Untuk memberdayakan kekuatan diri, awalnya kita perlu mengenali. Penggalian kekuatan ini diteruskan dengan menciptakan impian. Untuk mengaktualkan, kita membuat desain yang menjembatani kekuatan dan impian tersebut. Seperti itulah alur dalam Workshop Self Improvement Wirausahawan di Kabupaten Ponorogo. Workshop ini diselenggarakan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur.
Kamis – Jumat, 12 – 13 April 2012, 30 pengusaha kecil dan menengah berkumpul di Aula Hotel Gajah Mada Ponorogo. Mereka diundang untuk mengikuti workshop Achievement Motivation Training bagi Pengusaha Industri Makanan dan Minuman, yang dihelat selama dua hari. Workshop ini diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur.
Acara ini difasilitasi oleh rudicahyo dan Herison Purba, dua staf pengajar dari Fakultas Psikologi Unair Surabaya.
Hari pertama digeber mulai jam 10. rudicahyo langsung menyapa peserta dan mengajak mereka untuk berkenalan. Sebuah cerita pengantar tentang pentingnya berkenalan diberikan oleh rudicahyo.
Dari cerita tersebut, mereka merasa bahwa saling tahu nama itu penting. Karena itu, fasilitator tanya kepada peserta, apakah mereka sudah saling tahu nama? Ternyata mereka belum saling mengenal.
rudicahyo minta peserta menuliskan nama lengkap dan tanggal lahir mereka di atas
kertas. Peserta berbaris membuat lingkaran. rudicahyo meminta peserta menjepit kertas yang sudah mereka tulisi dengan bibir. Artinya, peserta tidak boleh berbicara.
Setelah siap, rudicahyo memberikan perintah untuk mengurutkan barisan berdasarkan
abjad nama. Setelah berhasil, rudicahyo mencoba lagi meminta peserta mengurutkan barisannya dengan urutan usia.
Permainan yang membuat peserta saling berkenalan ini dapat sekaligus mencairkan suasana. Paling tidak mereka sudah tahu nama dan variasi usia mereka.
Dari permainan tersebut diketahui juga bahwa peserta punya usaha yang beragam. Dalam hal ini punya produk dagang yang bermacam-macam. Begitu juga dengan usia mereka. Mulai dari yang paling senior sampai yang baru lahir di tahun 1993.
Usai bermain sebagai pembuka, fasilitator memperkenalkan dirinya. rudicahyo adalah seorang Chief Creative Officer Indonesia Bercerita, disamping mengajar di Unair. rudicahyo juga seorang penulis. Ada 3 buku yang ia tulis dan 4 buku yang ditulis bersama dengan penulis-penulis yang lain.
Sementara itu, Herison Purba atau yang biasa dipanggil Ucok mengenalkan dirinya sebagai staf pengajar di Fakultas Psikologi Unair. Ia telah menamatkan masternya di Belanda.
Peserta melanjutkan aktivitas dengan membuat peta harapan. Mereka menuliskan angka yang menunjukkan nilai merek setelah workshop selesai dilaksanakan. Angka itu diartikan dengan menuliskan maksudnya dalam 3 kalimat di dekat angka yang telah mereka buat.
Karena nama workshopnya AMT, maka sebagian besar peserta ingin menjadi lebih termotivasi dalam menjalankan usahanya. Namun demikian, ada juga yang ingin memperluas relasi, menambah pengetahuan dan lebih mengetahui jalan mereka untuk sukses.
Orientasi kegiatan disampaikan oleh rudicahyo dengan menyajikan menu pembelajaran workshop selama 2 hari. Ada 3 menu utama: 1) Menemukenali kekuatan diri 2) Menciptakan impian 3) Mendesain langkah tindakan.
Menemukenali Kekuatan Diri
Peserta berperan sebagai wartawan yang mewawancarai temannya sebagai narasumber. Keduanya bertanya dan menjawab secara bergantian. Peserta mendapatkan pembekalan bagaimana menjadi wartawan, bagaimana bertanya dan mereka juga diberikan pertanyaan panduan. Pertanyaan seputar cerita pengalaman sukses, kelebihan sebagai pengusaha yang bisa dipersembahkan untuk konsumen, hal yang masih perlu ditingkatkan, cerita tentang situasi pendukung, produk dan pemasaran.
Hasil wawancara dibagi dalam kelompok. Cerita mereka dirumuskan menjadi monumen yang berisi kekuatan para peserta sebagai pengusaha.
Menciptakan Impian
Peserta dikondisikan sedang berada di tahun 2022. Ia mendapati dirinya diulas dalam profil pebisnis sukses Asia dalam sebuah majalah Bisnis Asia.
Karena di dalam majalah tersebut ada temannya yang juga masuk dalam majalah yang sama, maka ia segera menemui temannya tersebut untuk berbagi cerita. Mereka berdua saling bercerita tentang profil diri dan usahanya yang ditulis dalam majalah tersebut.
Setelah eksplorasi selesai, peserta diajak untuk membuat tampilan majalah tersebut. Mereka mendapatkan majalah bekas yang bisa mereka gunting dan tempel di sebuah kertas. Peserta menambahkan tulisan tentang profil diri dan tulisan, disamping gambar-gambar yang mereka tempel.
Hasilnya diceritakan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok cerita menggunakan majalah masing-masing. Agar lebih kuat efeknya, majalah tersebut dipublikasikan. Mereka menempel dalam sebuah kertas ukuran plano dan dipajang di dinding.
Mendesain Langkah Tindakan
Peserta menuliskan 5 langkah andalan untuk menjembatani kekuatan yang telah mereka temukan dan impian yang telah diciptakan.
5 langkah andalan ini diperdetil dengan membuat langkah bulanan. Para peserta membuat 12 petak yang berisi langkah tindakan setiap bulannya.
Selesai membuat desain langkah, peserta diminta menentukan 5 orang yang menjadi sasaran jika desain tindakan mereka dipromosikan. Kriteria penentuan nama ini bisa karena usahanya sama atau adanya kemungkinan kerjasama.
Setelah 5 nama dituliskan, dalam waktu 10 menit mereka harus berkeliling untuk mempromosikan desain langkah mereka. Setiap selesai promosi, peserta harus mendapatkan tandatangan dari peserta yang menjadi sasaran.
Kegiatan ini sangat efektif untuk membentuk jaringan potensial. Selain memungkinkan untuk saling mengambil manfaat dan mengoptimalkan bisnis, tandatangan mereka secara tidak langsung adalah bentuk keterbukaan mereka jika suatu saat dihubungi untuk kerjasama atau dimintai bantuan. Dengan demikian, mereka menjadi komunitas yang saling support. Hal ini diperkuat dengan menjadikan peserta workshop sebagai Komunitas Pengusaha Sukses Ponorogo Angkatan 1.
Demikian cerita workshop AMT Pengusaha Makanan dan Minuman Ponorogo. Mudah-mudahan bisa diambil manfaatnya. Jangan segan-segan untuk menghubungi rudicahyo jika membutuhkan fasilitasi yang serupa.
Tertarik untuk improvement para pengusaha di lingkungan Anda?
One response to “Workshop Self Improvement Wirausahawan”
[…] Ternyata aku melupakan sesuatu bahwa aku dulu pernah digantikan mengajar ketika sedang ada tugas workshop AMT di Ponorogo. Karena itu aku harus membayarnya sebagai […]