3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
December 27, 2013 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 1 Comments
Kekuatan diri itu bisa jadi cuma retorika yang ada di luar sana, belum benar-benar diakui sebagai milik diri. Karena itu butuh pengristalan, butuh memfokuskan kekuatan diri. Bagaimana caranya?
Setiap orang memiliki kemungkinan untuk terjebak dalam stagnasi, apalagi yang memiliki pekerjaan yang bersifat rutin. Stagnasi dapat membuat kita terjebak pada perasaan hampa, bimbang, tanpa pijakan dan tak tentu arah. Hal ini tentu saja akan menghambat kreativitas dan produktivitas.
Bagaimana caranya?
Pada tulisan sebelumnya, telah dibahas tentang “5 Jurus Lepas Dari Stagnasi“. Salah satu jurusnya adalah memfokuskan kekuatan diri. Nah, bagaimana memfokuskan kekuatan diri?
Membahas tentang memfokuskan kekuatan diri, berarti berbicara tentang cara pandang kita terhadap diri sendiri. Dalam memandang, kita melibatkan alat indera dan persepsi. Kedua modal inila yang akan dikelola untuk memfokuskan kekuatan diri.
Setiap indera kita mengumpulkan data, mengolah dan menjadikannya sebagai bagian dari diri, membentuk keyakinan. Jadi, mulai dari alat indera inilah kita melakukan penguatan terhadap apa yang kita miliki. Selain mencari perbedaan atau yang tidak dimiliki orang lain, membelokkan cara kerja alat indera ini juga turut mendukung pengembangan diri. Berikut akan dibahas satu persatu cara memfokuskan kekuatan diri.
1. Menjadikan indera sebagai radar untuk menemukan kekuatan
Di level pertama, kita bisa jadikan indera kita (mata, hidung, telinga dll) sebagai radar untuk mencari, apa saja yang mendukung kekuatan kita. Misalnya ketika kita merasa bahwa kita punya kelebihan dalam membuat desain pakaian, maka sekarang mata kita sudah berbeda cara pandangnya ketika melihat pensil, kertas atau penghapus pensil.
2. Bermain paradox sudut pandang
Level berikutnya adalah bermain paradox. Ini bisa dilakukan untuk yang sudah terbiasa atau terlatih. Di level ini, apapun yang dilihat bisa diarahkan kepada keyakinan akan kekuatan diri. Artinya, melihat apapun, mendengar apapun, semuanya bisa diarahkan sebagai data untuk memperkuat diri. Misalnya calon desainer tadi. Melihat kasur dan seprei, ia berpikir bagaimana membuat kasur yang nyaman bisa serasa memeluk yang tidur atau membuat motif seprei yang bisa mensugesti agar bermimpi indah. Melihat meja langsung terbanyang dirinya sedang mengerjakan desain mahakarya untuk orang penting atau publik figur.
3. Melakukan kapitalisasi
Mengubah cara pandang atau membelokkan kerja alat indera ini sebenarnya juga sekaligus langkah kapitalisasi. Dengan kata lain, mengristalkan kekuatan sebagai modal yang dimiliki. Artinya, setiap yang kita indera, baik di lingkungan atau di dalam diri, bisa dimaknai sebagai modal untuk mendukung kekuatan diri. Bahkan akan lebih kuat jika dimaknai sebagai pendukung dalam mencapai impian atau cita-cita.
Demikian 3 cara memfokuskan kekuatan diri. Semoga bermanfaat.
Apakah Kamu sudah menemukan dan memfokuskan kekuatan dirimu?
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Kekuatan Pikiran Kita Dapat Membentuk Orang Lain
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Political Framing: Ketika Kalimat "Apa susahnya membawa anak Palestina ke sini?" Menjadi Populer
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Need Sebagai Motif dalam Hierarkhi Kebutuhan Maslow
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Jika Sudah Punya Mimpi, Terus Diapakan?
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Faktor Penguat Tingkat Kepercayaan Orang kepada Kita
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Bagaimana Mengelola Orang yang Bermasalah dengan Kita?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Level Kerumitan Persoalan Psikologis
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- Abnormalitas adalah Normalitas yang Diingkari
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Sekilas Cerita tentang Oedipus Complex
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Bagaimana Film Amazing Spiderman di Mata Psikologi?
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Work-Life Balance Apakah Sebuah Fatamorgana?
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
One Trackback
[…] 3 cara memfokuskan kekuatan diri. Semoga bermanfaat. [Sumber] […]