Ramadhan produktif, siapa takut. Untuk beberapa orang, Bulan ini sudah pasti punya pautan emosi yang kuat. Karena itu, kenapa tidak digunakan untuk banyak-banyak berkarya?! Dengan cara apa? Mari jadikan Ramadhan produktif
“Rhamadan tiba. Rhamadan tiba…..”
Sebuah petikan lagu yang dipopulerkan oleh Opick ini tak pernah kehilangan kepopulerannya. Karena tiap tahun Ramadhan adalah bulan yang selalu ada perhelatan besar di dalamnya, yaitu puasa. Apakah pada puasa nih buat yang muslim?
Buat sebagian orang, ini adalah hari pertama puasa. Di Sabtu yang panas ini, dengan suhu rata-rata 23 derajat cecius, di mandi yang kedua, pasca tidur yang kedua hehe, aku terpikir untuk mengaryakan Ramadhan. Apa itu?
Untunglah puasa hari ini di awali di Hari Sabtu (lagi lagi untuk sebagian orang). Kalaupun ada yang mulai hari Jumat kemarin (bahkan Hari Minggu besok pun), semuanya tetap dalam rangkaian hari-hari yang disebut dengan weekend. Karenal itulah, di akhir minggu yang serba puasa ini, waktu untuk istirahat jadi lebih panjang. Yang mau memperbanyak kegiatan mandi juga silahkan hehehe.
Karena diuntungkan dengan adanya kesempatan istirahat tersebut, maka setelah tidur lumayan, terpikir untuk berkarya di bulan ini. Lho, di bulan yang lapar dengan perut meronta-ronta kok masih mikirin karya?
Landasannya sederhana. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan dimana sebagian orang memautkan emosi tertentu. Mungkin sebagian orang merasa gerah dan lapar, sehingga bawaannya malas dan andai bisa, waktu akan diputar lebih cepat agar Maghrib segera tiba. Namun sebagian yang lain merasa ini adalah bulan penuh berkah yang membahagiakan. Setiap mengerjakan yang positif, dinilai sebagai ibadah. Tidurnya orang puasa saja dinilai sebagai ibadah, apalagi kalau beraksi membuat karya.
Lalu apakah golongan yang pertama, yang fokusnya pada lapar dan dahaga akan bisa berkarya? Berkarya tidak memandang suku, agama, ras dan golongan hehe. Artinya, Semua bisa berkarya, bahkan untuk orang yang termalas sekalipun. Bagaimana itu bisa terjadi (kamera zoom in-zoom out, kayak di sinetron).
Emosi yang dilekatkan pada waktu dan temaptlah yang jadi dasarnya, untuk berkarya. Orang yang bersuka cita di bulan Ramadhan, tak perlu banyak penjelasan. Sudah barang tentu kebahagiaan mereka adalah energi besar untuk berkarya. Jadikan kebahagiaan itu sebagai modalnya.
Seperti siang yang panas ini, aku terpikir untuk membuat kategori baru dalam blog, yaitu Ramadhan. Kategori ini hanya akan dibuka di sepanjang Bulan Ramadhan. Setelah Ramadhan usai, kategori ini akan dihapus.
Apa isinya? Kategori ini akan berisi berbagai tulisan dan foto sehubungan Bulan Ramadhan. Foto analogi yang diasosiasikan segala peristiwa atau pengalaman yang mungkin terjadi di Bulan Ramadhan, atau foto peristiwa nyata di Bulan Ramadhan yang di dalamnya mengandung kisah. Tulisan selama Bulan Ramadhan juga pasti turut mengisinya. Berbagai pengalaman di Bulan Ramadhan atau ulasan tentang bagian-bagian di Bula Suci ini, seperti sahur, berbuka, ngabuburit dan sebagainya, akan menghiasi tulisan di kategori tersebut.
Berbicara tentang tulisan, tentu saja aku tidak akan menulis dari sudut pandang agama. Tak akan ada tulisan tentang Fiqih dan Ushul Fiqih. Karena latar belakangku adalah seorang ilmuwan psikologi dan psikolog, maka tulisannya akan diwarnai oleh sudut pandangku dari peran tersebut. Nah, tulisan ini anggap saja yang tulisan pertama yang menghuni kategori Ramadhan di blog rudicahyo.com.
Setelah kategori ditutup, lalau dikemanakan tulisannya? Kategori ini akan ditutup hari ke-25 Ramadhan. Pasca itu, tulisan akan diedit dan dibukukan. Terlepas apakah akan ditawarkan kepada penerbit atau tidak, yang jelas di akhir Ramadhan, aku akan punya karya. Itu yang terpenting.
Sebentar, tulisan ini masih menyisahkan satu bagian lagi. Kita belum bahas tentang orang-orang yang fokus kepada lapar dan hausnya. Bagaimana mereka akan berkarya?
Fokus kepada lapar dan dahaga juga mendatangkan efek emosional tertentu. Kekuatan emosi ini bisa jadi energi yang diarahkan secara positif untuk menghasilkan karya. Bagi yang lapar dan haus, bolehlah diselingi dengan melakukan hobinya (kecuali yang hobinya makan hehe). Membongkar-bongkar lagi mesin-mesin tak terpakai untuk diperbaiki biar bisa berguna buat orang rumah, juga sudah berarti membuat karya. Membongkar album foto lama dan menempelnya di album baru disisipi cerita kenangan yang terjadi juga berkarya. Yang hobi nyanyai atau ceramah, juga bisa merekam suaranya. Yang suka nulis apa lagi, bisa melakukan seperti yang aku lakukan.
Nah, kalau masih fokus kepada lapar dan haus, serta energi yang terlampau lemah, apa masih bisa berkarya tuh? Tentu saja bisa. Sudah pasti, yang paling menyenangkan adalah ketika tiba saatnya untuk berbuka. Nah, dedikasikan aja semua karya untuk aktivitas sore hari nanti. Yang suka ngabuburit, persiapkan dari siang hehe. Begitu juga yang hobinya makan, persiapkan apa saja yang bisa dimakan pasca makan berat malam nanti (yang penting tak usah lebay). Begitu juga yang suka menulis, bisa mengarang cerita tentang ngabuburit.
Banyak hal kecil yang membuat kita terus berkarya meski sedang berpuasa di Bulan Ramadhan ini. So, apa karya yang akan Kau buat di Bulan Ramadhan?
Sebagai akhir tulisan ini, marilah kita nyanyikan lagunya Opick, “Ramadhan Tiba”
Ramadhan Tiba
Opick
Marhaban Ya Ramadhan 4XRamadhan tiba 3X
Marhaban Ya Ramadhan 4XRamadhan tiba semua bahagia
Tua dan muda bersuka cita
Bulan ampunan bulan yang berkah
Bulan terbebas api nerakaAndaikan saja Ramadhan semua
Bulan yang tiba bulan yang ada
Karena besarnya setiap pahala
yang di janjikan kepada kitaMarhaban Ya Ramadhan 4XDalam bersahur ada pahala
Dalam berbuka alangkah indah
Menahan diri menahan lidah
Menjaga hati menjaga mataBanyakkan amal hari-harinya pahala
Datang berlipat ganda
Berlomba-lomba untuk ibadah
Dunia bahagia surga nanti gantinyaRamadhan tiba 3X
Ramadhan tiba 3XDan semoga setiap jiwa
Diberikan ampunan-Nya
Dan semoga hapus semua
Kesalahan setiap jiwaMarhaban Ya Ramadhan 4X
Marhaban Ya Ramadhan 4X
Marhaban Ya Ramadhan 4X
Marhaban Ya Ramadhan 4X
3 responses to “Ayo Kita Jadikan Ramadhan Produktif”
hehe idenya asik juga nih mas. Berani bertekad untuk konsisten nulis ttg Ramadhan di bulan ini, dibukukan lagi 🙂 saluutt…
Yuk produktif di Bulan Ramadhan 🙂
[…] berasal dari keinginan positif untuk menjadikan Ramadhan tahun ini produktif. Selain produktif di amalan ibadah, juga produktif di amalan karya. Kenapa disebut amalan karya? Ya […]