Memunculkan angsa hitam dalam menyusun latar belakang penelitian adalah bagian yang sangat penting. Angsa hitam adalah antitesis dari angsa kebanyakan, yaitu berwarna putih. Maka dari itu, ketika pikiran kita sudah merasa bahwa yang sebuah kondisi adalah benar, maka kita harus menantangnya dengan memunculkan kondisi yang berlawanan atau yang dapat mengusik atau merusak kondisi yang dianggap benar.
Tulisan tentang angsa hitam ini berawal dari sebuah konsultasi dari mahasiswa yang sedang mengerjakan penelitian, yaitu skripsi. Namun sebenarnya diskusi semacam ini sudah sering terjadi, tidak hanya diskusi dengan mahasiswa bimbingan skripsi. Segala macam tugas mahasiswa, praktikum, sampai thesis juga menghadapi problem yang sama berkenaan dengan gagasan penelitian. Persoalan ini benar-benar terasa ketika harus menyusun latar belakang yang menjadi dasar atau alasan sebuah penelitian. Biasanya problem ini dialami ketika membuat bab 1 dalam penelitian.
Bab 1 adalah bagian pertama dari penelitian atau skripsi, tentu sudah umum dan semua orang tahu. Sebagai dasar untuk meletakkan dasar penelitian, bab 1 berisi jalinan fakta dan teori yang bisa saling menguatkan atau saling bertentangan. Pertempuran antara teori dan fakta ini pada ujungnya akan menemukan jalan buntu. Nah, untuk membuka jalan baru, penelitian harus dilakukan. Kumpulan dari teori dan fakta yang saling bertentangan ini biasanya disebut dengan das sein (yang nyata) dan das solen (yang seharusnya).
Pertentangan antara kenyataan dan konsep ini seharusnya terjadi pada semua elemen dalam penelitian. Jika kita meneliti tentang variabel x dan variabel y pada sebuah konteks, maka kita akan mendapatkan tiga komponen plus satu. Tiga komponen tersebut adalah variabel bebas, variabel terikat dan konteks. Misalnya kita mempunyai penelitian dengan judul “Hubungan pola asuh dengan kedisiplinan pada anak dari keluarga tentara” (tentu saja penelitian ini hanya contoh saja ya). Pada contoh ini, variabel x adalah pola asuh, variabel y adalah kedisiplinan, dan konteksnya adalah anak dari keluarga tentara.
Mari kita mulai dari konteks, yaitu anak dari keluarga tentara. Jika kita memiliki beberapa asumsi dari anak dalam keluarga tentara, maka kita harus menantang asumsi itu dengan fakta atau konsep. Misalnya asumsi kita dibentuk oleh konsep, maka kita dapat menantangnya dengan konsep yang lain atau fakta yang tidak sesuai dengan asumsi kita. Begitu juga ketika kita memiliki asumsi yang dibentuk oleh sebuah fakta, maka kita bisa menantangnya dengan fakta lain yang tidak bersesuaian atau konsep yang menggugurkan asumsi tersebut. Fakta atau konsep yang menantang inilah disebut sebagai angsa hitam. Kita telah memunculkan angsa hitam untuk konteks.
Cara yang sama juga kita terapkan pada variabel x dan variabel y. Jika kita memiliki asumsi tentang pola asuh pada keluarga tentara, maka asumsi tersebut dapat kita tantanga dengan fakta lain atau konsep yang tidak bersesuaian. Begitu juga dengan variabel kedisiplinan. Bagaimana dengan plus satu komponen yang lain?
Baca Juga Tulisan Terkait:
- Apakah Penelitian Kualitatif itu Ilmiah?
- Belajar Meneliti, Mempertajam Topik Penelitian
- Belajar Meneliti, Transformasi Fenomena Menjadi Masalah Penelitian
- Belajar Penelitian dari Polisi Tidur
- Disiplin Logika, Kunci Keberhasilan Penelitian
- Apa itu Paradigma Penelitian?
- Perbedaan Metode dan Metodologi dalam Penelitian
Komponen yang terakhir ini justru adalah bagian penting yang perlu dita tantang dengan angsa hitam. Satu komponen ini adalah hubungan antara variabel x dan variabel y. Jika kita memiliki asumsi bahwa pola asuh tertentu pada anak dari keluarga tentara berhubungan dengan kedisiplinan, maka kita dapat menantangnya dengan fakta atau konsep yang tidak sama atau bertentangan. Ketika pertentangan ini sudah sangat tajam dan menemukan jalan buntu, maka jawaban satu-satunya untuk dapat menemukan jalan baru adalah dengan melakukan penelitian, yaitu penelitian yang sedang akan Kamu lakukan tersebut.
Demikian kira-kira pembahasan singkat tentang memunculkan angsa hitam dalam menyusun dasar atau latar belakang penelitian. Apakah Kamu sudah memunculkan angsa hitam dalam menyusun latar belakang penelitian?