Captain Phillips, Hanya Sekadar Kapten Kapal yang Pernah Dibajak


Captain Phillips. Sudah pernah nonton? Film ini unik. Kita menemukan nama tokoh utama sebagai judul, tetapi kita sama sekali tidak belajar dari tokohnya. Captain Phillips hanya sekadar kapten yang pernah dibajak.

Awalnya ada keingin menulis, tapi sedang tidak ada ide untuk dituliskan. Ya, ini Malam Minggu. Makasudku bertepatan dengan Malam Minggu, ketika tulisan ini dibuat. Karena belum ada ide, maka aku putuskan untuk nonton dvd yang telah lama dibeli, tapi belum ditonton sama sekali. Dari beberapa yang tersedia, Captain Phillips jatuh sebagai pilihannya.

Captain Phillips, The Movie (foto: chicagonow.com)

Film ini bercerita tentang seorang kapten yang dibajak oleh para perompak Somalia. Diawali oleh bumbu persoalan ekonomi keluarga dan penididikan anaknya, Captain Phillips (Tom Hanks) ditugaskan menjadi kapten kapal kontainer Maersk Alabama. Bumbu ini hanya sebagai pengantar, agar konfliknya lebih logis dan ada penguatnya. Artinya, ketika sang kapten dibajak dan disandera, dia sedang dalam kondisi meninggalkan keluarganya yang sedang mengalami kesulitan. Bisa jadi si kapten ini tak terselamatkan, sehingga tidak lagi sempat bertemu keluarganya. Ini yang dimaksud menguatkan konfliknya.

Namun demikian Captain Phillips adalah kisah nyata dari sebuah novel yang ditulis oleh Richard Phillips, sang kapten sendiri. Sebenarnya, novel tersebut berjudul Captain’s Duty: Somali Pirates, Navy SEALS, and Dangerous Days at Sea. Jelas sangat berbeda antara judul novel dan filmnya. Apanya yang menarik dari perbedaan judul ini? Jelas saja, penulis sendiri tidak sedang benar-benar menonjolkan dirinya. Namun filmnya berusaha menonjolkan Captain Phillips sebagai tokoh sentralnya. Karena sebenarnya, Captain Phillips memang hanya sekedar kapten yang pernah dibajak. Lho kok bisa seperti itu?

Setelah menyaksikan Captain Phillips, aku penasaran dengan pendapat orang tentang film ini. Maka aku baca-baca artikel yang mengulas filmnya. Kebanyakan artikel membandingkan film ini dengan film serupa (tentang pembajakan). Mereka (para penulis artikel) memang menilai Captain Phillips sebagai film yang bagus secara keseluruhan. Namun mereka kebanyakan membandingkan dengan film-film yang memiliki tokoh sentral sebagai pusat cerita. Lalu apa bedanya dengan Captain Phillips? Bukankah Captain Phillips juga seorang tokoh sentral di film tersebut?

Mari coba kita cermati. Sejak dari judul saja, ada perbedaan antara judul novel dan filmnya. Dilihat dari judulnya, novel “Captain’s Duty: Somali Pirates, Navy SEALS, and Dangerous Days at Sea”  tidak secara total dan terang-terangan mengangkat Captain Phillips sebagai sentral cerita. Ini berbeda dengan judul filmnya yang langsung menuliskan “Captain Phillips”. Inilah yang membuat timbul gap antara cerita di film tersebut dengan judulnya.

Banyak orang berharap akan menemukan seorang tokoh yang berperan penting dalam cerita, berkarakter, mengalami masalah dan berhasil menyelesaikannya. Harapan ini juga yang timbul di benak para pentonton Captain Phillips. Harapan ini wajar saja muncul, karena judul filmnya sudah mengarah kepada Captai Phillips. Artinya, Captain Phillips lah yang menurut penonton yang bisa mewujudkan harapan itu.

Sayangnya, cerita yang diangkat dari novel tersebut tidak mewujudkan harapan penonton. Hal ini sangat wajar terjadi, karena novelnya sendiri sebenarnya lebih bermaksud mengangkat peristiwa, bukan tokohnya. Sementara itu, filmnya telah melakukan blunder dengan menjadikan nama Captain Phillips sebagai judul. Jadi, hal inilah yang mungkin tidak disadari oleh para reviewer atau kritikus film yang telah menuliskan artikelnya.

Harapan penonton terhadap sosok Captain Phillips sebagai figur sentral, bukan tanpa sebab. Coba saja kita tengok banyak film yang sudah pernah kita tonton. Bukankah film-film tersebut lebih banyak mengangkat seorang kotoh sebagai pusat cerita? Lebih mudahnya, kita jadikan film-filmnya Tom Hanks sebagai contohnya, seperti Forrest Gump, Saving Privat Ryan, Cast Away, The Terminal dan seterusnya. Atau film-film yang pernah aku review, seperti Ikigami, The Fan, Amazing Spiderman, Pay It Forward dan Soekarno. Film-film tersebut jelas memiliki tokoh sebagai sentral cerita. Ini berbeda dengan Captain Phillips. Sentral cerita bukan pada sosok kaptennya, tetapi pada peristiwa yang dialami oleh kaptennya. Karena itum penonton yang berharap dapat pelajaran dari seorang tokoh utama, tidak sepenuhnya mendapatkannya.

Berbicara tentang pelajaran dari cerita, mari kita perhatikan komponen dari cerita. Dalam cerita adalah komponen pesan, tokoh, setting, dan alur. Pesan adalah pelajaran yang ingin disampaikan oleh cerita. Sementara tokoh utama adalah figur yang diutus untuk mengantarkan pesan tersebut. Artinya, perubahan pada diri penonton atau pendengar cerita, akan terjadi ketika tokoh utamanya mengalami perubahan. Segala perjuangan yang dilakkan oleh tokoh utama, itu adalah pesan yang juga harus dilakukan oleh penonton atau pendengar ceritanya. Karena sifat umum dari elemen cerita inilah, penonton berharap kepada tokoh utama sebagai pengatar perubahan. Jadi wajar jika penonton berharap Captain Phillips lah yang akan menjadi sentral cerita dan pengantar pesannya.

Sekarang sudah jelas bukan, kenapa kita tidak sedang mengambil pelajaran dari seorang kapten. Karena Captain Phillips hanya sekedar kapten yang pernah dibajak.

Bagaimana pendapatmu terhadap film Captain Phillips?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *