Meningkatkan kualitas observasi sangat penting untuk dilakukan dalam proses asesmen psikologi, terutama kualitas pencatatan observasi deskriptif. Untuk itu, psikolog (atau calon psikolog) wajib tahu gradasi deskripsi perilaku.
Persoalan Pencatatan dalam Meningkatkan Kualitas Observasi
Persoalan yang sering terjadi pada mahasiswa profesi yang melakukan observasi adalah tentang pencatatan. Kegiatan atau tugas asesmen dengan melakukan observasi sudah menjadi makanan sehari-hari mahasiswa calon psikolog ini. Sejatihnya kemampuan observasi ini sangat dibutuhkan untuk semua mahasiswa di semua jenjang dan juga psikolog atau praktisi psikologi. Bukankah banyak orang awam, misalnya keluarga kita, yang mengetahui bahwa kita kuliah di Jurusan Psikologi, kemudian mengatakan, “Wah bisa melihat orang dong. Kalau aku ini orangnya kayak apa?”. Pertanyaan ini mencerminkan betapa kemampuan observasi adalah pondasi yang wajib di perkuat dalam keilmuan atau profesi psikologi.
Dengan pencatatan observasi yang baik, maka kualitas hasil asesmen pun juga akan berkualitas. Pencatatan observasi yang baik membuat data kita menjadi lebih akurat, meminimalisir kesalahan (juga kesalahpahaman), dan menjadi informasi berharga untuk praktisi psikologi yang lain. Pencatatan hasil observasi yang baik akan menjadi sarana komunikasi yang baik pula. Seorang observer akan memberikan data yang akurat dan mudah dimengerti oleh psikolog, konselor, atau terapis, yang akan melanjutkan atau menerima pengalihan kasus. Pada akhirnya, pencatatan yang baik akan membuat hasilnya seuai dengan kondisi orangnya, sehingga klien akan merasa puas dan menggunakan informasi hasil pemeriksaan dengan tindakan (follow up) yang tepat.
Baca juga tulisan yang terkait.
Cara Membuat Simpulan Diagnostik yang Bertanggung Jawab
Bermain Tebak Rasa untuk Belajar Observasi
Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
Tiga Penghambat Kepekaan dalam Menangani Kasus Psikologi
Arti Pencatatan Deskripsi
Kali ini kita akan memfokuskan untuk membahas tentang pencatatan deskripsi dalam observasi. Pencatatan deskripsi adalah pencatatan hasil observasi dalam bentuk deskriptif. Sebenarnya lebih tepat kita sebut sebagai pencatatan naratif. Karena kalau sudah menggunakan kata deskripsi, maka kita sudah akan membahas tentang gradasi deskripsi dalam pencatatan hasil observasi secara naratif (narrative recording).
Istilah deskripsi berarti menuntut penggambaran (describing). Yang namanya gambar, maka logikanya bisa dilihat atau disaksikan. Dengan demikian, ketika seseorang membaca (atau dibacakan) hasil catatan deskriptif, maka ia seolah bisa menyaksikan peristiwa atau perilaku yang terjadi. Gambar itu punya efek visual pada diri kita. Meskipun pencatatan itu berupa teks, maka ketika kita membaca atau dibacakan, maka pada saat itu efek visualisasi akan muncul, sebagaimana kita menyaksikan gambar. Itulah kenapa disebut cactatan deskriptif.
Meningkatkan Kualitas Observasi dengan Gradasi Deskripsi Perilaku
Berkenaan dengan catatan deskriptif, sebenarnya kita sedang membicarakan tentang gradasi pencatatan. Hal ini karena deskriptif (bersifat deskripsi) itu punya lawannya di kutub yang lain, yaitu preskripsi. Bahasa preskripsi lebih berupa bahasa penjelasan. Coba bandingkan dua kalimat ini, “Nak, jangan main pisau karena pisau itu tajam. Bisa melukai Kamu dan rasanya sakit” dengan kalimat “Dulu waktu ayah masih kecil, ayah juga pernah bermain pisau. Sebenarnya kakekmu sudah memperingatkan ayah sebelumnya, karena pisau kakek itu sangat tajam…. dst”. Kalimat pertama menggunakan bahasa penjelasan (preskripsi), sedangkan kalimat kedua menggunakan bahasa penggambaran (deskripsi).
Berikut ini adalah gradasi deskripsi sebagai hasil pencatatan observasi. Pengetahuan tentang gradasi pencatatan ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas observasi.
1. Global/Molar/Broad Description
Pencatatan berupa perilaku secara keseluruhan. Ibaratnya, deskripsi global ini seperti memberi judul dari set atau paket perilaku. Contohnya, “Leony mengerjakan soal tes”. Ini adalah aktivitas keseluruhan yang dilakukan oleh Ani, meskipun dalam mengerjakan tes ada banyak perilak-perilaku detilnya.
2. Semi-global Description
Pencatatan semi-global sudah bersifat lebih detil, tapi masih umum. Ibaratnya seperti kita menyebutkan poin-poin sub-judul dari deskripsi global. Contoh, “Leony membaca soal tes, lalu mengambil alat tulis di mejanya dan mengerjakan soal yang telah diberikan”.
3. Narrow/Molecular/Fine Description
Pencatatan molekular bersifat detil dan spesifik. Ini ibaratnya seperti membuat cerita yang menjadi isi dari sub-judul pencatatan yang lebih atasnya. Contoh, “Leony memegang lembar soal dengan tangan kirinya, mendekatkan kertas itu ke wajahnya, lalu memperhatikan soal sambil mengernyitkan dahi dan menyangga kepalanya (pipinya) dengan kepalan tangan kanan. Leony meletakkan lembar soal di meja, mengambil pensil dengan tangan kanannya, lalu menuliskan jawaban di lembar yang satunya”
Gradasi pencatatan ini memiliki kualitas inferensi (penyimpulan) yang berbeda. Ketika bahasa yang digunakan observer lebih bersifat umum, maka sudah mengandung penyimpulan yang lebih tinggi (disebut high inferential). Namun ketika pencatatan menggunakan bahasa yang semakin deskriptif, maka bahasa simpulan yang digunakan juga semakin rendah (disebut low inferential).
Demikian penjelasan tentang gradasi deskripsi dalam pencatatan observasi. Semoga dengan memahami gradasi ini, kita bisa meningkatkan kualitas observasi yang kita lakukan.