Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
December 27, 2013 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert), Psikologi Populer . 0 Comments
Ketika kita meniatkan sesuatu, maka seluruh energi akan tercurah ke situ. Karena fokus kekuatan diri disatukan oleh niat kita
“Innamal a’maalu binniyaati (segala amal perbuatan tergantung pada niat) -Al Hadits”
Pernah tahu kalimat tersebut? Iya, itu adalah penggalan sebuah hadits. Apa pengertian yang muncul dibenak Kamu atas kalimat tersebut?
Kebanyakan orang menafsirkan kalimat tersebut terhadap konsekuensi, karena hadits tersebut mempunyai kelanjutan “…Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rosulnya [mencari keridhoannya] maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rosulnya [keridhoannya]. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk menikahi wanita maka hijrahnya itu tertuju kepada yang dihijrahkan.β. Sedangkan orang kebanyakan, secara awam mengartikan sebagai pahala dan dosa sebagai konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan.
Secara umum, jika kalimat tersebut (amal perbuatan tergantung pada niat) ditinjau dari konsekuensi, memang ada dua kemungkinan penafsiran. Pertama, perbuatan yang dikaitkan dengan dampak alamiah sebagai konsekuensi capaiannya. Kedua, sebuah perbuatan dihubungkan dengan pahala dan dosa sebagai konsekuensinya. Intepretasi pertama menuju kepada capaian konkrit. Misalnya kita bekerja keras karena ingin mendapat uang, maka hal itu yang akan kita peroleh. Jika diniatkan untuk mendapat pujian, maka pujianlah yang kita tuai (baca tulisan “Niat Baik Menignkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan“. Sedangkan konsekuensi yang berupa pahal dan dosa adalah nilai kebaikan abstrak yang akan dituai suatu saat nanti.
Di tulisan ini tidak akan dibahas tentang hadits maupun penafsirannya. Kita hanya akan membahas kemungkinan yang ketiga dari intepretasi kalimat tersebut (amal perbuatan tergantung pada niat). Sebenarnya di sini tidak sedang mengintepretasikan, tetapi berusaha untuk memberikan penjelasan rasional dari sudut pandang psikologi.
Kemungkinan yang ketiga dari “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat” adalah penyatuan kekuatan. Jika kita punya niat untuk mencapai sesuatu target, maka seluruh diri dan energi akan diarahkan kepada tujuan tersebut. Hal ini sama dengan penjelasan bahwa persepsi dan gambaran yang ada dibenak kita, akan mempengaruhi bagaimana kita bersikap dan bertindak (baca juga tulisan tentang kecemasan antisipatif di sini). Prinsip penjelasannya sama dengan law of attraction. Seluruh molekul pada tubuh kita, emosi, pikiran dan energi akan dikerahkan. Tubuh kita akan menset-up dan mengunci niat sebagai target yang akan kita capai.
Ini analog dengan cerita. Setiap cerita punya pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Jika luaran cerita sudah ditentukan, maka seluruh komponen cerita yang terdiri dari tokoh (beserta karakternya), setting (waktu dan tempat), serta alur, akan diarahkan untuk mendukung ketercapaian pesan cerita. Tidak ada satu bagianpun dari adegan atau scene dalam cerita yang menyimpang, semua detil digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan cerita.
Karena itu, jika kita sudah meniatkan dan mengunci tujuan kita kepada sesuatu yang positif bagi diri kita dan lingkungan, maka sudah pasti semua bagian diri kita akan mengarah ke sana. Hal ini sejalan dengan prinsip ‘positive image, positive action’. Sesuatu yang kita niatkan akan membentuk gambaran ketercapaian tujuan di benak kita. Selanjutnya seluruh energi akan mengarah ke sana. Karena itu, kuatkan niat dan niatkan untuk hal yang positif bagi diri dan lingkungan. Β Fokus kekuatan diri disatukan oleh niat kita.
Semoga bermanfaat.
Sudahkah niat kita tertata dan dikuatkan untuk tujuan yang positif bagi diri dan lingkungan?
Artikel tentang Inspirasi (Insert), Psikologi Populer Lainnya:
- Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
- Faktor Penguat Tingkat Kepercayaan Orang kepada Kita
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Kekuatan Pikiran Kita Dapat Membentuk Orang Lain
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Jika Sudah Punya Mimpi, Terus Diapakan?
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Bagaimana Film Amazing Spiderman di Mata Psikologi?
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian