Klasifikasi Membuat yang Rumit Menjadi Sederhana


Seruwet apapun realita, tetap saja memiliki pola. Sebab itulah, benda, situasi, atau persoalan, dapat diklasifikasikan. Karena klasifikasi membuat yang rumit menjadi sederhana.

Beberapa waktu yang lalu, di kampus kami diadakah redesain kurikulum, dalam rangka memberikan layanan terbaik dan menghasilkan lulusan yang kompeten. Prosesnya memakan waktu yang panjang. Aku menjalani sekaligus mengamati proses tersebut. Kadang pembahasan berjalan mulus, kadang juga sejenak berdebat di persimpangan pendapat. Dari proses tersebut, aku menemukan hal yang menarik, yaitu ilmu klasifikasi.

Klasifikasi merupakan kata serapan dari Bahasa Belanda, yaitu classificatie. Kata ini dapat diartikan sebagai metode untuk menyusun data secara sistematis berdasarkan kaidah atau aturan yang ditentukan. Karena itu, ilmu klasifikasi adalah ilmu tentang pengaturan, penyusunan, atau pengategorian.

Dalam perdebatan yang alot saat membahas luaran pembelajaran, bahan kajian, outline dan sebagainya, ilmu klasifikasi selalu berhasil menunjukkan jalan. Baik dengan disadari atau tidak, ketika ada yang berpedapat menggunakan ilmu klasifikasi, persoalan yang rumit bisa terurai. Orang bilang mendapatkan pencerahan.

Kenapa klasifikasi mampu membuat yang rumit menjadi sederhana? Ada dua alasan yang mendasarinya.

1. Secara alamiah, klasifikasi adalah cara kerja pikiran kita

Pikiran kita itu memiliki sifat besar, tak bisa dihentikan, utuh, dan berpola. Besar artinya bisa memasukkan apapun ke dalamnya. Tak bisa dihentikan, artinya terus bekerja. Bahkan dalam tidurpun dia terus meronta. Utuh, artinya selalu berusaha melengkapi apa yang masuk ke dalamnya. Misalnya saja melihat orang dengan ciri-ciri tertentu, langsung mengingat atau menghubungkan dengan wajah orang yang pernah dikenalnya. Dan yang terakhir memiliki sifat berpola. Klasifikasi adalah bentuk upaya kita untuk mengikuti cara kerja alamiah pikiran kita yang selalu membuat pola.

2. Alam bersifat paradoks, antara kacau dan teratur

Pasti pernah mendengar kata, “chaos and order”. Kekacauan dan keteraturan lebih dari sekedar keadaan yang sama-sama terjadi atau terjadi secara bergantian. Bahkan kekacauan dan keteraturan bisa ada dalam satu hal, satu tempat, dan satu waktu sekaligus. Inilah yang disebut paradoks. Artinya, dalam keberagaman yang complex dan complicated, alam tetap mengandung potensi untuk diklasifikasikan. Contohnya saja klasifikasi makhluk hidup yang sudah dibuat oleh Carolus Linnaeus.

Klasifikasi dapat menyederhanakan kerumitan kehidupan (foto: mairie-crozon.fr)

Begitulah, ilmu klasifikasi dapat menyederhanakan kerumitan dalam kehidupan kita. Pada tulisan berikutnya, akan aku beri tahu cara klasifikasi sederhana yang sangat dahsyat dalam menyederhanakan kehidupan kita. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Apakah Kamu merasakan manfaat dari ilmu klasifikasi? Silahkan dibagi di sini pengalamannya!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *