Warning: Constant DB_NAME already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 23

Warning: Constant DB_USER already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 26

Warning: Constant DB_PASSWORD already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 29

Warning: Constant DB_HOST already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 32

Warning: Constant DB_CHARSET already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 35

Warning: Constant DB_COLLATE already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 38

Warning: Constant AUTH_KEY already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 51

Warning: Constant SECURE_AUTH_KEY already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 52

Warning: Constant LOGGED_IN_KEY already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 53

Warning: Constant NONCE_KEY already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 54

Warning: Constant AUTH_SALT already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 55

Warning: Constant SECURE_AUTH_SALT already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 56

Warning: Constant LOGGED_IN_SALT already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 57

Warning: Constant NONCE_SALT already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 58

Warning: Constant WP_DEBUG already defined in /home/rudicahy/public_html/wp-config-sample.php on line 88

Psychology | Learning | Parenting | Writing | Education

 

Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak

Januari 5, 2013 . by . in Parenting . 2 Comments

Setiap anak pernah melakukan hal yang tidak kita harapkan. Apakah karena tidak kita harapkan lantas itu adalah kesalahan? Kejadian yang tidak kita inginkan memicu kita untuk berasumsi yang mempersalahkan anak. Efeknya adalah melemahkan mental anak.

Prang! Terdengar bunyi piring jatuh. Nony yang berusia 2 tahun baru belajar makan sendiri. Piring yang ia gunakan untuk makan jatuh, pecah berkeping-keping.

“Tuh kan, piringnya dijatuhkan. Hayo, siapa yang menjatuhkan piring?”, kata ayahnya.

Coba kita lihat, apa sebenarnya yang terjadi? Kalau Kamu peka, tentu Kamu bisa mencermati, apa yang aneh dari kejadian tersebut. Hayo apa, bisa menemukan tidak?

Mari kita garisbawahi beberapa peristiwa yang ada dalam kejadian singkat tersebut. Perhatikan ini: Nony baru belajar makan sendiri, piring yang ia gunakan untuk makan jatuh, pecah berkeping-keping, “Tuh kan, piringnya dijatuhkan”, kata ayahnya, “Hayo siapa yang menjatuhkan piring”, kata ayahnya. Ok lah, kita boleh tambahkan, Nony berusia 2 tahun.

Sekarang sudah bisa dicermati, apa yang aneh dari peristiwa tersebut?

Sekilas memang tidak ada yang aneh dengan kejadian tersebut. Kenapa? Karena kejadian tersebut adalah peristiwa sehari-hari. Karena sering terjadi atau sering kita jumpai, maka jadi tidak aneh.

Mari kita cermati dengan kaca mata pengasuhan dan psikologi. Ada perbedaan mendasar antara ilustrasi,

Prang! Terdengar bunyi piring jatuh. Nony yang berusia 2 tahun baru belajar makan sendiri. Piring yang ia gunakan untuk makan jatuh, pecah berkeping-keping.

dengan ucapan ayah Nony berikut ini,

“Tuh kan, piringnya dijatuhkan. Hayo, siapa yang menjatuhkan piring?”, kata ayahnya.

Apa perbedaannya?

Ilustrasi tersebut bersifat deskriptif, hanya menggambarkan apa yang sedang terjadi. Sedangkan ayah Nony melakukan justifikasi (boleh disebut penghakiman) terhadap peristiwa. Faktanya, piring jatuh. Namun ayah Nony tidak mengucapkan fakta, tetapi mengatakan pendapat bahwa Nony menjatuhkan. Apakah secara faktual Nony menjatuhkan? tidak. Yang ada, piringnya jatuh, hanya itu.

Coba ingat-ingat kembali, kita sebagai anak ataupun orangtua, apakah pernah mengalami atau melakukan itu? Boleh juga diingkari, karena melakukan hal tersebutpun tidak terasa sebagai kesalahan. Perilaku yang menjadi kebiasaan tidak terasa sebagai kesalahan.

Yang dilakukan oleh ayah Nonya atau sejenisnya adalah asumsi negatif yang sering orangtua pikirkan tentang peristiwa yang terjadi pada anak. ‘piring jatuh’ bisa berubah jadi ‘menjatuhkan piring’. Itu jelas dua hal yang berbeda. Begitu juga dengan ‘buku sobek’ menjadi ‘menyobekkan buku’, ‘bajunya kotor’ menjadi ‘mengotori bajunya’ dan sebagainya.

Jika hal ini biasa kita lakukan, maka anak akan berada pada posisi yang dipersalahkan. Jika anak terus menerus disalahkan, maka akan melemahkan mental anak. Mau anak kita jadi anak yang bermental lemah, memandang dirinya rendah, minder, selalu merasa bersalah dan serba salah?

Bayangkan jika ini terjadip ada anak kita, anak tetangga kita, anak orang se-RT, se-RW, kampung, desa, kecamatan, kabupaten, kota, propinsi, se-Indonesia, apa yang akan terjadi? Iya, mental bangsa kita akan melemah. Ingat, pola asuh atau didikan kita kepada anak hari ini, akan membentuk bangsa kita pada 20-30 tahun yang akan datang.

Model: @bintangABC, Sumber Gambar: instagram.com/rudicahyo

Apakah Kamu pernah mengalami atau melakukan hal ini? Jika Kamu menyadari bahwa ini adalah sebuah kesalahan, apa yang akan Kamu lakukan?

Ingin berdiskusi dengan saya? Silahkan follow @rudicahyo

Tag: , , , , ,

Artikel tentang Parenting Lainnya:

by

Creative Learning Designer | Parenting Consultant | Writing Coach

/home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/single.php on line 53
" target="_blank">
Warning: Attempt to read property "ID" on string in /home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/single.php on line 53

 

2 Comments


  1. Fatal error: Uncaught Error: Call to undefined function ereg() in /home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/functions.php:236 Stack trace: #0 /home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/functions.php(196): commenter_link() #1 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/class-walker-comment.php(183): custom_comments(Object(WP_Comment), Array, 1) #2 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/class-wp-walker.php(150): Walker_Comment->start_el('', Object(WP_Comment), 1, Array) #3 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/class-walker-comment.php(139): Walker->display_element(Object(WP_Comment), Array, 5, 0, Array, '') #4 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/class-wp-walker.php(397): Walker_Comment->display_element(Object(WP_Comment), Array, 5, 0, Array, '') #5 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/comment-template.php(2418): Walker->paged_walk(Array, 5, 0, 0, Array) #6 /home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/comments.php(46): wp_list_comments('type=comment&ca...') #7 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/comment-template.php(1629): require('/home/rudicahy/...') #8 /home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/single.php(60): comments_template('/comments.php', true) #9 /home/rudicahy/public_html/wp-includes/template-loader.php(106): include('/home/rudicahy/...') #10 /home/rudicahy/public_html/wp-blog-header.php(19): require_once('/home/rudicahy/...') #11 /home/rudicahy/public_html/index.php(17): require('/home/rudicahy/...') #12 {main} thrown in /home/rudicahy/public_html/wp-content/themes/badung/functions.php on line 236