Bolehkah Guru TK Mengajari Membaca?
Januari 17, 2013 . by rudicahyo . in Pendidikan . 15 Comments
Apakah anak usia TK boleh belajar membaca? Bolehkah guru TK mengajari membaca? Ini adalah persoalan yang sering kita perdebatkan. Simak yuk!
Teringat, pernah ada seorang guru taman kanak-kanak yang konsultasi tentang pembelajaran, sekaligus tentang usia perkembangan anak, sehubungan dengan proses pembelajaran. Guru ini, sebut saja Bu Titi, baru saja di-complain oleh orangtua siswanya. Si orangtua protes kepadanya, kenapa anaknya sudah diajari membaca.
Berawal dari beberapa artikel yang dibaca oleh ibu siswa, bahwa anak usia TK tidak seharusnya diajari membaca, berhitung dan menulis. Diperkuat dengan ikutnya si ibu dalam sebuah page di facebook yang mengaji tentang pendidikan. Baik artikel yang dibaca maupun diskusi di page, hampir semuanya tidak membenarkan anak TK diajari membaca.
Ini persoalan yang harus diluruskan. Perlu dibedakan antara anak usia TK dengan sekolah TK. Pembedaan keduanya akan menentukan, apakah orangtua layak protes atau tidak.
Sebelum protes atau dipersoalkan, yang perlu dipahami oleh guru atau orangtua adalah: 1) Apakah guru mengajari hanya kepada beberapa anak atau semuanya, 2) Bagaimana cara guru mengajarkan, 3) Setiap anak punya potensi berbeda, berhak belajar apa saja.
Sebelum membahas satu persatu, yang perlu menjadi pegangan guru dan orangtua adalah keunikan anak. Setiap anak itu unik. Dalam bahasa psikologinya disebut individual differences. Berbicara tentang perbedaan tiap anak, yang perlu diluruskan adalah soal perbedaan proses dan hasil. Dalam konteks membaca, ada yang disebut belajar membaca dan ada yang disebut bisa membaca. Keduanya berbeda.
Kalau lihat dari kata ‘bisa membaca’ dan ‘belajar membaca’, sudah pasti mudah membedakannya. Hanya aja, secara tidak sadar keduanya sering tercampur dan kabur. Ungkapan bahwa anak TK seharunya tidak diajari membaca, hampir sepadan dengan, anak TK belum waktunya belajar membaca. Bergeser lagi, sebanding dengan ungkapan, anak usia TK tidak belajar membaca. Itu kesepadanan makna secara tekstual. Namun makna itu bisa diartikan, anak usia TK tidak mampu belajar membaca. Efeknya, jika anak TK tidak bisa membaca, kita menemukan pembenarannya.
Jika kita berpegang pada perbedaan individual siswa, maka dapat diartikan, tidak semua anak TK tidak mampu membaca. Malah, setiap anak TK mampu belajar membaca, namun dengan kecepatan yang berbeda-beda tentunya. Jika kita berpegang pada perbedaan siswa, tidak ada larangan buat anak usia TK untuk belajar membaca.
Dalam kasus Bu Titi, kita akan kaji satu persatu 3 hal yang perlu dipahami guru dan orangtua, yang sudah disebutkan sebelumnya.
1. Apakah guru mengajari hanya kepada beberapa anak atau semuanya
Jika orangtua anak memprotes Bu Titi karena mengajarkan membaca kepada anaknya, maka ini kurang tepat sebenarnya. Siapa tahu Bu Titi memang sudah memperhitungkan alasannya, sehingga anak tersebut diajari membaca. Hal ini jadi persoalan jika Bu Titi mengajarkan membaca kepada semua anak. Namun tetap tak bermasalah jika Bu Titi sudah memperhitungkan, bahwa semua anak mampu belajar membaca.
2. Bagaimana cara guru mengajar
Dengan adanya perbedaan siswa dalam hal kemampuan belajar membaca, berarti ada berbagai cara yang mungkin dilakukan berdasarkan kecepatan belajarnya. Memukul rata dengan mengatakan bahwa anak TK seharusnya tidak belajar membaca, malah bisa menyesatkan guru atau orangtua. Hal ini menjadi salah jika guru menerapkan metode yang sama untuk kemampuan siswa yang berbeda.
3. Setiap anak punya potensi berbeda, berhak belajar apa saja
Karena kemampuan anak berbeda-beda, maka semua anak berhak belajar apapun yang ia butuhkan. Artinya, pada bagian ini kita tidak terbatas membahas tentang membaca, tetapi juga belajar lainnya, misalnya berhitung dan menulis. Jika berpegang pada perbedaan individual, maka bisa jadi seorang anak lebih mudah belajar menulis, sementara yang lainnya lebih cepat berhitung, demikian juga dengan membaca. Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya, kecepatan belajar membaca setiap anak berbeda.
Begitu kira-kira penjelasan yang ku berikan kepada Bu Titi.
Apakah Kamu mempunyai persoalan yang sama? Boleh dibagi di bagian komentar tulisan ini.
_______________________
Tulisan ini juga di-posting ke alterblog @rudicahyo, mosaic-learning.blogspot.com
Tag: belajar, guru tk, membaca, mengajari, Pendidikan
15 Comments