Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?

Juli 5, 2012 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 2 Comments

Senja buatku adalah kebahagiaan berenergi yang mengantarkan pada gairah mencipta di malam hari.  Bagaimana senja bisa menjadi sumber kebahagiaan

Lama tak menulis, sekalinya menulis dan ku simpan di draft, esoknya raib entah kemana. Harus tulis lagi deh..

Sebenarnya tidak lama juga sih. Ya karena kebiasaan menulis, 3 atau 4 hari saja tak melakukannya, rasanya sudah lama banget.

Untuk mengobati kerinduan akan menulis, kali ini aku tulis yang ringan dan buat refresh aja. Aku ingin bicara tentang senja. Wah, sepertinya memang ringan dan indah ya..?!

Belakangan ini, sudah hampir sebulan, aku sering #ngetweet dengan tagar #senja. Biasanya ini aku lakuan pada kisaran jam 14.00 WIB atau jam 2 sore. Tidak hanya tulisan, tetapi aku juga ngetweet disertai foto-foto senja yang aku unggah. Tweet ini juga bisa menjadi teman pengantar berkemas untuk meninggalkan tempat kerja.

Kenapa aku suka ngetweet tentang senja? Sebenarnya dari dulu senang dengan sore hari. Kebiasaan meluangkan waktu untuk ngabuburit tatkala menunggu waktu berbuka di Bulan Ramadhan, menjadikan aku menyukai sore hari. Hanya saja, dulu kesenangna ini belom dibagi melalui twitter.

Aku baru berbagi tentang kesenanganku menikmati senja ketika aku rajin memantau lini masa, terutama time line-nya simbah @sudjiwotedjo. Kalau mbah satu ini punya alasan karena senja seperti pengingat pada kematian. Namun kematian bukan berarti harus ditakuti, tetapi dinikmati, seperti halnya senja.

Sejak saat itulah aku suka menikmati dan berbagi tentang senja. Kenapa aku suka menikmati senja?

Kebahagiaan juga Mewaktu

Setiap emosi yang kita rasakan dengan intensitas tertentu, selalu ada penyebab (baik teridentifikasi atau tidak) yang menimbulkannya. Kejadian yang dianggap sebagai penyebab itu pasti ada dalam ruang dan waktu. Karena sebuah kejadian terjadi di tempat tertentu dan waktu tertentu, maka emosi yang menyertai juga berada di tempat dan waktu tertentu. Emosi ini melakat pada tempat dan waktu tersebut.

Begitu juga dengan senja. Bagiku, peristiwa dengan emosi positif terjadi di waktu senja dan aku lekatkan emosi tersebut padanya. Kesenangan akan waktu sore pada Bulan Puasa turut menyumbangkan emosi bahagia. Begitu juga dengan waktu pulang dari tempat kerja.

Pulang dari tempat kerja di waktu senja berarti juga saatnya bertemu keluarga dan melakukan aktivitas yang disenangi. Rumah juga simbol dimana aku bisa berkarya sesuai dengan passionku. Pada saat inilah tempat dan waktu saling memperkuat mendukung emosi bahagia.

Bahagia juga Terjadi pada Jelang Senang

Orang berjuang mengejar kesenangan untuk memperoleh kebahagiaan. Memang, kesenangan itu sendiri mendatangkan kebahagiaan ketika kita mendapatkan atau berada di dalamnya. Hanya saja, yang tidak kita sadari, puncak kebahagiaan juga terjadi di masa jelang senang, lebih kuat dari waktu kesenangan itu terjadi.

Apa itu jelang senang? Kata ‘jelang’ menunjukkan bahwa kesenangan ini dihubungkan dengan waktu. Kata ‘jelang’ menunjukkan waktu itu adalah ‘ketika akan’, bukan ‘ketika’. Kita pasti tidak asing dengan istilah malam minggu, malam lebaran, malam natal, malam tahun baru dan sebagainya. Itu semua adalah contoh jelang senang yang emosi senangnya juga kuat (atau lebih) dari ketika kesenangannya sendiri terjadi.

Senja buatku adalah waktu transisi dimana dua sumber kesenangan digabungkan. Usainya hari kerja dan menyongsong malam dimana aku bisa mengerjakan apa saja yang aku sukai, bertemu dalam puncak kesenangan hari.

Senja adalah waktu aku dihadapkan pada malam yang membebaskanku mengerjakan #passion-ku. Segala aktivitas malam di rumah, seperti istirahat, nonton tv, membuat tulisan, blogging, ngetweet, dan kegiatan-kegiatan penciptaan lainnya, sudah terbayang di depan mata ketika senja datang menyapa.

 

Seperti itulah gambaran senja buatku. Apakah Kamu juga pengagum senja? Jika iya, boleh dong dibagi perasaan dan pengalamannya akan senja di sini.

 

Tag: psikologi, senja

Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya: