Ingin Skripsimu Bergairah? Perhatikan 3 Komponen Penggalian Ide!
January 5, 2019 . by rudicahyo . in Creative Learning, Pendidikan . 0 Comments
Sering skripsi gonta-ganti topik atau tema? Skripsimu mandeg di tengah jalan dan ogah-ogahan untuk melanjutkan? Sebagian besar persoalan mahasiswa skripsi adalah soal gagasan skrpsinya. Bukan berarti gagasannya tidak bagus. Tapi karena gagasan itu tidak berasal dari hati. Ingin skripsimu lebih bergairah? Perhatikan tiga komponen utama dalam penggalian ide untuk skripsi.
Beberapa waktu yang lalu ada seorang mahasiswa yang sebenarnya bukan bimbingan skripsiku, datang untuk berkonsultasi. Aku memang sering membimbing banyak mahasiswa, meskipun status formalnya bukan bimbinganku. Ada berbagai persoalan yang dialami mahasiswa. Ada yang sudah lempeng dan hanya membahas isi, ketika konsultasi. Ada yang sering berubah-ubah topik. Bahkan dda juga yang tidak tahu harus meneliti apa.Β Nah, mahasiswa yang kemarin datang kepadaku termasuk yang belum mantap dengan gagasan skripsinya. Apa sebenarnya problem mahasiswa tersebut?
Kebanyakan mahasiswa yang aku bimbing, baik itu yang memang benar-benar bimbinganku atau bimbingan dosen lain yang ingin berdiskusi denganku, persoalannya lebih banyak di gagasan skripsi. Persoalan ide ini dapat merembet kepada berbagai kendala dalam pelaksanaan atau penyelesaian skripsinya, diantaranya tentang gairah dalam melakukannya, sering berganti-ganti topik atau judul, serta manfaat atau dampak skripsi yang sebenarnya tidak mereka perhitungkan.Β Agar skripsi Kamu bergairah, maka berbagai faktor itu harus diperhatikan.
Beberapa pertanyaan berikut ini dapat membantu mengevaluasi, apakah faktor-faktor yang menghambat skripsi ada pada topik atau ide skripsi kita:
- Dari mana sebenarnya gagasan penelitian Kamu, apakah dari teks (buku, jurnal, artikel dan sebagainya) atau dari lapangan (fenomena, fakta, persoalan di sebuah keluarga, organisasi dan sebagainya)?
- Bidang minat atau keahlian apa yang sudah sesuai dengan skripsi yang Kamu lakukan? Apakah dalam hal isi atau metodenya?
- Untuk siapa dan bagaimana pembaca nanti akan memanfaatkan laporan skripsi Kamu?

Apakah skripsimu sudah cukup menggairahkan? (foto: fti.unwaha.ac.id)
Tiga pertanyaan pokok itu juga akan membawa kita kepada penyelesaian akan gagasan yang baik, yang membuat kita bergairah melakukan skripsi kita. Solusinya adalah dengan memperhatikan tiga komponen utama dalam penggalian gagasan untuk skripsi.
Pertama, skripsi dapat berangkat dari bidang minat atau keahlian yang kita miliki. Kita bisa saja seorang ahli belajar mengajar, analisis jabatan, situasi krisis dalam bencana dan sebagainya. Atau kondisinya adalah kita ingin mendalami bidang tersebut. Jika demikian, maka satu poin sudah dibenamkan di hati kita, yaitu passion dalam melakukan skripsi, karena isi skripsinya kita sukai.
Kedua, skripsi dapat berasal dari fenomena atau fakta di lapangan. Kita bisa memperhatikan lingkungan, bisa di sekitar rumah, di masyarakat, organisasi, melalui media masa, media sosial dan sebagainya. Kita bisa mendaftar (listing) semua fenomena atau fakta tersebut. Kemudian kita mengidentifikasi persoalan apa yang ada dalam berbagai fakta tersebut. Setelah itu, kita memilih salah satu fakta atau persoalan. Pilihan ini bisa dengan menggabungkan satu atau dua persoalan, atau memang berfokus pada satu persoalan tertinggi. Kategori tertinggi di sini bisa menggunakan prinsip media massa, yaitu magnitute. Sebuah fakta bisa punya magnitute besar karena skupnya luas, berita hangat atau booming, melibatkan public figure dan sebagainya. Ketika gagasan kita berawal dari fakta yang benar-benar terjadi, betul-betul dirasakan oleh orang atau masyarakat, maka diharapkan skripsi kita dapat memberikan manfaat nyata.
Ketiga, Konsep apa yang berhubungan atau mendasari gagasan skripsi kita. Sebgai sebuah karya ilmiah, tentunya skripsi tidak dapat dilepaskan dari konsep atau teori. Dengan demikian, skripsi juga perlu mendasarkan pada buku atau hasil penelitian yang sudah pernah ada.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana kita mengelola ketiga komponen penggalian gagasan skripsi?
Gagasan skripsi bisa dari manapun, bisa dari bidang minat atau keahlian, bisa dari fakta atau fenomena, serta bisa juga dari konsep atau teori. Yang paling direkomendasikan, skripsi berasal dari bidang minat/keahlian atau dari persoalan nyata di lapangan. Kedua komponen itu sangat penting dalam penggalian gagasan skripsi, agar skripsi bisa jadi menggairahkan. Sementara tentang konsep atau teori dapat mengikuti keduanya.
Demikianlah cara penggalian gagasan, agar skripsi Kamu menggairahkan. Semoga tulisan ini dapat menjadi salah satu sumber pencerahan buat Kamu yang sedang melakukan skripsi. Semoga sukses..
Artikel tentang Creative Learning, Pendidikan Lainnya:
- Menguatkan Logika Matematika dengan Storytelling
- Mengharmoniskan Isi dan Metode Belajar Cerdas
- 3 Komponen Penting dalam Fasilitasi Belajar
- 3 Cara Menggunakan Cerita untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Pendidikan dan Sikap terhadap Tantangan Kerja
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Disiplin Logika, Kunci Keberhasilan Penelitian
- Fasilitasi Belajar Buruk yang Sangat Disukai Peserta
- Perbedaan Analisis Level Rendah dan Analisis Level Tinggi
- Kreativitas, Penciptaan Berawal dari yang Tidak Penting
- Berkenalan dengan Mosaic Learning
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Komponen dalam Memandu Proses Belajar dengan Permainan
- Mengelola Fungsi Permainan untuk Belajar
- Pemimpin itu Pendidik
- Resep Presentasi Spektakuler
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Film Rekomendasi untuk Hari Guru
- Pendidikan Karakter dan Kebahagiaan Murid
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Transformasi Cara Berpikir untuk Menuju Kreativitas
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Prinip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Seperti Apakah Perubahan Diri Kita setelah Belajar?
- Pembubaran RSBI Wujud Kemerdekaan Pendidikan
- Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
- Aktivasi Kelas untuk Efektifitas Belajar
- Variasi Dapat Menjaga Kreativitas
- Problem Fatal Guru dalam Memandu Proses Belajar
- Aturan yang Menjaga Kelas Aktif dan Kreatif
- Ujian Nasional (Unas), Harga Mahal Sebuah Kejujuran
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Tentang Kreativitas: Apakah Kita Kreatif?
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Rumus Belajar Sederhana Namun Bermakna
- Apakah Pendidikan Kita Membangun Karakter?
- Klasifikasi Membuat yang Rumit Menjadi Sederhana
- Prefleksi, Sebuah Pemberdayaan Imajinasi untuk Efektivitas Proses Belajar
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Kenapa Iklan Jadi Media Belajar yang Tajam untuk Anak?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Bagaimana Membuat Fasilitasi Belajar yang Hebat?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Apa Itu Paradigma Penelitian?
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- 5 Pembunuh Kreativitas Guru dalam Membuat Inovasi Belajar
- Membuat Desain Belajar yang Optimal
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Bolehkah Guru TK Mengajari Membaca?
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- Pelajaran Berharga dari Film Soekarno
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Belajar Meneliti, Transformasi Fenomena Menjadi Masalah Penelitian
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Apakah Penelitian Kualitatif itu Ilmiah?
- Belajar Meneliti, Mempertajam Topik Penelitian
- Apa Catatan yang Harus Diperhatikan Jika Guru Menghukum Murid?
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Fasilitasi Proses Belajar dengan Hierarchy of Questions
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- PowerPoint HANYA Alat Presentasi, BUKAN Tujuan Belajar
- Belajar Kreatif untuk Membuat Definisi 1
- Kreativitas KOWAWA
- Fasilitasi Proses Belajar adalah Menggembala
- Bermain "Tebak Rasa" untuk Belajar Observasi
- Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Tantangan dalam Membudayakan Membaca Pada Anak
- Tips Fasilitasi Belajar: Menggunakan Contoh untuk Menjelaskan
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Prinsip Klasifikasi untuk Menyederhanakan Kerumitan
- Fasilitator Bukan Korektor atau Editor
- Belajar Penelitian dari Polisi Tidur
- Cara Memberikan Instruksi Permainan untuk Fasilitasi Proses Belajar
- 3 Cara Mudah untuk Mengingat
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- Kenali Pengujimu, Persiapkan Ujian Skripsimu!
- Fasilitasi Diskusi yang Efektif
- 5 Kesalahan Penggunaan PowerPoint
- Belajar Kreatif Membuat Definisi 2