Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
February 24, 2014 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 0 Comments
Berbicara mengenai kepribadian memang kompleks. Para tokoh berusaha menyederhanakan konsep ini, termasuk Sigmund Freud. Sigmund Freud mengajukan model dinamis dari kepribadian, yang terdiri dari Das Es, Das Ich, Das Ueber Ich.
Berawal dari keluhkesah teman, @andiana, yang mengatakan bahwa tahap perkembangan psikoseksual menurut Freud begitu berat untuk dipahami. Karena itulah aku tertantang untuk menuliskan Teori Freud ini. Kenapa aku sebut sebagai tantangan? Karena menurutku, tidak boleh gegabah menuliskan teorinya Freud ini. Psikoanalisis adalah teori yang rumit dan tentu saja ini berawal dari pribadi Freud yang memang rumit. Bahkan banyak yang kesulitan menuliskan kembali Teori Freud. Tidak hanya karena kesulitan memahami teorinya, tetapi juga sulit memahami Freaud-nya. Karena itulah aku awalnya ragu menuliskan teori kepribadian Freud ini. Idenya saja sudah dari pagi tadi, tapi baru sore mulai aku tuangkan dalam tulisan.
Sebelum membahas tentang perkembangan psikoseksual menurut Freud, lebih dulu kita bahas tentang struktur kepribadian menurut Sigmund Freud. Hal ini penting, karena membicarkaan tentang perkembangan, tentu melibatkan struktur. Saat kepribadian berkembang, bentuk dan prosesnya ditentukan oleh struktur yang mendasari.
Freud memperkenalkan model dinamis dari kepribadian yang terdiri dari Das Es (Id), Das Ich (Ego), Das Ueber Ich (Super Ego). Mari kita jelaskan satu per satu.
Das Es (Id)
Secara harfiah, id berarti juga ‘itu’ (dia untuk benda). Id adalah bagian ketidaksadaran yang primitif. Id adalah wilayah yang gelap, dalam arti sulit untuk diakses. Id bekerja secara naluriah. Satu-satunya realitas yang menunjuk kepada id adalah kebutuhannya sendiri yang berseifat id-sentris (riskan untuk menyebutnya egois). Id bekerja dalam sebuah kanal untuk menyalurkan hasrat akan kenikmatan. Karena itulah id bergerak dengan prinsip kesenangan (pleasure principle) yang oleh Freud dianggap sebagai kesenangan seksual (Freud mengartikan seksual secara lebih luas).
Das Ich (Ego)
Ego berarti ‘aku’. Ego merupakan bagian dari diri yang bereaksi terhadap kenyataan eksternal. Karena bertindak sebagai eksekutor, maka orang sering menyebut ego ini sebagai diri. Sebenarnya, Id, Ego dan Super Ego bukan bagian-bagian yang saling terpisah. Menurut Freud, Ego adalah bentuk perkembangan dari Id. Ketika seseorang mulai menyadari interaksinya dengan kenyataan, maka ego mulai berkembang, agar dorongan dari id bisa disalurkan secara nyata. Freud menggambarkan id dan ego sebagai kuda dan penunggangnya.
Das Ueber Ich (Super Ego)
Anak-anak bergerak untuk memenuhi dorongan naluriahnya. Sementara itu, penyaluran dorongan yang benar diatur oleh orang lain di luar dirinya, misalnya pengasuh atau orangtua. Seiring berkembangnya usia (Freud bilang, pasca kompleks oedipus), anak-anak mengembangkan ‘orangtua’ dalam dirinya, sehingga ia merasa diawasi olehnya. Inilah yang disebut Super Ego.
Demikian kurang lebih struktur kepribadian menurut Psikoanalisis Sigmund Freud. Dengan memahami struktur kepribadian ini, akan menjadi landasan dalam mempelajari perkembangan psikoseksual menurut Psikoanalisis Freud.
Karena teori Psikoanalisis Sigmund Freud tergolong rumit, maka bagi yang lebih memahami atau lebih mudah dalam berbagi pemahaman, silahkan tambahkan di bagian komentar.
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Bagaimana Mengelola Orang yang Bermasalah dengan Kita?
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Bagaimana Film Amazing Spiderman di Mata Psikologi?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
- 5 Prinsip Pengelolaan Waktu Istirahat untuk Menghasilkan Tindakan Efektif
- Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Mencegah Kecemasan Akibat Over Antisipasi
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Need Sebagai Motif dalam Hierarkhi Kebutuhan Maslow
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Pekerjaan atau Anak?
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Ketika Suami Bilang, "Lebih Cantik Istriku", Percaya?
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Abnormalitas adalah Normalitas yang Diingkari
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud