Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban


Jumpa lagi dengan Rubrik Tanya rudicahyo. Kali ini sesinya Konsultasi Parenting. Ada pertanyaan dari Bundan AO di Malang. Simak yuk!

Salam

Mau konsultasi, Pak
Langsung saja ya, saya sekarang full ibu rumah tangga, tanpa ada kegiatan apapun diluar itu. Itu benar-benar menjadi suatu tekanan, kebosanan dan kejenuhan tersendiri buat saya.

Kadang, atau bahkan sering, saat benar-benar jenuh dan kesal, emosi saya gampang terpancing. Anak membuat ulah sedikit saja, misalnya membuat rumah berantakan, tidak mau makan, rewel sedikit, bawaannya ingin marah saja. Padahal saya tahu semua itu adalah perilaku wajar anak-anak, dan sama sekali tidak berlebihan. Tapi saya suka kelepasan marah-marah kepadanya. Setelah marah, menyesal dan merasa bersalah. Saya selalu minta maaf dan menjelaskan kepadanya, kenapa saya seperti itu. Tapi kalau sering seperti itu, apa tidak berpengaruh negatif untuk anak? Terus cara mengatasinya bagaimana?
Makasih banyak sebelumnya 🙂

AO, Malang

 

Halo Bunda AO di Malang

Kemarahan orang dewasa, terutama orangtua, mempunyai pengaruh negatif buat anak, terutama untuk anak dengan usia sampai 2 tahun. Nah, usia ananda berapa ya Bunda? Kemarahan itu saja sudah berpengaruh kurang baik kepada Bunda, apalagi buat anak. Mungkin Bunda sudah marah untuk tujuan yang tepat, tetapi porsi kemarahannya yang mungkin tidak tepat. Kebosanan Bunda yang sebenarnya adalah persolan pribadi Bunda, jadi melibatkan anak di dalamnya.

Berkenaan dengan kemarahan, yang menjadi persoalan adalah efek kemarhaan buat anak. Sepertinya, anak menerima begitu saja kemarahan dari Bunda. Ini berbeda dengan orang dewasa yang gampang memanipulasi berpikirnya, bisa menghibur diri, mencari nilai positifnya. Kalau anak? tidak seperti itu. Dia menerima kemarahan Bunda. Dia juga bisa merasa kalau dirinya dimarahi.
Perasaan ketika dimarahi ini, jika terus-menerus dilakukan, akan terakumulasi pada diri anak. Hatinya mungkin terluka, dan bisa menyebabkan perasaannya cedera. Itu bisa terbawa sampai ia dewasa. Akibat yang mungkin, anak bisa jadi orang minderan, tidak percaya diri, melow, sensitif, pemarah. Nah, rugi kan marah-marah, Bunda? Apalagi kalau marahnya berawal dari masalah pribadi Bunda.

Alternatif yang bisa dilakukan oleh Bunda adalah dengan membuat kesibukan. Sukur-sukur kalau kesibukannya menyenangkan dan bisa melibatkan anak. Kesibukan yang seperti itu, misalnya menulis pengalaman menarik bersama anak. Bunda juga bisa mencari-cari informasi lomba, misalnya lomba foto ibu-anak.

Kesibukan yang seperti itu, punya dampak positif: 1) Mengalihkan fokus dari kebosanan. Bunda mulai punya kesibukan, 2) Karena kesibukannya juga melibatkan anak, maka dapat menambah kedekatan Bunda dengan anak. Artinya, kesibukan itu tidak malah membuat Bunda sibuk sendiri.

Demikian penjalasannya. Mudah-mudahan bermanfaat.

 

Salam

@rudicahyo


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *