Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
January 4, 2014 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Banyak kekerasan pada anak justru dilakukan oleh orang terdekat, terutama orangtua. Hal ini karena ada penyebab bawah sadar kekerasan pada anak.
Belakangan ini banyak diberitakan kasus kekerasan pada anak. Bahkan sebagian besar pengakunya adalah orangtuanya sendiri. Rekapitulasi data di paruh tahun pertama 2013 (Januari – Juni) menunjukkan ada 1032 kasus kekerasan. Perinciannya adalah 294 kekerasan fisik (28%), 203 kekerasan psikis (20%), dan 535 kekerasan seksual (52%) (tribunnews.com). Sangat memprihatinkan bukan?
Setiap orangtua, sebagaimana juga orang pada umumnya, memang memiliki temperamen yang berbeda-beda. Kondisi yang sangat individual ini kemudian bertemu dengan situasi di lingkungan, misalnya persoalan di kantor atau anak yang sedang super rewel. Hal ini bisa memicu tindakan keras (aku belum menyebutnya sebagai kekerasan) pada anak. Dialog antar dua faktor itu yang kadang bikin kekerasan pada anak jadi bersifat rasional atau irasional.
Jangankan tindakan yang memang benar-benar kekerasan pada anak, rasa sayang karena gemas juga bisa menimbulkan tindakan yang keras, meskipun bukan kekerasan. Bintang juga pernah digigit oleh pengasuhnya di sebuah tempat pengasuhan. Sebelumnya pengasuh tidak mengaku. Tapi setelah ditanya-tanaya, pengasuh bilang bahwa ia gemas. Persoalan yang seperti ini masih fine, karena Bintang sendiri tidak mengalami masalah akan hal itu. Ya hanya meninggalkan bekas biru di pipinya. Tapi secara psikis hal ini aman, meskipun Bintang sendiri memang kurang begitu suka dengan pengasuh yang sekaligus pemilik rumah pengasuhan tersebut. Artinya, secara fisik Bintang bisa dibilang mengalami tindakan kekerasan, namun secara psikis tidak.
Bagaimana dengan kekerasan yang sesungguhnya sebagai akibat dialog antara temperamen dan situasi? Hal inilah yang perlu kita waspadai, bahkan oleh orangtua yang mengasuh anaknya sendiri. Peringatan ini memang lebih pas ditujukan oleh orangtua sendiri, karena kekerasan itu potensial dilakukan oleh orang terdekat dengan anak. Kok bisa ya? Karena ada penyebab bawah sadar yang perlu disadari oleh para orangtua.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab bawah sadar kekerasan pada anak,
1. Ibu merasa telah melahirkan anak
Ibu melahirkan anaknya. Biasanya, ibu adalah orang yang paling peka atas apa yang dialami anaknya. Ibu orang yang paling tidak terima jika anaknya mendapat perlakuan yang tak disenangi. Namun secara tidak sadar, hal ini dapat menyebabkan ibu merasa memiliki anaknya. Karena itu, ibu merasa berhak mendidik, memerintah, bahkan sampai melakukan tindakan yang keras pada anak. Hal ini yang kadang tidak disadari.
2. Orangtua merasa telah mengasuh anak
Seperti halnya ibu yang melahirkan, ayah dan ibu juga merasa telah mengasuh anaknya. Orangtua adalah figur otoritas di rumah, termasuk memiliki otoritas atas anak. Setidaknya begitulah yang ada dibenak orangtua, meski tanpa disadari sekalipun. Perasaan berkuasa atas diri anak ini juga punya efek yang sama, yaitu mengatur, mengarahkan, bahkan melakukan kekerasan.
3. Harapan atas diri anak
Ketika aku menuliskan harapan, berarti kita sedang membicarakan dalam konteks yang lebih luas. Jadi, selain berbicara tentang harapan akan masa depan atau cita-cita anak, juga hal-hal kecil yang dianggap ideal, seperti benar dan salah. Orangtua berpikir ideal sesuai dengan harapannya. Karena itu, orangtua sering menentukan benar dan salah, boleh dan tidak boleh, sampai melakukan tindakan keras, agar anak mengikuti aturan-aturan yang menurut orangtua adalah ideal.
4. Orangtua lebih tua dan merasa hidup lebih lama
Pernah dengar ucapan seperti ini, “Kamu itu anak kemarin sore”, “Ayah ini sudah banyak makan asam garam”, yang kadang diucapkan sambil marah-marah? Itulah yang kadang membuat orangtua meremehkan anak, menganggap anak tidak tahu apa-apa. Hal ini berdampak seperti pada poin 3, orangtua menentukan yang benar dan yang salah. Sebutan-sebutan untuk anak juga menunjukkan itu, misalnya ‘anak ingusan’. Bahkan sebutan dalam tips-tips untuk anak, misalnya ‘si kecil’ bisa masuk ke bawah sadar orangtua, sehingga mengecilkan arti anak.
Itulah beberapa faktor bawah sadar yang dapat memicu kekerasan pada anak. Penyebab-penyebab tersebut akan menjadi berbahaya jika berpadu dengan emosi dan kemarahan. Karena itu, orangtua perlu menyadari faktor penyebab tersebut, dan mengendalikan diri ketika sedang marah. Untuk cara mengendalikan kemarahan kepada anak, akan dipublish dalam posting yang berbeda.
Ada penyebab yang lainnya? Silahkan dibagi dengan menuliskan pada komentar.
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Modal Dasar Pengasuhan
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama