Langkah kecil sederhana bisa punya dampak besar. Misalnya saja ide untuk berbuat kebaikan kepada orang lain, dan orang tersebut harus membalasnya kepada orang lain lagi. Inilah yang disebut pay it forward.
Dua hari yang lalu, aku nonton film lama, Pay It Forward. Pernah tahu film itu? Tergolong telat sih. Sebenarnya aku sudah tahu lama sekali film ini, tapi baru sempat nonton dengan seksama dua hari yang lalu. Iya, film yang di-release tahun 2000.
Berawal dari tugas sekolah Trevor Mc Kinney, yaitu membuat sebuah rencana yang dapat dilakukan untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Tugas ini disebut sebagai projek awal tahun oleh Eugene Simonet, guru Trevor.
Projek ini menjadi bahan pikiran Trevor. Sepanjang jalan ia berusaha menangkap peluang, mencari ide untuk membuat dunia jadi lebih baik. Sampai ia melihat seorang tuna wisma.
Trevor memberikan uang tabungannya untuk dibelikan baju dan sepatu buat gelandangan. Dengan bersepatu dan berpakaian pantas, orang tersebut dapat memperoleh pekerjaan. Berawal dari kebaikan ini, Trevor membuat sebuah rencana sederhana untuk mengubah dunia.
Trevor merencanakan akan melakukan kebaikan kepada tiga orang, dan orang tersebut masing-masing akan membalas kepada tiga orang lagi. Ini seperti konsep multi level.
Trevor merasa gagal atas usahanya. Dua orang yang ditolongnya menghilang dan menolak. Trevor memutuskan, orang ketiga yang akan ia tolong adalah Eugene Simonet, gurunya sendiri.
Awalnya Trevor merasa gagal dengan orang ketiga, karena ayah yang selalu menyakiti ibunya kembali pulang, setelah 6 bulan menghilang. Bahkan ketika usahanya membuahkan hasil, yaitu bersatunya gurunya dengan sang ibu, Trevor tetap tidak merasa belom berhasil.
Trevor baru tahu kalau idenya ini telah menyebar ke berbagai kota, hingga seorang wartawan ingin menuliskan kisahnya. Ia mendapatkan kesempatan wawancara eksklusif.
Ternyata, wawancara itu adalah tampilnya ia pertama dan terakhir kali di tv. Ia terbunuh karena tusukan pisau saat membantu temannya yang dikeroyok. Untuk mengenang idenya yang luar biasa, warga berdatangan untuk memberikan penghormatan kepada Trevor.
Pertanyaan yang Berdampak Besar
Sebuah kisah yang tragis memang. Ini kepandaian dari Mimi Leder sebagai sutradara dan penulis novelnya, yaitu Catherine Ryan Hyde. Kesedihan karena kematiannya yang disandingkan dengan jasa Trevor dalam melahirkan ide berbagi, seperti sebuah efek dramatis yang sengaja dibuat dan diperkuat.
Bukan pada tragisnya cerita, tapi yang menarika dalah soal ide berbagi. Ada banyak langkah kreatif yang bisa dilakukan untuk berbagia kebahagiaan, meratakan kesejahteraan. Coba bayangkan jika ide Trevor ini menyebar sampai ke berbagai kota, negara atau seluruh dunia. Pasti kebaikan dapat dirasakan oleh semua orang.
Ide ini berawal dari pertanyaan cerdas seorang Eugene Simonet. Pertanyaan menciptakan jawabannya sendiri. Dan jawaban membuat perubahan. Pertanyaan Simonet ini punya dorongan yang kuat, karena mendekatkan dua hal yang punya jarak berjauhan dan punya sifat yang berlawanan. Apa itu? Iya, dampak besar dengan usaha yang kecil.
“Apa rencana yang dapat kita lakukan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik?”. ‘Dapat dilakukan’ bisa berarti hal kecil, apalagi pertanyaan ini ditujukan kepada anak yang belum dewasa atau bahkan belum menginjak usia remaja. Disebut sebagai hal kecil karena yang dimaksud oleh Simonet adalah melakukan yang dapat dilakukan. Berarti yang dapat dilakukan oleh anak seusia murid-muridnya. Hal kecil tersebut disandingkan dengan ‘membuat dunia jadi lebih baik’. Dapat dikatakan, rencana yang dibuat oleh muridnya adalah tindakan kecil, nyata dan realistis dengan dampak yang besar.
Pertanyaan Simonet telah berhasil membuat dunia menjadi lebih baik, melalui tangan mungil Trevor. Memang demikianlah seharusnya tugas seorang pendidik, membuat perubahan, terutama pada diri murid. Simonet telah membuat perubahan pada diri muridnya, sehingga mereka mampu membuat perubahan pada dunia. Tentu saja tidak dengan perintah atau menggurui, tetapi dengan menginspirasi.
Jika Kamu ditanya, “Apa rencana kecil yang benar-benar dapat Kamu lakukan untuk membuat dunia menjadi lebih baik?”, apa jawaban Kamu?
One response to “Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan”
You can certainly see your enthusiasm within the work you write. The world hopes for even more passionate writers such as you who aren’t afraid to mention how they believe. At all times follow your heart. “What power has law where only money rules.” by Gaius Petronius.