Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
August 7, 2017 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Nonton televisi atau tayangan film adalah kesenangan yang sangat populer di kalangan anak-anak. Tidak menutup kemungkinan mereka nonton film action. Apakah bahaya film action yang harus diwaspadai orangtua?
Anak/adik dari Ayah, Bunda, atau Kakak suka nonton televisi atau film? Salah satu tontonan yang kadang juga turut dinikmati oleh anak-anak adalah film action. Berbagai film action banyak macamnya, mulai dari yang full kekerasan sampai cerita kepahlawanan yang di dalamnya ada si baik dan si jahat.
Hal yang sering tidak disadari oleh orangtua atau pengasuh adalah dampak dari film action. Memang lebih mudah mengenali bahaya film action dari adegan kekerasannya. Biasanya ini ada di film action yang full kekerasan. Namun bagaimana dengan film action yang mengandung perilaku baik dan perilaku buruk dalam sebuah film action. Contoh gampangnya, misalnya tokoh baik menyerang tokoh jahat.
Dalam film action, jika ada perilaku jahat, biasanya kita alamatkan kepada tokoh antagonis. Jika tokoh protagonis melakukan penyerangan, lebih sering kita mengidentifikasinya sebagai perilaku baik. Padahal perilaku mereka sama, yaitu menyerang. Ok lah, intensi atau niatnya berbeda. Tokoh baik hanya menyerang balik kepada tokoh jahat. Tapi sebenarnya bentuk perilakunya sama, yaitu serangan. Justru serangan yang dilakukan tokoh baik tidak kalah bahayanya dengan serangan yang dilakukan tokoh jahat.
Berbicara tentang serangan dari tokoh dalam film, kita bisa memilah bentuk serangan sebagai serangan agresif, serangan defensif, dan serangan balik. Serangan agresif sangat mudah kita temukan dari tokoh-tokoh antagonis. Sudah tidak asing lagi bagi kita jika tokoh antagonis menyerang, melukai, atau menyakiti orang, termasuk tokoh baik. Namun jika kita berpaling kepada tokoh baik, bentuk serangannya dapat berupa pembelaan diri atau defens. Serangan ini dilakukan sebagai bentuk survive atau upaya untuk menyelamatkan diri. Bentuk yang lain adalah serangan balik. Contoh yang gampang adalah pembalasan dendam. Namun sekali lagi, yang perlu digarisbawahi adalah kesamangan perilakunya, ketiganya sama-sama berbentuk serangan.
Ketika bentuk perilaku yang dilihat oleh anak adalah serangan, maka tingkat bahayanya sama saja. Mungkin diantara Ayah, Bunda, atau Kakak ada yang berkilah, “Kalau anaknya sudah tahu niat dari sang tokoh bahwa itu adalah untuk mempertahankan diri atau menyerang balik tokoh jahat, gimana dong?”.
Ok, mengenali niat memang lumayan sedikit mereduksi dampaknya. Tapi yang perlu mulai disadari adalah:
Pertama, bentuk perilakunya sama-sama serangan. Anak melihat perlikau tersebut adalah serangan. Setidaknya itulah yang tampak oleh mata dan terdengar oleh telinga.
Kedua, ketika anak larut dalam tontonan, maka pada saat itu kesadaran anak hal yang tidak tampak dapat dikalahkan oleh ketidaksadaran dari hal yang tampak. Untuk anak yang daya serapnya tinggi dengan filter yang lebih lunak, lama-kelamaan niat yang tidak tampak dari seorang tokoh akan lenyap. Sekarang tinggallah sebuah adegan serangan yang ada di depan mata. Kuat mana daya tahan dibenak penonton, antara niat yang tidak tampak dengan adegan serangan yang tampak?
Ketiga, ketika yang melakukan serangan adalah tokoh baik, maka akan muncul pembenaran. Apalagi yang diserang tokoh jahat, yang pada saat itu turut membuat jengkel anak sebagia penonton. Meskipun anak tahu bahwa penyerang adalah tokoh baik dan yang diseranga dalah tokoh jahat, tapi adegan penyerangannya tetap dapat menyusup sampai bawah sadar si anak. Dan masuknya akan lebih mudah karena pelakunya dianggap baik. Artinya, mulai menguat pembenaran bahwa melakukan serangan kepada orang jahat itu boleh-boleh saja. Bukankah belakangan banyak penyerangan yang dilakukan pada maling ayam atau kotak amal masjid, yang ternyata mencuri karena kepepet ingin menghidupi anaknya yang sekarat? Tidak jarang terjadi penghakiman sampai mengakhiri nyawa si maling. Lalu siapa yang lebih kejam? Ini masih mending, karena ada embel-embel sasaran penyerangan, yaitu tokoh jahat. Tapi seperti yang dijelaskan di dampak kedua, sangat mungkin fokus si anak sebagia penonton lama-lama sudah tidak memperhatikan sasarannya sebagia orang jahat. Yang tinggal di benaknya lebih kuat pada pembenaran melakukan penyerangan kepada orang lain. Lebih berabe kan.
Nah, sekarang tentu kita sudah lebih waspada dengan mengetahui bahaya film action bagi anak kita. Bagaimana tindakan yang tepat? Kita lanjut di pembahasan berikutnya ya..
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Modal Dasar Pengasuhan
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?