Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
March 20, 2014 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 0 Comments
Kita menyerap banyak informasi dalam kehidupan sehari-hari. Informasi tersebut tak akan berkembangan menjadi pengetahuan baru tanpa direkatkan. Perekatnya mungkin pengetahuan lama yang sudah kita miliki. Tapi bagaimana hal tersebut bisa melekat? Karena ada peran imajinasi. Berikut ini peran imajinasi di tiga area penciptaan.
Imajinasi punya peran yang luar biasa dalam penciptaan. Dengan imajinasi, penciptaan menjadi baru atau tampak baru. Imajinasi itu seperti lem perekat antar informasi, antar fakta, antar pengetahuan yang kita miliki. Bagaimana peran imajinasi dalam penciptaan? Mari kita lihat peran imajinasi di empat area penciptaan.
1. Penciptaan Teori
Di tulisan yang berjudul “Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi” sudah disinggung tentang penalaran. Mungkin kamu juga sudah familiar dengan istilah itu. Secara sederhana, kita bisa mengartikan penalaran sebagai pengaitan atau penghubungan. Apa yang dikaitkan?, informasi. Perekat informasi itulah imajinasi. Kita bisa melakukan penalaran karena imajinasi.
2. Penciptaan Barang/Jasa
Kita tahu yang namanya kertas. Itu adalah penciptaan tersendiri. Kita juga tahu tinta, huruf, dan warna. Semua komponen ini bisa digabungkan dan membentuk buku. Belum lagi jika diteruskan dengan penciptaan yang lebih kompleks dengan menciptakan buku ilmiah atau cerita fiksi dan seterusnya. Setiap komponen adalah penciptaan sendiri yang jika dilihat lebih detil, merupakan penciptaan-penciptaan yang lebih kecil. Ketika digabungkan, akan membuat penciptaan baru yang lebih kompleks. Siapa sangka ada orang yang berpikir tentang bohlam, burger, pembalut, tusuk gigi dan sebagainya. Mereka menggunakan imajinasinya.
3. Penciptaan Diri
Arti diri ini bisa meliputi spiritualitas, keyakinan, karakter, mental dan sebagainya, yang kesemuanya membangun diri kita. Ambil contoh saja spiritualitas. Misalnya orang belajar memaknai semua kejadian yang menimpa dirinya, baik yang menyenangkan atau duka cita. Sebelumnya, ia berpikir seperti pandangan umum, bahwa kesedihan itu tidak enak, atau kebencian itu menyakitkan. Kemudian orang tersebut belajar bahwa kesedihan itu sama seperti kebahagiaan, hanya perlu dialami dan dirasakan (tanpa prasangka, tanpa penghakiman). Begitu juga orang yang membenci teman kerjanya. Awalnya dia berusaha menyukai teman kerjanya, tapi hal itu menguras energi. Akhirnya dia cukup mengatakan, “Aku membencinya, tidak lebih”. Artinya, orang itu tak perlu mengingkari kalau ia membenci temannya. Namun hal itu diterima apa adanya, tanpa harus mengubah hubungan antar mereka. Kenapa kok orang tersebut bisa berpikir dan merasa secara berbeda? Imajinasi turut bekerja memutar kebiasaan, memberi arti baru, dan menerima sebagaimana arti lama (dulu) ia terima.
Begitulan peran imajinasi di tiga area penciptaan. Mungkin Kamu yang tergolong menyadari dan hidup dengan peran imajinasi ini. Adakah wilaya penciptaan lainnya yang melibatkan peran imajinasi?
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Abnormalitas adalah Normalitas yang Diingkari
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Ketika Suami Bilang, "Lebih Cantik Istriku", Percaya?
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Political Framing: Ketika Kalimat "Apa susahnya membawa anak Palestina ke sini?" Menjadi Populer
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Kekuatan Pikiran Kita Dapat Membentuk Orang Lain
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Bagaimana Film Amazing Spiderman di Mata Psikologi?
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Sekilas Cerita tentang Oedipus Complex
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Work-Life Balance Apakah Sebuah Fatamorgana?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Level Kerumitan Persoalan Psikologis
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Pekerjaan atau Anak?
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Senang dan Sedih juga Dipelajari