Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
September 3, 2014 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 0 Comments
Setiap orang memiliki kekayaan dari apa yang telah dikerjakan. Semua cucuran keringat tidak pernah sia-sia, karena pada akhirnya akan menyisakan kekayaan. Kekayaan ini adalah kekuatan kita yang perlu dikumpulkan. Inilah yang disebut inventarisasi kekuatan.
Berapa usiamu? Berapa lama hidup Kamu lalui? Berapa banyak yang sudah Kamu lakukan? dan pertanyaan serupa selalu menjadi bahan refleksi bagi kita semua. Namun untuk menjadi kaya, pertanyaan tentang ‘seberapa banyak usaha yang sudah dilakukan’ tidaklah cukup. Pertanyaan yang lebih penting adalah seberapa banyak upaya yang telah Kamu lakukan sepanjang hidup, dan itu Kamu sia-siakan?
Sebelum melakukan inventarisasi kekuatan, mari kita perjelas pertanyaan tersebut. Pertanyaan itu mengajak kita lebih dari sekedar berefleksi, tetapi juga mengajak kita untuk bertindak. Jika kita percaya bahwa setiap usaha tidak ada yang sia-sia, maka pasti kita akan menginventarisasi usaha dan hasilnya. Inventarisasi ini adalah cara kita untuk menjadi kaya, karena semua yang kita usahakan bisa kita manfaatkan.
Beberapa hari ini aku mencoba mengumpulkan dan mengingat usaha dan hasil yang telah aku lakukan, misalnya menyusun modul, menjadi trainer, merancang workshop dan memfasilitasinya, menulis cerita, artikel dan buku, melakukan penelitian dan sebagainya. Ternyata telah banyak yang aku lakukan. Tapi tertohok saat pertanyaan seperti di atas aku lontarkan buat diri sendiri, seberapa banyak usaha yang telah aku lakukan tersebut bermanfaat untuk orang lain dan diri sendiri. Untuk kemanfaatan buat diri sendiri, pertanyaannya bisa dibuat lebih pragmatis, yaitu sebenrapa banyak usaha dan hasil usaha yang mendatangkan penghasilan bagiku.
Dari situ, aku mulai mengumpulkan, bahwa ada modul pembuatan desain pembelajaran dengan menggunakan prinsip dan komponen cerita. Modul ini belum selesai dan hanya berupa laporan penelitian. Aku berpikir, kenapa modul ini tidak aku selesaikan hingga menjadi workbook untuk para guru?
Kemudian teringat bahwa aku pernah menulis kumpulan cerita yang aku bukukan dengan judul “The Things”. Ini adalah buku yang berkisah tentang benda-benda, dimana dari benda tersebut muncul kisah-kisah yang keren. Aku berpikir, kenapa buku ini tidak aku lanjutkan menjadi buku yang bisa dibaca banyak orang? Untuk buku ini, sekarang sudah aku lanjutkan dalam tahap pembuatan ilustrasi. Buku ini telah berubah judul menjadi “9 Things”, karena ada 9 benda yang diceritakan. Rencana lebih jauh, tiap cerita bisa aku buatkan ilustrasinya dan menjadi buku cerita bergambar
Teringat juga modul-modul pelatihan yang pernah aku buat, ada mendesain pembelajaran kreatif, mendidik dengan bercerita, kelas menulis Surabaya dan lain-lain, yang kesemuanya bertumpu pada kompetensi tentang mendesain pembelajaran kreatif, psikologi pendidikan, parenting, dan penulisan. Yang selama ini sudah menghasilkan adalah “Kelas Menulis Surabaya”, yang menghasilkan buku yang ditulis para alumninya. Bukunya diterbitkan secara mandiri (self publishing) di nulisbuku. Nah, sudah muali terpikir untuk membuat lanjutan event-nya. Yang juga sudah menghasilkan adalah program pendampingan siswa dengan Workhsop “Self-Directed Learning”. Workshop ini telah dilakukan di sekolah-sekolah penyelenggara kelas akselerasi. Bagaimana dengan pelatihan/workshop yang lain? Nah, itu dia.
Berbicara tentang menulis, selain Kelas Menulis Surabaya yang sudah menghasilkan Buku “Crazy Writing”, juga ada buku-buku yang diterbitkan secara indie, yaitu Suraba Bisu dan Suara Kecil. Nah, buku-buku ini juga masih kurang dipasarkan dengan baik. Padahal cerita-ceritanya keren lho! Nah, yang sedang dalam proses penerbitan, selain “9 Things” yang masih akan diterbitkan secara indie, ada buku “Daily Parenting” yang sudah berada di tangan penerbit mainstream. Sekarang sedang di tahap setting. Doakan cepat terbit.
Bicara tentang tulisan, aku juga ingat dengan blog ini, rudicahyo.com. Ada banyak tulisan yang bisa dikompilasi menjadi buku. Selain tulisan tentang parenting, juga ada tulisan tentang psikologi praktis dan pembelajaran kreatif. Nah, ini PR satu lagi.
Cerita tersebut hanya contoh inventarisasi kekuatan yang aku lakukan. Ternyata ada banyak yang perlu diinventarisasi. Ini aku masih lanjut mengingat dan mengumpulkannya. Berefleksi dari ceritaku tersebut, berarti kita butuh mengenali untuk dapat mengelolanya, dalam hal ini menjadi sumber penghasilan.
Inventarisasi kekuatan juga merupakan bentuk rasa bersyukur, selain menjadi cara mendapatkan penghasilan. Artinya, ketika kekuatan diinventarisasi dengan baik, maka akan mudah bagi kita melihat betapa banyak pemberian Tuhan yang tercecer dan kita sia-siakan. Tuhan menyebarkan rejekinya dari berbagai arah. Kita cuma perlu peka untuk mengenali sumbernya.
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Bagaimana Mengelola Orang yang Bermasalah dengan Kita?
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Sekilas Cerita tentang Oedipus Complex
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Pekerjaan atau Anak?
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Work-Life Balance Apakah Sebuah Fatamorgana?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Kekuatan Pikiran Kita Dapat Membentuk Orang Lain
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Bagaimana Film Amazing Spiderman di Mata Psikologi?
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Abnormalitas adalah Normalitas yang Diingkari
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Jika Sudah Punya Mimpi, Terus Diapakan?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan