Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
August 5, 2021 . by rudicahyo . in Pendidikan, Psikologi, Psikologi Populer . 0 Comments
Banyak orangtua atau guru kesulitan untuk membuat anak atau muridnya melakukan tugas dengan suka cita. Kalau tidak diperintah, tidak bergegas mengerjakan. Kalau tidak ada imbalan, enggan untuk melaksanakan. Bagaimana cara mengingkatkan motivasi intrinsik?
Tidak jarang, para orangtua atau guru merasa sulit menggerakan anak atau murid mereka. Tidak hanya sulit melakukan tugas, tapi juga menolak dengan cara menyebalkan. Kalaupun mau melakukan, disertai dengan gerutu dan keluhan. Akibatnya, tugas dilakukan setengah hati, dan tentu saja dengan hasil yang ala kadarnya. Karena itu, kali ini rudicahyo.com akan membahas cara meningkatkan motivasi dari dalam diri (intrinsik).
Sebelum kita membahas tentang cara meningkatkan motivasi dari dalam diri atau biasa disebut motivasi intrinsik, kita perlu tahu arti dari motivasi.
Apa yang dimaksud dengan motivasi?
Motivasi berasal dari bahasa latin, movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Motivasi juga berawal dari kata dasar motif yang bisa disamakan dengan alasan yang mendasari perilaku. Dalam teori motivasi yang didasarkan pada motif, motivasi juga bisa disetarakan dengan needs atau kebutuhan. Lalu apa yang dimaksud dengan motivasi dari dalam diri?
Apa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik?
Motivasi intrinsik adalah motivasi atau motif untuk melakukan sesuatu karena menginginkannya, bukan karena dorongan eksternal. Dengan kata lain, motif bertindak berasal dari dalam diri. Contohnya anak yang mengerjakan tugas matematika karena memang suka mengerjakannya. Sedangkan orang yang melakukan sesuatu karena dorongan dari luar berarti sedang digerakkan oleh motivasi eksternal atau motivasi ekstrinsik. Contohnya murid yang mengerjakan tugas karena ada nilai atau hadiah sebagai konsekuensinya.
Baca juga:
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
Bagaimana cara meningkatkan motivasi intrinsik?
Daniel Pink, seorang penulis buku tentang bisnis, kerja, dan manajemen, mengemukakan bahwa ada tiga komponen yang perlu diupayakan agar motivasi intrinsik menjadi kuat.
1. Otonomi
Otonomi (autonomy) adalah kemerdekaan atau keleluasaan yang diberikan kepada seseorang untuk mengeksplore atau melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Pemberian kepercayaan dan wewenang ini akan membuat anak leluasa melakukan tugasnya. Sebaliknya, jika anak atau siswa terlalu didikte, diarahkan, maka ia akan cenderung menempatkan diri sebagai pelaksana perintah. Akibatnya, gairah untuk melakukannya lebih didorong oleh kekuatan eksternal.
2. Tujuan
Kejelasan tujuan juga akan meningkatkan motivasi intrinsik. Ketika tujuan atau target dari pekerjaan sudah jelas pada diri anak atau siswa, maka mereka juga akan fokus untuk mengejarnya. Semakin tujuan tidak jelas, maka gairah untuk mengarah ke sana juga menjadi lemah. Ini sama dengan analogi gua dari Plato. Ketika seseorang mendapatkan cahaya, maka ia akan ada arah yang dituju.
3. KeahlianΒ
Pengembangan keahlian juga dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Jika anak atau siswa sudah diidentifikasi bidang yang menjadi konsentrasi keahliannya, maka menyuplai sumber daya pada bidang tersebut akan menignkatkan motivasi intrinsik anak atau siswa tersebut. Misalnya anak yang punya minat atau kemampuan robotik, maka menyediakan buku-buku robotik, video tentang merakit robot, majalah perkembangan teknologi robot dan lain-lain, akan membuat motivasi intrinsik anak tersebut meningkat.
Demikian tiga cara untuk meningkatkan motivasi dari dalam diri. Kesadaran akan tiga aspek ini akan membuat kita bisa mengambil langkah yang beguna untuk meningkatkan motivasi intrinsi dari adek, anak, siswa atau diri kita sendiri.
Artikel tentang Pendidikan, Psikologi, Psikologi Populer Lainnya:
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Faktor Penguat Tingkat Kepercayaan Orang kepada Kita
- Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Ketika Suami Bilang, "Lebih Cantik Istriku", Percaya?
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Tiga Penghambat Kepekaan Menangani Kasus Psikologi (Penting untuk Psikolog)
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Meningkatkan Kualitas Observasi dengan Memahami Gradasi Deskripsi Perilaku
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Cara Kerja Akal Mengerem Reaksi Emosional dalam Mengatasi Masalah (Psychological Treatment)
- Need Sebagai Motif dalam Hierarkhi Kebutuhan Maslow
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Apakah Pendidikan Kita Membangun Karakter?
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Pendidikan dan Sikap terhadap Tantangan Kerja
- Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Functional Invariant dalam Konsep Belajar Jean Piaget
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Abnormalitas adalah Normalitas yang Diingkari
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- Pemimpin itu Pendidik
- Seperti Apakah Perubahan Diri Kita setelah Belajar?
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?