Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
January 5, 2013 . by rudicahyo . in Parenting . 2 Comments
Setiap anak pernah melakukan hal yang tidak kita harapkan. Apakah karena tidak kita harapkan lantas itu adalah kesalahan? Kejadian yang tidak kita inginkan memicu kita untuk berasumsi yang mempersalahkan anak. Efeknya adalah melemahkan mental anak.
Prang! Terdengar bunyi piring jatuh. Nony yang berusia 2 tahun baru belajar makan sendiri. Piring yang ia gunakan untuk makan jatuh, pecah berkeping-keping.
“Tuh kan, piringnya dijatuhkan. Hayo, siapa yang menjatuhkan piring?”, kata ayahnya.
Coba kita lihat, apa sebenarnya yang terjadi? Kalau Kamu peka, tentu Kamu bisa mencermati, apa yang aneh dari kejadian tersebut. Hayo apa, bisa menemukan tidak?
Mari kita garisbawahi beberapa peristiwa yang ada dalam kejadian singkat tersebut. Perhatikan ini: Nony baru belajar makan sendiri, piring yang ia gunakan untuk makan jatuh, pecah berkeping-keping, “Tuh kan, piringnya dijatuhkan”, kata ayahnya, “Hayo siapa yang menjatuhkan piring”, kata ayahnya. Ok lah, kita boleh tambahkan, Nony berusia 2 tahun.
Sekarang sudah bisa dicermati, apa yang aneh dari peristiwa tersebut?
Sekilas memang tidak ada yang aneh dengan kejadian tersebut. Kenapa? Karena kejadian tersebut adalah peristiwa sehari-hari. Karena sering terjadi atau sering kita jumpai, maka jadi tidak aneh.
Mari kita cermati dengan kaca mata pengasuhan dan psikologi. Ada perbedaan mendasar antara ilustrasi,
Prang! Terdengar bunyi piring jatuh. Nony yang berusia 2 tahun baru belajar makan sendiri. Piring yang ia gunakan untuk makan jatuh, pecah berkeping-keping.
dengan ucapan ayah Nony berikut ini,
“Tuh kan, piringnya dijatuhkan. Hayo, siapa yang menjatuhkan piring?”, kata ayahnya.
Apa perbedaannya?
Ilustrasi tersebut bersifat deskriptif, hanya menggambarkan apa yang sedang terjadi. Sedangkan ayah Nony melakukan justifikasi (boleh disebut penghakiman) terhadap peristiwa. Faktanya, piring jatuh. Namun ayah Nony tidak mengucapkan fakta, tetapi mengatakan pendapat bahwa Nony menjatuhkan. Apakah secara faktual Nony menjatuhkan? tidak. Yang ada, piringnya jatuh, hanya itu.
Coba ingat-ingat kembali, kita sebagai anak ataupun orangtua, apakah pernah mengalami atau melakukan itu? Boleh juga diingkari, karena melakukan hal tersebutpun tidak terasa sebagai kesalahan. Perilaku yang menjadi kebiasaan tidak terasa sebagai kesalahan.
Yang dilakukan oleh ayah Nonya atau sejenisnya adalah asumsi negatif yang sering orangtua pikirkan tentang peristiwa yang terjadi pada anak. ‘piring jatuh’ bisa berubah jadi ‘menjatuhkan piring’. Itu jelas dua hal yang berbeda. Begitu juga dengan ‘buku sobek’ menjadi ‘menyobekkan buku’, ‘bajunya kotor’ menjadi ‘mengotori bajunya’ dan sebagainya.
Jika hal ini biasa kita lakukan, maka anak akan berada pada posisi yang dipersalahkan. Jika anak terus menerus disalahkan, maka akan melemahkan mental anak. Mau anak kita jadi anak yang bermental lemah, memandang dirinya rendah, minder, selalu merasa bersalah dan serba salah?
Bayangkan jika ini terjadip ada anak kita, anak tetangga kita, anak orang se-RT, se-RW, kampung, desa, kecamatan, kabupaten, kota, propinsi, se-Indonesia, apa yang akan terjadi? Iya, mental bangsa kita akan melemah. Ingat, pola asuh atau didikan kita kepada anak hari ini, akan membentuk bangsa kita pada 20-30 tahun yang akan datang.
Apakah Kamu pernah mengalami atau melakukan hal ini? Jika Kamu menyadari bahwa ini adalah sebuah kesalahan, apa yang akan Kamu lakukan?
Ingin berdiskusi dengan saya? Silahkan follow @rudicahyo
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Modal Dasar Pengasuhan
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
2 Comments