lebih mudah.
Gallup pernah meneliti tentang efektivitas pelatihan teknik membaca cepat. Pelatihan ini jauh lebih efektif kalau diberikan kepada anak yang mampu membaca. Artinya anak akan lebih mudah jika mempelajari sesuatu yang menjadi kekuatannya atau keunggulannya. Begitu juga dengan minat. Mempelajari yang diminati akan jauh lebih mudah. Nah, kalau demikian, les privat atau jam tambahan punya dampak positif.
Memberikan les privat atau jam tambahan untuk bakat dan minat anak juga lebih bertujuan nyata. Apa yang dipelajari di lembaga les privat atau jam tambahan lebih melekat dengan diri anak. Ini berbeda jika bertujuan untuk memperbaiki nilai. Les privat atau jam tambahan akan terasa lebih berat. Jadi, pelajaran tambahan boleh dibilang menambah berat beban anak di sekolah, yang juga sudah berat.
Bagaimana langkah idealnya?
Dalam wawancara dengan Deteksi Jawa Pos tersebut, juga ditanyakan, apakah nilai bisa digunakan untuk mengetahui bakat dan minat anak? Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa mengikuti les privat atau jam tambahan akan jauh lebih positif jika ditujukan karena bakat atau minat anak. Nah, nilai juga bisa digunakan untuk mengetahui minat dan bakat anak tersebut. Ini berarti, nilai hanya sebagai alat atau salah satu indikator hasil belajar atau capaian anak.
Mengetahui minat dan bakat anak ini penting. Selain bisa dilakukan dengan mengamati pola perilaku sehari-hari, mengajukan pertanyaan atau ngobrol dengan anak, mengamati pola nilai juga bisa dilakukan. Istilah ‘pola’ ini digunakan, karena untuk mengetahui minat dan kemampuan anak, tidak cukup hanya melihat satu kali nilai dalam buku rapor anak. Kita perlu melihat pola nilainya, mengamati hasil berbagai ujian, termasuk ulangan harian. Kita lihat, pelajaran apa yang trend nilainya selalu baik. Karena hanya salah satu cara untuk mengenali minat dan bakat, maka perlu dicoba cara lainnya untuk mempertajam dan biar tidak terjadi kesalahan penarikan kesimpulan.
Demikian kurang lebih sari wawancara yang aku lakukan bersama tim Deteksi Jawa Pos. Jika ada yang perlu didiskusikan, silahkan ngobrol dengan saya melalui twitter @rudicahyo atau https://www.facebook.com/cahyonorudi Boleh juga langsung berikan komentar di bawah tulisan ini.
9 responses to “Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?”
Saya selama ini tidak pernah ikut les privat. Pengalaman, memperhatikan beberapa temen saya, mereka menyukai les privat karena Pekerjaan Rumah mereka akan dikerjakan bersama dengan guru lesnya. Jadi kebanyakan mereka tidak bisa mengerjakan latihan sendiri, karena tergantung dengan guru les privatnya. Dalam kasus teman saya ini, nilai Pekerjaan Rumahnya biasanya bagus, tetapi saat ujian, mereka tidak bisa mengerjakannya.
Iya, terjadi pola ketergantungan. Boleh baca artikel yg ini http://rudicahyo.com/psikologi-artikel/psikologi-populer/pembentukan-pola-ketergantungan/
Mainstream yang beredar khususnya bagi keberhasilan les privat adalah nilai yang membaik . Kita tidak bisa mendustai mainstream yang demikian karena katakanlah seseorang membuat skripsi , mayoritas dari keberhasilan dari sebuah skripsi bergenre pendidikan terletap pada nilai kelas eksperimen yang lebih baik dari kelas kontrol , kalau bukan “nilai” apalagi yang mendominasi ? . Bagi orang awam les privat berfungsi untuk mewujudkan mainstrean yang demikian . Kalau saya pribadi les privat sebenarnya paling cocok untuk meningkatkan kecepatan pemecahan soal “problem solving” dan peningkatan “akurasi” mendekati 100 % . Belajar di sekolah adalah sebagai pengantar sedangkan les privat adalah pengayaan problem solving dengan kecepatan dan akurasi tinggi .
Cepat memecahkan soal tidak sama dengan kecepatan problem solving. Ketepatan dalam mengerjakan soal juga tidak sama dengan akurasi mendekati, mengatasi dan memprediksikan problem
memang sebaiknya siswa tidak boleh memilki ketergantungan terus dengan guru les privatnya. oleh karena itu agar siswa tidak memilki ketergantungan dengan dengan guru lesnya banyak guru les yang menggunakan metode mind map dalam mengajar siswanya .. saya kira anda lebih paham mengenai hal tersebut.. hehe .. artikenya sangat menarik, terimakasih atas pencerahannya
Menurut saya les privat untuk mengulang pelajaran di sekolah menunjukkan ketidak tuntasan siswa dalam memahami materi pelajaran . Juga kurang bertanggung jawabnya guru untuk mengajarkan materi secara tuntas kepada siswa . Alangkah llebih baiknya les privat yg diikuti oleh siswa adalah les privat untuk menambah skill dari bakat dan minatnya
Setuju sekali, Mbak Ninik
Les privat mata pelajaran lebih banyak akal-akalan ortu untuk berkelit dari tanggung jawab membantu kekurangan anak.
Hmm, kadang juga akal-akalan guru kelas mendapat income tambahan (maaf, tapi banyak kasusnya)
Masih bisa ditolerir kalau hanya untuk satu atau dua mata pelajaran. Itupun sebaiknya bukan guru di sekolahnya. Dijamin subjektif.
Sangat setuju kalau les privat untuk ketrampilan anak yg tidak diberikan sekolah
menurut pendapat saya, les privat perlu bagi anak ketika anak mulai kehilangan minat dalam belajar disekolah (dengan catatan harus sangat-sangat selektif dalam memilih guru privat). fakta di sekolah formal menunjukan bahwa sebagian besar guru mengajar di sekolah formal kurang memperhatikan faktor eksternal dalam belajar misalkan motifasi, strategi belajar, dan yang paling penting adalah menciptakan suasana enjoy dalam belajar. Semua hal itu sebagian besar di dapat di dalam les privat,bimbel, atau pembelajaran di luar sekolah. So, sudah semestinya guru-guru di sekolah formal mendapat pelatihan mengenai cara mengajar yang efektif dan menyenangkan.