Menjembatani Passion Anak dan Harapan Orang Tua
May 6, 2024 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Menjembatani passion anak dan harapan orang tua menjadi persoalan yang sering dicurhatkan oleh para orang tua. Mereka bingung, bagaimana memfasilitasi atau memoderasi keduanya.
Sebelum memulai tulisan saya tentang bagaimana memfasilitasi atau menjembatani passion anak dan harapan orang tua, saya akan bercerita pengalaman saya terlebih dahulu. Pengalaman ini pula yang membuat saya akhirnya membuat tulisan ini.
Hari minggu pagi, saya mengantarkan dua anak saya untuk les berenang. Tidak sebagaimana les pada umumnya, tujuan dari les ini adalah agar mereka memiliki kegiatan fisik untuk olahraga. Les ini memang berawal dari anak paling besar saya yang ketika masih kecil membutuhkan penguatan paru-paru. Dia pernah terkena pneumonia. Jadi tujuan utamanya untuk alasan fisik, selebihnya adalah pengembangan skills.
Sepulang dari berenang, saya ngobrol dengan si kakak. Saya mengutarakan harapan saya tentang keinginan saya, agar dia bisa memainkan alat musik. Saya ingin di keluarga saya ada yang bisa bermain alat musik.
Saya tahu bahwa dia belakangan ini sudah mulai tidak terlalu banyak menyentuk pianonya. Bahkan sekarang piano tersebut terdesak sampai ke pojok tembok, kalah dengan berbagai barang yang berhubungan dengan komputer dan laptop. Belakangan ini dia memang lebih banyak mengutak-atik hardware komputer atau laptop. Dia bisa menghabiskan waktu seharian untuk melakukan hal tersebut.
Karena saya sadar bahwa musik bukan minat utamanya, maka saya mengatakan harapan saya tidak lebih dari himbauan. Meskipun keinginan itu kuat di hati saya, tapi saya harus rela untuk menahannya dan menurunkan menjadi tidak lebih dari himbauan.
Agar anak saya tetap bisa menangkap harapan saya sebagai sesuatu yang positif, saya menjelaskan tentang manfaat yang dapat dia peroleh dengan belajar bermusik. Saya tidak mengaitkan dengan keuntungan finansial atau sebagai mata pencarian, karena hal itu pasti menjadi membebani bagi anak. Pasti akan berbeda jika anaknya memang benar-benar menyukai belajar musik. Karena itu, manfaat yang saya ceritakan kepadanya lebih kepada mendukung fungsi kecerdasannya dan aktivasi otaknya. Saya kaitkan sense bermusik dengan kepandaian yang dapat ia gunakan untuk mengerjakan hobinya menguatak-atik hardware komputer atau membuat software atau aplikasi.
Meskipun tidak langsung membuahkan hasil dalam bentuk tindakan anak untuk langsung mempelajari kembali pianonya, tapi dia bisa menerima omongan saya secara positif. Hal ini sepertinya mudah. Tapi bagi beberapa anak, penolakan bisa langsung terjadi, karena anak sudah peka dengan tuntutan dari orang tuanya.
Karena itu, untuk menjembatani passion anak dan harapan orang tua, maka saya akan menarik pelajaran dari pengalaman saya ini. Selanjutnya silahkan ayah/bunda dapat menyesuaikan dengan konteks atau karakteristik anak masing-masing.
Tulisan terkait:
Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orang Tua dan Anak
Menjadi Orang Tua Itu Sangat Intuitif
Memaksakan Cara Berpikir Orang Tua Dapat Mematikan Imajinasi Anak
Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Imajinasinya
Bagaimana menjembatani passion anak dan harapan orang tua?
Berikut ini adalah pelajaran yang bisa saya ambil dan bisa diterapkan oleh ayah/bunda:
1. Jadikan minat anak sebagai pusat
Sebagai orang tua, kita harus mengenali minat anak. Ini dapat diamati dari aktivitas yang disenangi dan sering dilakukan oleh anak. Kita bisa mengukurnya dari porsi waktu yang ia gunakan untuk melakukan aktivitas tersebut. Selain itu, secara kualitatif, kita juga bisa melihat perhatian anak dalam melakukan aktivitas tersebut dibandingkan aktivitas yang lain.
2. Minat anak dapat dikaitkan dengan tujuan yang lebih visioner atau strategis
Setelah minat sudah diidentifikasi, maka kita bisa mengaitkan minat tersebut dengan tujuan strategis dalam hidup anak. Orang tua bisa mengaitkannya dengan profesi, penghasilan, dan rencana-rencana jangka panjang dalam pekerjaan anak.
3. Sampaikan harapan orang tua dengan bahasa yang lebih moderat
Setelah dua langkah di atas, barulah orang tua ke step dimana beralih kepada harapan mereka. Orang tua boleh menyampaikan harapan mereka, namun harus selalu pada posisi bukan sebagai tuntutan. Jika orang tua memang punya keinginan kuat akan hal tersebut, maka ia bisa menjelaskan tentang manfaatnya.
4. Lebih baik tidak melekatkan harapan orang tua dengan tujuan yang strategis bagi anak
Melanjutkan poin sebelumnya, sebagai peringatan, orang tua harus menahan diri untuk tidak mengaitkan harapan dengan tujuan strategis, misalnya profesi anak di masa depan. Itu bisa membuat anak mood nya jelek atau semangatnya menurun.
5. Jelaskan manfaat dari harapan orang tua untuk passion anak
Masih melanjutkan poin sebelumnya, orang tua dipersilahkan mengaitkan harapan mereka dengan passion anak. Jelaskan jika harapan orang tua dapat mendukung hobinya. Kita bisa cerita manfaat jangka panjang atas harapan orang tua, terutama untuk mendukung passion anak.
Demikian cara orang tua dalam menjembatani passion anak dan harapan mereka. Yang perlu diingat adalah orang tua harus menahan diri dan tidak menjadikan harapannya sebagai tuntutan, sehingga di mata anak terkesan malah menggantikan passionnya. Semoga bermanfaat.
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Modal Dasar Pengasuhan
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak