Modal Dasar Pengasuhan
February 10, 2014 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Banyak teori tentang pengasuhan. Berbagai penelitian seputar parenting juga sering dilakukan. Tapi tiap orangtua selalu punya cara untuk mengasuh anaknya. Kenapa mereka selalu bisa? Modal dasar pengasuhan adalah kuncinya.
Anak punya karakteristiknya masing-masing. Karakteristik ini menghendaki ‘sentuhan’ yang berbeda-beda antara anak satu dengan yang lainnya. Berkenaan dengan karakteristik anak yang unik, kadang kita kerepotan dalam melakukan pengasuhan, terutama dalam situasi yang tidak biasa, misalnya anak rewel atau menangis seolah tak mau berhenti. Bahkan orangtua yang paling mengenal anaknya sekalipun, tak jarang juga mengalami kesulitan, kadang malah sampai bikin frustasi.
Untuk berbagai persoalan yang terjadi pada anak, kita juga tak henti-henti berusaha, melakukan konsultasi di sana-sini, membeli buku, browsing artikel dan sebagainya. Namun bagaimana penerapannya di lapangan? Apa yang kita terapkan dari mencari berbagai informasi tersebut?
Berbicara tentang upaya mencari informasi, tentu tak lepas dari membicarakan efektifitanya untuk persoalan kita sehubungan dengan anak. Untuk itu, kita bisa membedakan, paling tidak ada dua tipe pencari informasi berkaitan dengan pengasuhan. Pertama, ada orangtua yang mencari informasi sebagai pengetahuan. Artinya, tanpa ada problem apapun, mereka belajar banyak tentang pengasuhan. Tidak hanya orangtua, calon orangtuapun biasanya melakukan cara yang seperti ini. Kedua, ada yang mencari informasi ketika dihadapkan pada persoalan. Ketika persoalan muncul, mereka konsultasi, membaca artikel dan membeli buku. Jika belum berhasil, mereka kembali mencari. Dari dua cara ini, mana yang lebih efektif?
Keduanya cara yang diterapkan orangtua punya kemungkinan yang sama untuk efektif. Namun, banyak juga orangtua yang membekali dengan berbagai teori, ketika mengalami persoalan aktual, melupakan teori yang telah dipelajarinya. Sebagian yang lain, buru-buru mengambil buku atau membuka laptop untuk mencari informasi yang dicarinya. Artinya, persoalan aktual lebih efektif diselesaikan dengan langsung mencari informasi yang spesifik berkaitan dengan persoalan yang sedang terjadi.
Namun demikian, teori yang sudah dipelajari, meskipun kadang tidak langsung digunakan atau bahkan dilupakan saat persoalan terjadi, tetap dapat mengasah kepekaan dalam pengasuhan. Pengetahuan yang kita miliki, tetap dapat memudahkan orangtua dalam mengambil langkah intuitif untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi. Biasanya pengetahuan yang disimpan pada level prinsip atau metode. Boleh lah ditambah dengan mencari informasi (pada level teknis) saat permasalahan terjadi (baca juga, “3 Komponen Penting dalam Fasilitasi Belajar”). Bagaimana jika terjadi persoalan unik, tidak pernah dialami oleh orangtua, sedangkan mereka tidak punya akses untuk mencari informasi?
Ada sebuah ilustrasi yang aku ambil dari pengalamanku. Suatu pagi Bintang merengek, menangis, rewel luar biasa. Dia minta digendong oleh ibunya, sedangkan ibunya harus memasak untuk makan di rumah dan bekalnya saat bermain di sekolah. Belum lagi mencuci tumpukan peralatan makan yang kotor dan membersihkan dapur. Persoalannya, Bintang hanya mau digendong ibunya, tidak mau aku gendong. Bahkan ketika aku coba menggendongnya, dia melompat dan hasilnya bibirku berdarah kena benturan kepalanya.
Aku coba berpikir. Berbagai cara diterapkan tak berhasil juga. Ehtahlah, aku sudah tidak punya cara lain. Aku gendong Bintang dengan paksa. Dia meronta sejadi-jadinya. Aku jauhkan dari dapur, ke ruang tamu. Dia tetap meronta dengan kuat. Aku perkuat pelukanku sambil membisikkan di telinganya, “Tenang, anak baik!”, “Bintang kan anak pintar, tenang dong!”, dan kata-kata sejenis. Kemarahan Bintang sedikit mereda. Tapi cuma sebentar saja. Kembali ia meronta sambil menjerit-jerit. Tetap ku peluk dengan erat. Karena kata-kata sepertinya hanya punya efek sebentar, aku membisikkan nyanyian di telinganya. Sebenarnya bukan lagu yang punya lirik yang jelas. Aku hanya bersenandung, karena juga tidak tahu mau nyanyi lagu apa. Ternyata Bintang menjadi lebih tenang.
Aku teruskan bersenandung sambil mencari cara untuk mengunci ketenangan Bintang. Aku lihat di pagar ada burung-burung kecil yang sehari sebelumnya dibelikan oleh ibunya. Aku ingat bahwa sebelumnya aku pernah mengatakan kepadanya bahwa burungnya dilepas saja, kasihan. Aku bilang ke dia, “Bintang, burungnya tidak jadi dilepas kok. Kalau tidak percaya, Bintang tunggu di sini. Bapak ambilkan burungnya di sana”. Bintang mengangguk dan mau turun dari gendongan. Aku ambil burungnya di atas pagar tembok. “Burungnya dikasih makan yuk! Kalau tidak dikasih makan, mending kita lepaskan aja”. Bintang mengangguk. Setelah itu, dia merawat burungnya dengan memberinya makan kacang dan beras. Syukurlah, pagi itu bisa diakhiri dengan baik.
Dari ilustrasi tersebut, pada dasarnya aku tidak sedang berbicara tentang teori, tapi kasih sayang. Itu adalah modal dasar dalam pengasuhan. Aku cuma berpikir untuk melemaskan ketegangan yang dialami oleh Bintang. Jika dimarahi, anak dengan tipe seperti Bintang akan kembali marah. Karena reaksi marah sangat mungkin terjadi, mengingat bibirku sobek dua garis dan berdarah karena sundulan kepala Bintang. Aku lebih memilih menenangkan diri dan coba memadukan fisik, hati dan pikiran untuk menangani persoalan Bintang. Bukan berarti anak tidak boleh dimarahi. Marah adalah pilihan kesekian (Baca juga, “Bolehkan Memarahi Anak?”)
Aku memeluk Bintang dengan kuat, lebih kuat darinya. Selanjutnya aku sentuh hatinya dengan membisikkan kata-kata lembut dan melantunkan nyanyian. Setelah lebih tenang, aku bawa pikirannya kepada hal yang menyenangkan dan senang ia senangi, yaitu burung. Aku berikan aktivitas (memberi makan burung) untuk menjaga tetap tenang dan membangun kesenangannya sendiri.
Bolehlah yang membaca tulisan ini menganalisa cerita dan tindakanku dengan mengaitkan dengan berbagai teori Psikologi atau pengasuhan. Bisa jadi dihubungkan dengan teori resonansi pikiran, penggunaan paradoks antara kekuatan dan kelembutan, atau apapun itu. Namun yang jelas, saat itu aku tidak sedang berpikir tentang itu. Aku hanya punya tujuan agar Bintang menjadi lebih baik dengan modal kasih sayang.
Setiap orangtua punya modal dasar untuk mendidik atau mengasuh anaknya. Ya, modal dasar tersebut adalah kasih sayang. Jadi, tidak perlu khawatir dengan penguasaan teori atau ngiri karena akses informasi. Setiap orangtua punya cara yang terbaik untuk mendidik anaknya. Kasih sayang dari hati adalah modal dasar yang utama.
Anda punya pengalaman pengasuhan intuitif dengan modal dasar kasih sayang? Boleh dibagi di sini.
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga