Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
January 2, 2024 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 0 Comments
Makna Resolusi pergantian tahun bersifat tipikal dan berbeda-beda bagi masing-masign orang. Seperti biasanya, di awal tahun bertebaran berbagai resolusi. Bagi sebagian orang, resolusi adalah penyemangat untuk mencapai target di tahun baru. Namun sebagian orang yang lain, cukup jalani aja hidup ini seperti biasanya. Bagaimana maka resolusi menurut Kamu?
Pergantian tahun mendatangkan makna yang berbeda-beda bagi masing-masing orang. Jika penggerak roda itu bisa dorongan dari belakang atau tarikan dari depan, begitu juga dengan hidup dari tahun ke tahun. Sebagian orang bersemangat dengan mengenang masa lalu atau menyambut masa depan. Namun ada juga yang bersedih karena melepas 2023 dan perlu adaptasi lagi dengan kawan baru, 2024.
Secara pribadi, saya seneng menyaksikan orang-orang yang membuat resolusi untuk tahun yang akan datang. Buat saya, ini mencerminkan semangat dan adanya tujuan hidup. Namun saya sendiri sebenarnya bukan orang yang sebegitunya punya resolusi. Tapi sebelum terlalu jauh membahas tentang makna resolusi, mari kita bahas terlebih dahulu tentang arti resolusi itu sendiri.
Apa itu Resolusi?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan resolusi sebagai keputusan atau mufakat pendapat dalam bentuk permintaan atau tuntutan (dalam rapat atau diskusi). Resolusi juga bisa dipahami sebagai pernyataan tertulis yang berisi persyaratan untuk sesuatu. Kata kunci utama dalam definisi adalah permintaan, tuntutan, atau persyaratan.
Resolusi juga bisa berarti kualitas gambar atau video yang dihasilkan oleh sebuah kamera dengan spesifikasi tertentu. Kita menemukan kata kunci yang berbeda dalam definisi ini, yaitu gambar atau video. Dengan kata lain, kita bisa mengatakan bahwa resolusi memiliki penampakan visual.
Lalu bagaimana hubungan antara resolusi sebagai permintaan dan resolusi sebagai penampakan visual? Jika kita kaitkan kata ‘resolusi’ dengan tahun baru, maka resolusi berarti tuntutan atau permintaan kepada diri kita untuk dipenuhi di tahun yang akan datang. Sebagaimana impian yang hadir sebagai gambar di tidur kita, maka apa yang kita inginkan tersebut juga tervisualisasikand alam bentuk gambar (atau video). Dalam konteks ini, resolusi seperti sebuah visi baru di tahun yang akan dijalani.
Sebagaimana visi yang diturunkan dari kata vision atau pandangan, maka resolusi mengandung gambaran akan masa depan yang diharapkan. Gambar memiliki kekuatan untuk mengikat diri kita kepadanya. Gambar membuat langkah kita menjadi pasti untuk mencapainya. Karena itu, semakin jelas impian kita (dengan kata lain semakin jelas gambaran kita akan masa depan), maka semakin yakin kita untuk meraihnya. Karena itulah, resolusi perlu diterjemahkan kedalam langkah-langkah yang lebih konkrit, sehingga dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
Baca juga:
- Bagaimana Membuat Resolusi Menjadi Powerful?
- Tahun Baru, Apresiasi dan Evaluasi
- Pergantian Tahun Bukan Pergantian Tuhan
- Makna Pergantian Tahun yang Kepo
Bagaimana Makna Resolusi buat Kamu?
Mari kita kembali untuk melihat bagaimana orang secara tipikal memaknai waktu. Ada orang yang menjalani kehidupannya dengan membuat rencana yang melekat di setiap babak yang ia lalui. Dengan kata lain, ia membuat rencana tindakan yang melekat pada setiap target waktu. Namun ada juga orang yang menjalani aktu apa adanya, mengalir begitu saja. Orang yang kedua ini lebih suka menjalani kehidupan sebagaimana Tuhan memeberikan takdir kepadanya.
Jika mengacu kepada tipe yang berbeda, berdasarkan masa lalu dan masa depan, ada orang yang sulit lepas dari masa lalu dan ada juga orang yang lebih suka menatap masa depan. Dengan kata lain, ada orang yang sulit melupakan tahun 2023 dan lebih banyak mengenang manis pahitnya. Orang yang yang demikian, akan menjadi sangat reflektif dengan rasa kemungkinan adanya rasa syukur dan penyesalan. Kata-kata yang khas dari orang ini adalah “Begitu cepat waktu berlalu”.
Sementara itu, adaΒ juga orang yang bergairah atau pasang kuda-kuda penuh kekhawatiran dengan menatap masa depan. Orang ini tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang sudah dilalui, namun lebih fokus untuk merencanakan apa yang ingin diraih. Karena itu, orang ini lebih fokus untuk merencanakan tindakan untuk mencapai target di tahun yang akan datang. Namun seperti yang saya bilang sebelumnya, ada orang yang menatap dengan optimis, dan sebaliknya ada juga yang menatap dengan penuh kekhawatiran. Dua orang ini sama-sama menatap masa depan, namun dengan suasana emosi yang berbeda.
Jika kita mengombinasikan kedua tipe tersebut di atas, maka ada juga sebagian orang yang tidak bisa melupakan masa lalu, tapi juga merencanakan masa depan. Masa lalu berharga baginya untuk dijadikan bekal di masa yang akan datang. Kegagalan masa lalu akan menjadi pelajaran dan untuk dicapai di masa depan. Begitu juga dengan keberhasilan di tahun sebelumnya, akan menjadi pelajaran berharga untuk menggunakan strategi yang sama.
Kamu Tergolong Tipe yang Mana?
Secara keseluruhan, kita bisa merangkum tipe orang dalam menyikapi resolusi, yaitu:
- Penuh persiapan
- Mengalir
- Menatap masa lalu dengan rasa syukur
- Menatap masa lalu dengan penyesalan
- Melihat masa depan dengan optimisme
- Melihat masa depan dengan kehawatiran
Nomor 1 dan 2 bisa dikombinasikan dengan nomor 3, 4, 5, 6. Orang dengan tipe nomor 2 lebih sering mudah berkombinasi dengan tipe nomor 3 dan 4, misalnya ada orang yang mengalir dengan menyesali masa lalu atau orang yang mengalir dengan menyukuri masa lalu. Sedangkan orang dengan tipe nomor 1 akan lebih mudah berkombinasi dengan nomor 5 dan 6, misalnya orang yang merencanakan masa depan dengan optimis atau merencanakan masa depan dengan kekhawatiran.
Lalu, Kamu tergolong yang mana? Atau Kamu punya kategori yang berbeda lagi? Tuliskan di kolom komentar ya..
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Air Mata sebagai Emotional Release
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- Work-Life Balance Apakah Sebuah Fatamorgana?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud
- Kekuatan Pikiran Kita Dapat Membentuk Orang Lain
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Political Framing: Ketika Kalimat "Apa susahnya membawa anak Palestina ke sini?" Menjadi Populer
- Apa Manfaat Mendengar Secara Aktif dan Empatik?
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Ketika Suami Bilang, "Lebih Cantik Istriku", Percaya?
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- Bagaimana Mengelola Orang yang Bermasalah dengan Kita?
- Level Kerumitan Persoalan Psikologis
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Faktor Penguat Tingkat Kepercayaan Orang kepada Kita
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi