Banyak kekerasan pada anak justru dilakukan oleh orang terdekat, terutama orangtua. Hal ini karena ada penyebab bawah sadar kekerasan pada anak.
Belakangan ini banyak diberitakan kasus kekerasan pada anak. Bahkan sebagian besar pengakunya adalah orangtuanya sendiri. Rekapitulasi data di paruh tahun pertama 2013 (Januari – Juni) menunjukkan ada 1032 kasus kekerasan. Perinciannya adalah 294 kekerasan fisik (28%), 203 kekerasan psikis (20%), dan 535 kekerasan seksual (52%) (tribunnews.com). Sangat memprihatinkan bukan?
Setiap orangtua, sebagaimana juga orang pada umumnya, memang memiliki temperamen yang berbeda-beda. Kondisi yang sangat individual ini kemudian bertemu dengan situasi di lingkungan, misalnya persoalan di kantor atau anak yang sedang super rewel. Hal ini bisa memicu tindakan keras (aku belum menyebutnya sebagai kekerasan) pada anak. Dialog antar dua faktor itu yang kadang bikin kekerasan pada anak jadi bersifat rasional atau irasional.
Jangankan tindakan yang memang benar-benar kekerasan pada anak, rasa sayang karena gemas juga bisa menimbulkan tindakan yang keras, meskipun bukan kekerasan. Bintang juga pernah digigit oleh pengasuhnya di sebuah tempat pengasuhan. Sebelumnya pengasuh tidak mengaku. Tapi setelah ditanya-tanaya, pengasuh bilang bahwa ia gemas. Persoalan yang seperti ini masih fine, karena Bintang sendiri tidak mengalami masalah akan hal itu. Ya hanya meninggalkan bekas biru di pipinya. Tapi secara psikis hal ini aman, meskipun Bintang sendiri memang kurang begitu suka dengan pengasuh yang sekaligus pemilik rumah pengasuhan tersebut. Artinya, secara fisik Bintang bisa dibilang mengalami tindakan kekerasan, namun secara psikis tidak.
Bagaimana dengan kekerasan yang sesungguhnya sebagai akibat dialog antara temperamen dan situasi? Hal inilah yang perlu kita waspadai, bahkan oleh orangtua yang mengasuh anaknya sendiri. Peringatan ini memang lebih pas ditujukan oleh orangtua sendiri, karena kekerasan itu potensial dilakukan oleh orang terdekat dengan anak. Kok bisa ya? Karena ada penyebab bawah sadar yang perlu disadari oleh para orangtua.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab bawah sadar kekerasan pada anak,
1. Ibu merasa telah melahirkan anak
Ibu melahirkan anaknya. Biasanya, ibu adalah orang yang paling peka atas apa yang dialami anaknya. Ibu orang yang paling tidak terima jika anaknya mendapat perlakuan yang tak disenangi. Namun secara tidak sadar, hal ini dapat menyebabkan ibu merasa memiliki anaknya. Karena itu, ibu merasa berhak mendidik, memerintah, bahkan sampai melakukan tindakan yang keras pada anak. Hal ini yang kadang tidak disadari.
2. Orangtua merasa telah mengasuh anak
Seperti halnya ibu yang melahirkan, ayah dan ibu juga merasa telah mengasuh anaknya. Orangtua adalah figur otoritas di rumah, termasuk memiliki otoritas atas anak. Setidaknya begitulah yang ada dibenak orangtua, meski tanpa disadari sekalipun. Perasaan berkuasa atas diri anak ini juga punya efek yang sama, yaitu mengatur, mengarahkan, bahkan melakukan kekerasan.
3. Harapan atas diri anak
Ketika aku menuliskan harapan, berarti kita sedang membicarakan dalam konteks yang lebih luas. Jadi, selain berbicara tentang harapan akan masa depan atau cita-cita anak, juga hal-hal kecil yang dianggap ideal, seperti benar dan salah. Orangtua berpikir ideal sesuai dengan harapannya. Karena itu, orangtua sering menentukan benar dan salah, boleh dan tidak boleh, sampai melakukan tindakan keras, agar anak mengikuti aturan-aturan yang menurut orangtua adalah ideal.
4. Orangtua lebih tua dan merasa hidup lebih lama
Pernah dengar ucapan seperti ini, “Kamu itu anak kemarin sore”, “Ayah ini sudah banyak makan asam garam”, yang kadang diucapkan sambil marah-marah? Itulah yang kadang membuat orangtua meremehkan anak, menganggap anak tidak tahu apa-apa. Hal ini berdampak seperti pada poin 3, orangtua menentukan yang benar dan yang salah. Sebutan-sebutan untuk anak juga menunjukkan itu, misalnya ‘anak ingusan’. Bahkan sebutan dalam tips-tips untuk anak, misalnya ‘si kecil’ bisa masuk ke bawah sadar orangtua, sehingga mengecilkan arti anak.
Itulah beberapa faktor bawah sadar yang dapat memicu kekerasan pada anak. Penyebab-penyebab tersebut akan menjadi berbahaya jika berpadu dengan emosi dan kemarahan. Karena itu, orangtua perlu menyadari faktor penyebab tersebut, dan mengendalikan diri ketika sedang marah. Untuk cara mengendalikan kemarahan kepada anak, akan dipublish dalam posting yang berbeda.
Ada penyebab yang lainnya? Silahkan dibagi dengan menuliskan pada komentar.