Pembubaran RSBI Wujud Kemerdekaan Pendidikan
January 9, 2013 . by rudicahyo . in Pendidikan . 2 Comments
Hari ini, Selasa (8/1), Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Pembubaran RSBI adalah langkah berani untuk menentukan langkah pendidikan kita. Ini adalah wujud kemerdekaan kita dari penjajahan kebudayaan.
Langkah Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus RSBI merupakan langkah awal keberanian untuk mejadi negara yang berdaulat atas budaya sendiri. Ini adalah wujud kemerdekaan kita dalam menentukan sistem pendidikan negara ini.
Kenapa menyelenggarakan RSBI dikatakan terjajah? Iya, kebijakan ini sebenarnya bentuk pengiblatan kepada negara-negara industri yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation adn Development (OECD). Logika industri mewarnai kebijakan ini. Apa itu? Iya, menjadikan sekolah sebagai perusahaan yang berdampak pada pengastaan atau pelevelan derajat masyarakat.
Industrialisasi selalu berdampak pada penciptaan kelas. Masyarakat yang kesadarannya dipermainkan oleh kondisi ini akan begitu saja menerima, sehingga berlomba untuk membeli produk-produk industri, dalam hal ini RSBI. Dengan masuk kepada sekolah yang dikatakan bertaraf internasional tersebut, maka ia akan merasa punya kasta yang berbeda. Hal ini akan menciptakan golongan masyarakat yang ‘pandai’ dengan masyarakat ‘penonton’. Setidaknya demikian yang dikatakan Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (sumber: kompas.com).
Wujud ‘penghambaan’ pemerintah pada industri pendidikan Barat adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur RSBI/SBI, yang kemudian dituangkan dalam Permendiknas No. 78/2009 tentang Penyelengaraan RSBI. Atas landasan konstitusi tersebut, hingga kini sudah berdiri 1300 RSBI (sebagian daftarnya ada di sini). Nah loh, dikukuhkan dengan undang-undang malah jadi menjamur tuh.
Oleh karena itu, jika RSBI sudah dinyatakan bubar oleh MK, maka pemerintah harus segera mencabut Permendiknas No. 78/2009, agar terjadi konsistensi dan menghormati keputusan MK. Jangan sampai RSBI dibubarkan, muncul lagi model setipe dengan nama yang lain.
Berikutnya tinggal nunggu giliran Ujian Nasional (UN), apakah akan menyusul? Kita lihat saja.
Sebarkan dan berikan komentarmu jika mendukung Pembubaran RSBI sampai ke akar-akarnya!
Ingin diskusi dengan saya? silahkan follow @rudicahyo
Artikel tentang Pendidikan Lainnya:
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Pendidikan Karakter dan Kebahagiaan Murid
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Kenali Pengujimu, Persiapkan Ujian Skripsimu!
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Tantangan dalam Membudayakan Membaca Pada Anak
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Film Rekomendasi untuk Hari Guru
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Bolehkah Guru TK Mengajari Membaca?
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Apakah Pendidikan Kita Membangun Karakter?
- Pelajaran Berharga dari Film Soekarno
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Seperti Apakah Perubahan Diri Kita setelah Belajar?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Apa Catatan yang Harus Diperhatikan Jika Guru Menghukum Murid?
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
- Pendidikan dan Sikap terhadap Tantangan Kerja
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Ujian Nasional (Unas), Harga Mahal Sebuah Kejujuran
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Pemimpin itu Pendidik
2 Comments