Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud


Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari id, ego dan superego. Ego bertugas menjembatani antara id dan superego. Konflik antar keduanya menimbulkan kecemasan. Untuk itulah ia memiliki mekanisme pertahanan ego atau defends mechanism. 

Sebelumnya pernah dibahas tentang struktur kepribadian menurut Freud. Struktur kepribadian kita menurut Freud terdiri dari id, ego dan superego. Ketika ketiganya sudah muncul pada diri kita (± ? 5 tahun), maka akan terjadi dialog dalam membuat keputusan dan/atau melakukan perbuatan. Id punya keinginan, sementara superego membatasi pada kanal atau saluran yang tepat. Ketika keduanya berkonflik, maka ego bertugas menjembatani, sehingga dirinya tetap merasa nyaman. Dalam Psikoanalisa Freud upaya ego ini disebut sebagai mekanisme pertahanan ego.

Ada banyak bentuk mekanisme pertahanan ego. Berikut ini hanya akan dijelaskan beberapa yang utama dan mungkin sering kita dengar.

1. Represi

Represi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang paling sering kita tahu dan yang biasa kita lakukan. Mekanisme pertahanan ego ini juga mendasari banyak teorinya Freud. Dalam bukunya, Psychopathology of Everyday Life, Freud juga banyak membahas berbagai gangguan emosional yang didasari oleh mekanisme pertahanan ego ini. Represi sendiri adalah usaha menyingkirkan atau menekan pengalaman atau informasi yang menimbulkan kecemasan ke bawah sadar. Mekanisme ini disebut juga proses pelupaan.

2. Penolakan

Penolakan atau denial dapat disebut juga pengingkaran. Penolakan adalah mekanisme pertahanan ego menolak situasi yang membuat tidak nyaman atau menimbulkan kecemasan. Misalnya saja orang yang khawatir bahwa benjolan di tubuhnya adalah kanker, malah mengingkarinya sebagai kanker. Hal ini menjadi negatif jika pengingkaran membuatnya malah tidak berusaha memeriksakan ke dokter.

3. Pengalihan

Pengalihan atau displacement dilakukan dengan cara mengalihkan kepada sasaran lain, bukan sasaran yang sebenarnya dituju. Sasaran ini biasanya lebih aman jika dibandingkan dengan sasaran yang asli. Misalnya saja marah kepada bos. Karena takut atau tidak mungkin memarahi bos, maka ketika pulang ke rumah, kemarahan disalurkan kepada keluarganya.

4. Proyeksi

Proyeksi juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara mengalihkan dorongan kepada orang lain. Misalnya saja orang yang melakukan tindakan kekerasan. Ketika ditanya kenapa dia melukai orang lain, dia menjawab, “Mereka yang mulai duluan!”.

5. Fantasi

Fantasi atau berkhayal juga berfungsi mereduksi dorongan. Bentuk pengurangan dorongan adalah dengan mengalihkan kepada bayangan yang diciptakan dalam pikiran. Misalnya saja lamarannya ditolak, maka dia membayangkan ada suatu saat akan diterima atau mendapatkan pengganti yang lebih baik.

6. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan menciptakan alasan yang membenarkan tindakan. Alasan ini berfungsi untuk mereduksi ketegangan, karena itu juga bisa melindungi ego dari ketegangan tersebut. Misalnya saja kita contohkan dengan seseorang yang ditolak lamarannya terhadap seorang gadis (contoh yang di bagian fantasi), maka ia bisa mengatakan atau berpikir bahwa ini adalah jalan untuk mendapatkan yang lebih baik. Proses rasionalisasi memang kadang bisa juga diiringi dengan fantasi.

7. Regresi

Regresi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara kembali atau mundur kepada tahapan perkembangan sebelumnya. Misalnya saja anak yang ingin tetap mendapatkan perhatian dari ibu pasca adiknya lahir. Ia berlaku seperti anak-anak, karena ingin tetap diperhatikan.

8. Reaksi formasi

Reaksi formasi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan berlaku sebaliknya, membentuk reaksi yang dianggap baik. Misalnya saja seorang wanita yang menyukai seorang pria. Karena rasa gengsi, maka ia bertindak cuek, tidak perhatian, bahkan bisa seolah membencinya.

Mekanisme pertahanan ego dapat mereduksi kecemasan (foto: news.cweb.com)

 

Itu tadi delapan mekanisme pertahanan ego yang sering kita kenal. Sebenarnya masih banyak mekanisme pertahanan ego yang lain, misalnya bertindak agresif atau melakukan agresi, resignasi atau pengunduran diri, kompensasi dan sebagainya. Namun delapan mekanisme pertahanan ego yang sudah dijelaskan tersebut, kiranya cukup menjadi dasar untuk belajar variasi lainnya.

Karena itu, boleh kok kalau mau menambahkan mekanisme pertahanan ego yang lainnya. Silahkan dituliskan di bagian komentar.


One response to “Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *