Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
February 22, 2015 . by rudicahyo . in Parenting, Pendidikan . 0 Comments
Anak mogok sekolah adalah persoalan yang banyak dialami orangtua. Hal ini tentu saja perlu dicarikan solusinya. Sebelum sampai kepada solusi, mengetahui berbagai kemungkinan penyebabnya dapat membantu orangtua mengatasi persoalan mogok sekolah.
“Dude, bangun!”, kata ibu kepada anaknya yang masih asik di balik selimut. “Nanti telat sekolah lho!”, ibuny si ibu. Apa yang terjadi? Si Dude semakin masuk ke dalam selimut, berusaha untuk bangun lebih siang. Ini tidak seperti ketika di Minggu pagi, Dude bersemangat bangun lebih dini. Ibunya tidak tahu kalau Dude sebenarnya sudah bangun. Ia sesekali mengintip dari balik selimutnya. Ini adalah upaya yang ia lakukan agar mengulur waktu sekolah. Ia berharap ada keajaiban yang membuat sekolah dibatalkan.
Persoalan yang terjadi pada Dude mungkin dialami oleh sebagian besar orangtua. Apakah Ayah/Bunda juga mengalaminya? Tentu saja Ayah/Bunda/Kakak sepakat kalau persoalan seperti ini harus dicarikan solusi. Tapi solusinya akan jauh lebih tepat jika kita tahu apa penyebab mogok sekolah yang terjadi pada anak/adik kita. Beberapa hal berikut ini sangat potensial menjadi penyebab anak mogok sekolah.
1. Pengalaman yang tidak menyenangkan
Baik pengalaman pertama atau di tengah proses sekolah, pengalaman tidak menyenangkan sehubungan dengan sekolah atau yang dialami di sekolah, dapat menyebabkan terjadinya mogok sekolah. Misalnya saja, di hari petama masuk sekolah sudah kena hukum atau diminta melakukan sesuatu yang tidak nyaman, seperti memimpin upacara atau mengenalkan diri di depan warga satu sekolah.
Untuk contoh yang terakhir, mungkin tidak sama reaksi antara satu anak dengan anak yang lainnya. Untuk anak yang rentan secara emosional, misalnya saja mudah grogi, cemas, atau takut, pengalaman memimpin upacaya atau mengenalkan diri untuk kali pertama bisa sangat menyesakkan dada. Hal ini juga berhubungan dengan kemampuan anak dalam beradaptasi (poin 2).
2. Keterlambatan atau kesulitan adaptasi
Ada anak yang mudah berbaur dengan berbagai situasi, namun banyak juga anak yang membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri. Jika perubahan di sekitarnya terlampau cepat, sedangkan si anak membutuhkan waktu yang panjang untuk merasa nyaman, maka hal seperti ini akan rentan membuat anak menyerah. Misalnya saja, seorang guru yang selalu memarahi muridnya karena tidak pandai mengerjakan tugas yang diberikannya. Padahal, si murid masih berusaha keras menyesuaikan diri dengan guru dan teman-teman barunya. Jika anak menyerah atas tekanan yang diberikan oleh guru, maka ia dapat mogok sekolah.
3. Tak seindah yang dibayangkan
Kadang anak-anak membayangkan bahwa sekolah itu indah, seindah yang ada di benaknya. Hal ini banyak terjadi pada anak yang baru pertama kali sekolah di pre elemtary, semacam taman bermain atau taman kanak-kanak. Anak kadang membayangkan bahwa yang terjadi di dalam sekolah adalah bermain dan bermain, sebagaimana ia lihat di halamannya. Di depan sekolah biasanya ada taman dan permainan semacam ayunan, jungkat-jungkit, perosotan dan sebagainya. Ia tidak pernah membayangkan akan ada aktivitas saling berkomunikasi dan bercerita, membaca doa, makan bersama, bahkan belajar menulis dan membaca. Untuk sebagian anak, perbedaan situasi nyata dengan yang dibayangkannya dapat membuatnya mogok sekolah.
4. Paksaan dan keterpaksaan
Kadang anak menghadapi tekanan atau membentuk sendiri tekanannya. Tekanan dari orangtua dan lingkungan yang mewajibkan bersekolah juga turut menyumbangkan ketidaknyamanan. Anak juga dapat membuat tekanannya sendiri, misalnya bersekolah karena teman-temannya bersekolah, padahal ia tidak suka. Memang beberapa hal ini tidak serta merta membuat anak mogok sekolah. Namun hal-hal ini potensial membuat anak mogok sekolah di waktu yang akan datang.
5. Kembali ke dunia nyata
Anak kadang juga mogok sekolah pasca liburan, apalagi jika libur panjang. Liburan hari Minggu saja berpotensi membuat anak bolos di hari Senin. Namun selama sekolah sama menyenagkannya dengan liburan, hal seperti ini tidak akan terjadi. Namun sangat jarang ada sekolah yang memiliki rasa yang sama dengan saat liburan :). Biasanya, semakin panjang dan menyenangkan masa liburan, semakin enggan anak kembali ke sekolah.
6. Penggembosan oleh orangtua
Mogok sekolah juga bisa dikarenakan penggembosan oleh orangtua. Penggembosan di sini maksudnya adalah penyurutan motivasi anak untuk sekolah. Misalnya saja, pada saat anak lagi semangat-semangatnya sekolah, orangtua mengajaknya untuk bolos, karena butuh ditemani ke luar kota. Selama hal ini didahului dengan dialog yang nyaman, kecil kemungkinan menimbulkan mogok sekolah. Namun untuk anak-anak yang lebih kecil, misalnya yang sekolah di PAUD, dialog sebelum sabotase sekolah ini lebih sulit dilakukan.
Penggembosan kadang juga terjadi melalui ucapan dan reaksi orangtua atas hal-hal yang berhubungan sekolah. Reaksi orangtua atas cerita anak selepas sekolah atau ketika bertanya tentang tugasnya, juga turut mempengaruhi. Jika reaksi orangtua positif, maka tidak berdampak penggembosan. Contoh dari reaksi positif dan negatif atas cerita anak tentang sekolah, dapat dibaca di tulisan “Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!”.
Demikianlah 6 kemungkinan penyebab anak mogok sekolah. Memang banyak sekali kemungkinan penyebab yang membuat anak mogok sekolah. Namun 6 penyebab di atas adalah penyebab pokok yang merangkum banyak penyebab di dalamnya. Jika ada penyebab yang lainnya, silahkan di-share di sini ya..
Artikel tentang Parenting, Pendidikan Lainnya:
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Ujian Nasional (Unas), Harga Mahal Sebuah Kejujuran
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Pelajaran Berharga dari Film Soekarno
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Film Rekomendasi untuk Hari Guru
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Apakah Pendidikan Kita Membangun Karakter?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Pemimpin itu Pendidik
- Apa Catatan yang Harus Diperhatikan Jika Guru Menghukum Murid?
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Pendidikan Karakter dan Kebahagiaan Murid
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?