Klasifikasi Membuat yang Rumit Menjadi Sederhana
April 14, 2014 . by rudicahyo . in Creative Learning . 0 Comments
Seruwet apapun realita, tetap saja memiliki pola. Sebab itulah, benda, situasi, atau persoalan, dapat diklasifikasikan. Karena klasifikasi membuat yang rumit menjadi sederhana.
Beberapa waktu yang lalu, di kampus kami diadakah redesain kurikulum, dalam rangka memberikan layanan terbaik dan menghasilkan lulusan yang kompeten. Prosesnya memakan waktu yang panjang. Aku menjalani sekaligus mengamati proses tersebut. Kadang pembahasan berjalan mulus, kadang juga sejenak berdebat di persimpangan pendapat. Dari proses tersebut, aku menemukan hal yang menarik, yaitu ilmu klasifikasi.
Klasifikasi merupakan kata serapan dari Bahasa Belanda, yaitu classificatie. Kata ini dapat diartikan sebagai metode untuk menyusun data secara sistematis berdasarkan kaidah atau aturan yang ditentukan. Karena itu, ilmu klasifikasi adalah ilmu tentang pengaturan, penyusunan, atau pengategorian.
Dalam perdebatan yang alot saat membahas luaran pembelajaran, bahan kajian, outline dan sebagainya, ilmu klasifikasi selalu berhasil menunjukkan jalan. Baik dengan disadari atau tidak, ketika ada yang berpedapat menggunakan ilmu klasifikasi, persoalan yang rumit bisa terurai. Orang bilang mendapatkan pencerahan.
Kenapa klasifikasi mampu membuat yang rumit menjadi sederhana? Ada dua alasan yang mendasarinya.
1. Secara alamiah, klasifikasi adalah cara kerja pikiran kita
Pikiran kita itu memiliki sifat besar, tak bisa dihentikan, utuh, dan berpola. Besar artinya bisa memasukkan apapun ke dalamnya. Tak bisa dihentikan, artinya terus bekerja. Bahkan dalam tidurpun dia terus meronta. Utuh, artinya selalu berusaha melengkapi apa yang masuk ke dalamnya. Misalnya saja melihat orang dengan ciri-ciri tertentu, langsung mengingat atau menghubungkan dengan wajah orang yang pernah dikenalnya. Dan yang terakhir memiliki sifat berpola. Klasifikasi adalah bentuk upaya kita untuk mengikuti cara kerja alamiah pikiran kita yang selalu membuat pola.
2. Alam bersifat paradoks, antara kacau dan teratur
Pasti pernah mendengar kata, “chaos and order”. Kekacauan dan keteraturan lebih dari sekedar keadaan yang sama-sama terjadi atau terjadi secara bergantian. Bahkan kekacauan dan keteraturan bisa ada dalam satu hal, satu tempat, dan satu waktu sekaligus. Inilah yang disebut paradoks. Artinya, dalam keberagaman yang complex dan complicated, alam tetap mengandung potensi untuk diklasifikasikan. Contohnya saja klasifikasi makhluk hidup yang sudah dibuat oleh Carolus Linnaeus.
Begitulah, ilmu klasifikasi dapat menyederhanakan kerumitan dalam kehidupan kita. Pada tulisan berikutnya, akan aku beri tahu cara klasifikasi sederhana yang sangat dahsyat dalam menyederhanakan kehidupan kita. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Apakah Kamu merasakan manfaat dari ilmu klasifikasi? Silahkan dibagi di sini pengalamannya!
Artikel tentang Creative Learning Lainnya:
- Bagaimana Cara Belajar yang Sesuai dengan Perkembangan Anak?
- Rumus Belajar Sederhana Namun Bermakna
- Tips Fasilitasi Belajar: Menggunakan Contoh untuk Menjelaskan
- Transformasi Cara Berpikir untuk Menuju Kreativitas
- Problem Fatal Guru dalam Memandu Proses Belajar
- Prefleksi, Sebuah Pemberdayaan Imajinasi untuk Efektivitas Proses Belajar
- Bagaimana Membuat Fasilitasi Belajar yang Hebat?
- 3 Cara Menggunakan Cerita untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Bermain "Tebak Rasa" untuk Belajar Observasi
- Mengelola Fungsi Permainan untuk Belajar
- 5 Kesalahan Penggunaan PowerPoint
- Belajar Kreatif untuk Membuat Definisi 1
- Bagaimana Cara Belajar dengan Lagu?
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Cara Memberikan Instruksi Permainan untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Kreativitas, Penciptaan Berawal dari yang Tidak Penting
- Tentang Kreativitas: Apakah Kita Kreatif?
- Variasi Dapat Menjaga Kreativitas
- Belajar Kreatif Membuat Definisi 2
- Resep Presentasi Spektakuler
- Kenapa Iklan Jadi Media Belajar yang Tajam untuk Anak?
- Fasilitasi Belajar Buruk yang Sangat Disukai Peserta
- Fasilitasi Diskusi yang Efektif
- Fasilitasi Proses Belajar adalah Menggembala
- Fasilitasi Proses Belajar dengan Hierarchy of Questions
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- 3 Cara Mudah untuk Mengingat
- Berkenalan dengan Mosaic Learning
- Kreativitas KOWAWA
- Membuat Desain Belajar yang Optimal
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Mengharmoniskan Isi dan Metode Belajar Cerdas
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Menguatkan Logika Matematika dengan Storytelling
- Perbedaan Analisis Level Rendah dan Analisis Level Tinggi
- Aturan yang Menjaga Kelas Aktif dan Kreatif
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- 3 Komponen Penting dalam Fasilitasi Belajar
- Prinsip Klasifikasi untuk Menyederhanakan Kerumitan
- 5 Pembunuh Kreativitas Guru dalam Membuat Inovasi Belajar
- Bagaimana Memandu Fasilitasi Belajar Secara Total?
- PowerPoint HANYA Alat Presentasi, BUKAN Tujuan Belajar
- Prinip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan
- Aktivasi Kelas untuk Efektifitas Belajar
- Komponen dalam Memandu Proses Belajar dengan Permainan
- Fasilitator Bukan Korektor atau Editor